Marah

16.3K 1.5K 18
                                    

Happy Reading

Hachi terlihat berguling-guling ke kanan dan ke kiri di atas kasurnya, hingga bantal yang awalnya tertata rapi kini berceceran di lantai.

Hachi awalnya ingin menunggu Malvin untuk datang dan menepati janjinya, namun sampai sekarang Malvin belum juga datang begitupun dengan Daddy dan saudaranya yang lain.

Thania meninggalkan hachi sendirian di kamarnya sebab Thania harus membuatkan makan malam untuk keluarga kecilnya, walau mereka memiliki maid yang lebih dari cukup Thania Tak mau melepaskan kewajibannya sebagai seorang istri sekaligus ibu,  lagi pula untuk memasak ia tak percaya pada siapapun menurutnya makanan yang orang lain buat belum tentu kebersihannya.

Kembali lagi pada Hachi, Hachi terus saja berguling-guling hingga tak menyadari jika ia sudah berada di ujung kasur.

Brak..

Hachi terjatuh, bokongnya mencium lantai marmer yang keras sampai menimbulkan suara.

"Aw.. Sakit" Hachi mengelus bokongnya sendiri guna meredakan rasa sakitnya.

Anyway, infus yang Daniel pasangkan tadi sudah di lepas saat Hachi tertidur membuatnya lebih leluasa untuk bergerak.

"Hwaa... Bosan" Triaknya frustasi, untung tak ada siapapun di luar hingga tak ada yang mendengar teriakannya.

Sebuah ide muncul di kepalanya "Hachi mau main sama Chiko aja" Gumamnya

sebelum ia beranjak pergi dari kamarnya, ia sempatkan untuk membereskan kekacauan yang ia perbuat. Kata Thania ia harus bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat, Thania dan neneknya sangat mirip ketika menasehati nya.

Hachi berjalan keluar  kamar dengan riang, dan melupakan pesan Thania yang menyuruhnya tetap di kamar.

Awalnya Hachi ingin menggunakan lift namun niatnya ia undur karena mendadak ingin turun tangga saja hitung-hitung olahraga, Hachi berlari menuruni tangga dari lantai Tiga ke lantai satu, beberapa maid yang melihatnya menahan nafas mereka, beberapa ada yang sudah bersiap jika Hachi terjatuh nanti.

"Tuan muda Jangan berlari di tangga" Peringat salah satu maid di sana, Hachi menatap maid itu sembari cengengesa.

Hachi kembali melanjutkan langkahnya menuju kandang Chiko bukan kandang sih lebih tepatnya kamar khusus untuk Chiko, anak anjing kesayangannya. Thania yang memberi ide agar Hachi bisa bermain di kamar Chiko.

Di kamar itu terdapat kasur kecil untuk Chiko tidur, ada rak khusus penyimpan makanan untuk Chiko dan juga ada beberapa permainan khusus untuk anak anjing.

Tempatnya tak terlalu luas, karena kamar ini hanya di tempati oleh chiko saja.

"Guk.. Guk.. "

"Satt... Jangan berisik, nanti mommy dengar" Hachi memberi gestur seperti menyuruh Chiko untuk diam.

Chiko menurut, ia duduk dengan kepala yang dimiringkan dan lidah yang di julurkan, Hachi terkekeh lucu melihatnya.

Hachi berjongkok dan mengelus lembut kepala Chiko, Chiko membalasnya dengan menduselkan kepalanya pada telapak tangan Hachi.

"Ayo main di luar" Ajaknya.

Hachi menggendong Chiko dan mengajaknya ke halaman belakang mansion ia juga membawa beberapa mainan yang mungkin akan ia mainkan dengan Chiko nanti.

"Tuan muda?"

Seseorang memanggilnya membuat langkah Hachi berhenti, Hachi menoleh pada sumber suara

"Om Gion?"

Orang yang Hachi panggil Gion segera mendekat pada Hachi.

HachikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang