kehangatan

17.3K 1.8K 128
                                    

Happy Reading

"Sedang apa kau di kamarku! "

Hachi tersentak kaget, ia menoleh ke belakang, dapat hachi lihat jefran tengah menatapnya tajam dengan tangan menyilang dada.

Hachi menunduk takut , ia mentautkan jarinya.

"Apa kau bisu?! " Bentak jefran, hachi semakin bergetar ketakutan

"H-hachi di suruh d-daddy manggil abang untuk makan siang, h-hachi sudah ketuk pintu t-tadi tapi abang gak j-jawab" Jelasnya dengan terbata.

"Keluar dari kamarku, bilang pada mereka aku akan datang" Tanpa babibu lagi hachi segera mengangguk, dan pamit pergi dari hadapan jefran.

Hachi berjalan cepat, ia menelusuri lorong panjang mansion, ntah karena masih takut atau bagaimana, hachi lupa jalan menuju lift.

"Aduh ini lewat kanan apa kiri ya?" Gumamnya pada diri sendiri

"Hwaa hachi kesasar, kenapa gak ada orang di sini" Rasanya hachi ingin menangis, matanya sudah berkaca-kaca, dia beneran lupa jalan.

Salahkan johan yang membuat rumah segede lapangan bola!

Hachi berjongkok, sembari meratapi nasip nya, ia menunggu siapa saja yang nanti akan melewati lorong ini.

1 menit

2 menit

3 menit

Masih saja tak ada yang lewat, hachi ingin pakai feeling nya tapi takut semakin kesasar.

Mata hachi semakin berkaca-kaca, ia lelah dan lapar.

Ntah mengapa, hachi semakin hari semakin cengeng, ia bingung ada apa dengannya?

"Sedang apa kau?" Hachi tersentak, ia menoleh ke belakang.

Sepertinya hari ini bukan hari baik hachi, bagaimana tidak, baru saja beberapa menit yang lalu hachi di bentak oleh orang di belakangnya dan sekarang mereka malah bertemu kembali.

Tidak ada pilihan lain hachi harus keluar dari lorong ini, ia harus meminta pertolongan jefran.

"Hachi kesasar, tolongin hachi"

Hachi melengkungkan bibirnya, matanya sudah siap meluncurkan setetes liquid bening.

"Lucu"

Jefran menatap hachi datar, jefran berdecak "menyusahkan, ikut saya"

Lain hati lain pula ucapan.

Mungkin kata itu tepat untuk jefran.

Hachi mengekori jefran, mengikutinya seperti anak itik.

"Jalanlah di sampingku, kau bukan bodyguardku" Ucapnya tanpa menghentikan langkahnya atau melihat ke arah hachi.

Hachi yang mendengarnya segera menyamakan langkah mereka, walau sedikit sulit bagi hachi.

Bukan karena hachi kependekan tapi karena jefran yang ketinggian.

Beralih ke meja makan, mereka semua sedang mengerubungi johan lebih tepatnya pada ipad johan yang tengah menampilkan rekaman CCTV di mana terlihat hachi dan jefran tengah berjalan menuju lift.

Apa kalian fikir johan akan membiarkan hachi bertemu dengan singa tanpa pengawasannya?

Tentu tidak! Ini semua rencana johan untuk mendekatkan si bungsu dengan si sulung, johan melarang semua untuk pergi ke lantai tiga.

Johan pula yang melarah jaemian untuk menghampiri hachi yang tersesat, dan berakhir mereka membiarkan hachi sendirian di lorong.

Thania sejujurnya tidak tega dengan anak bungsunya, namun bagaimana lagi, ia ingin melihat jefran dekat juga dengan hachi.

HachikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang