mommy?

18.8K 1.7K 147
                                    

Happy Reading


Ruangan rawat hachi di penuhi oleh rengekan si kecil, sedari tadi hachi merengek minta pulang pada johan dan thania yang baru saja datang, ia sangat tak betah berada di ruangan serba putih dengan bau obat-obatan.

"Pulang, hachi mau pulang"

"Iya sayang, tunggu sebentar ya, tanya dokternya dulu ya? " Thania berucap sembari mengelus surai hachi dengan lembut

"Jaemian, mommy boleh minta tolong, pagilin om Daniel? " Jaemian mengangguk, ia segera pergi dari ruangan untuk memanggil dokter daniel.

"Sambil nunggu om dokternya dateng, Hachi mau mam cookies dulu? Mommy buat sendiri loh" Thania menawarkan, yang di balas anggukan semangat oleh hachi,

thania tersenyum, ia meraih taperwer yang berisikan cookies coklat kesukaan hachi, ini pertama kalinya ia memasak untuk hachi, ia benar-benar membuatnya sendiri tanpa bantuan maid.

Thania menyodorkan cookies nya yang di Terima baik oleh hachi, hachi melahap nya dan merasakan sensasi manisnya coklat, matanya membulat lucu, cookies yang ia makan sekarang bahkan lebih enak dua kali lipat yang biasa ia makan, mungkin karena thania membuatnya dengan kasih sayang.

Saat suapan terakhir sudah habis di telannya, ia mengadahkan tangan mungilnya ke hadapan thania beniat meminta lagi, thania terkekeh gemas, ia mencubit gemas pipi hachi.

"Gemasnya, anak siapa sih?"

Hachi terdiam, wajahnya terlihat murung "hachi tidak tau hachi anak siapa, kata orang-orang hachi anak haram" Lirihnya

Hening.

Mereka semua mengalihkan pandangannya pada hachi, hachi yang merasa di tatap merasa tidak nyaman.
Apa ia salah bicara? Begitu isi pikirannya.

Daniel dan jaemian yang baru saja datang, merasa atmosfir di ruangan ini berubah, jaemian menghampiri jovan ia bertanya apa yang terjadi namun jovan hanya diam tak menjawab, membuat jaemian geram karena di abaikan.

Sedangkan thania, ia menatap sandu hachi yang duduk di pinggiran branker dengan tubuh menghadap padanya sedangkan ia duduk di hadapan hachi.

Bukan itu jawaban yang thania mau, apa hachi masih belum mau menerimanya sebagai ibunya?.

Mata thania tampak berkaca kaca dan hachi menyadari itu membuatnya merasa bersalah pada thania.

"Tante baik jangan nangis, hachi sedih kalau tante baik sedih" Hachi mengucapkan nya dengan mata berkaca-kaca, mungkin satu kedipan lagi air matanya akan jatuh.

Tante? Hachi masih memanggilnya dengan sebutan tante? Dia tidak mau memanggilnya mommy?

Itu isi kepala thania saat ini, thania memejamkan matanya membuat air mata yang sudah ia tahan mengalir begitu saja dari pelupuk matanya.

"Tidak bisakan kau memanggilku mommy?" Ucapnya, menatap hachi yang kini menunduk tak mau menatap matanya.

"Hachi, mommy memang bukan ibu kandungmu, kita memang tidak memiliki darah yang sama, hachi memang tidak terlahir dari rahim mommy,

tapi bisakan mommy menjadi ibu sambung untukmu?, mommy sangat tulus menyanyi mu nak, kamu ingat saat kamu berjualan koran di lampu merah, mommy dan daddy membeli semua koranmu, saat itu pertemuan pertama kita mommy benar-benar ingin merawat dan membesarkanmu layaknya seorang ibu pada anaknya-"

Thania menjeda ucapannya, ia menarik nafasnya panjang-panjang.

"Mommy tidak akan memaksa hachi untuk memanggil mommy dengan sebutan seorang anak pada ibunya, hachi butuh waktu untuk terbiasa, mommy tau ini terlalu tiba tiba, perlahan kamu akan terbiasa"

HachikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang