YOU POV
Dua karakter permainan EN-PLAY kini telah berdiri di hadapanku, walau Heeseung dalam posisi memunggungi ku agar melindungiku dari karakter bernama Jay Park, suasana mencekam ini tetap saja membuatku begitu ketakutan. Aku pikirkan cara untuk lepas dari keduanya hingga sebuah ucapan mengalihkan perhatianku begitu saja, "Kau harus membunuh Sunghoon agar dapat kembali melanjutkan permainan EN-PLAY! Kau tak ingin bertemu denganku lagi, Y/n?" pertanyaan itu terlontar dari Jay Park yang berusaha meraih tubuhku, walau sudah berusaha Heeseung hadang menggunakan tubuhnya. Aku tatap lelaki itu penuh ketakutan, "Tidak akan, aku tak akan melanjutkan permainan itu dan aku tidak akan membunuh siapapun!!" ucapku, sengaja meremas lengan baju Heeseung ketika Jay Park begitu nekat menarik lenganku untuk mendekat ke arahnya.
Sebelumnya, aku pikir Heeseung akan berpihak padaku, namun lelaki itu malah membalikkan badan dan menatapku tak percaya. "Kau tak ingin bersamaku lagi, sayang? Jika kau tak melanjutkan permainan itu, kita tak akan bisa bertemu lagi!" bujuk Heeseung tak begitu aku pedulikan. Aku berjalan mundur untuk menjauh dari keduanya yang kini telah berdiri sejajar menatapku penuh arti. Oh tidak! dapat ku rasakan punggungku yang menyentuh tembok ruangan, pertanda keadaanku saat ini semakin terpojok oleh keduanya.
"Lebih baik aku tak bertemu dengan kalian berdua lagi ketimbang harus membunuh seseorang!" aku mengatakan itu begitu lantang sampai tak sengaja terdengar seorang dosen senior yang tak lain adalah dekan di fakultas ini. Dosen wanita itu naik dari lantai bawah diikuti seorang dosen muda yang tak lain adalah bawahannya. Aku telan ludahku dengan susah saat dosen wanita itu bertanya pada kami, "Membunuh siapa pak?" tanya ibu dekan pada pak Heeseung yang berstatus dosen muda di fakultas ini. Jantungku semakin berdegup kencang saat menyadari inilah waktu yang tepat untuk aku bisa kabur dari mereka berdua.
"Maaf, saya permisi dulu bu." aku mengatakan itu sambil berjalan meninggalkan mereka semua. Tak lupa aku tundukkan tubuhku guna memberi hormat pada ketiga dosen dan satu mafia tak jelas bernama Jay Park. Setelah aku berhasil memasuki ruangan temu dalam gedung tersebut, aku langsung berlari kencang menyusuri ruangan yang masih terdapat banyak mahasiswa seangkatanku yang berbincang di ruangan tersebut.
"Yak, Y/n!" teriak seorang lelaki yang tak lain adalah Jay park memenuhi seisi ruangan. Setelah berhasil keluar dari ruangan itu, buru-buru aku menuruni anak tangga dan berhasil keluar dari gedung dekanat fakultas ekonomi dan bisnis. Baru aku ingin menghindari kejaran Jay park, keramaian di parkiran fakultas begitu mengejutkanku karena semua mahasiswa seolah memandang ke arahku dengan berbagai tatapan. Ada yang seolah meremehkan, kesal, jijik dan banyak tatapan lain hingga membuatku penasaran, apa yang sedang mereka saksikan itu. Sadar atas keributan yang Jungkook dan Sunghoon buat sampai menyebut namaku di tengah keramaian, langsung aku tarik tangan Sunghoon untuk mengajaknya berlari meninggalkan lingkungan fakultas kami. Awalnya lelaki itu terlihat bingung, tetapi setelah melihat Jay Park dan Heeseung dari kejauhan, barulah Sunghoon mau berlari bersamaku menghindari ketiganya.
Aku tak memperdulikan apapun lagi, yang aku inginkan saat ini hanyalah lepas dari mereka walau setelah membawa Sunghoon kabur, aku tak tahu harus melakukan apa lagi? Aku hanya tak ingin lelaki itu dibunuh oleh Heeseung, Jay Park, atau bahkan Jungkook karena ia ingin kembali ke dunianya yang asli.
Aku ajak Sunghoon memasuki sebuah taksi yang tengah terparkir di depan sebuah halte, lalu memaksa supir taksi tersebut untuk segera melajukan kendarannya.
Setelah kami berhasil menjauh dari area kampus, aku hembuskan napas lega seiring ku sandarkan tubuhku pada sandaran mobil. Aku pejamkan mata sambil mengatur napas dan detak jantungku yang begitu memburu, hingga aku menyadari tatapan yang Sunghoon berikan untuk dalam diam.
"It's okay!" ucapku seperti mengisyaratkan jawaban untuk hal yang bahkan belum Sunghoon utarakan yaitu, terima kasih. Sunghoon hanya terus menatapku dalam diam, hingga tanpa sadar aku memberikan senyuman kaku untuk lelaki itu. Tiba-tiba, aku merasakan Sunghoon yang menggenggam tanganku erat lalu mengalihkan pandangannya ke arah depan saat supir taksi tersebut bertanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
EN-PLAY
Fanfiction[🔞] Kamu membeli sebuah game offline yang dapat memenuhi segala keinginan dan fantasy para penggunanya. Terdapat tujuh karakter tampan yang siap untuk dimainkan dengan konsekuensi yang tinggi pula. Kamu terjebak dan salah satu cara agar kamu dapat...