2

1.1K 89 5
                                    




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sakura menaburkan bir pada gelas yang berjejer di meja, membungkuk lalu melenggangkan kaki keluar ruangan.

Di lorong sepanjang 10 meter itu ia menunduk karena terlalu banyaknya adegan dewasa yang berlalu. Sakura berusaha untuk tidak melihat sepasang insan yang sedang bercinta, ia berjalan menuju bar utama, lalu ia terhenti dan mengerjap pelan, gambar yang baru saja ia lihat tidaklah asing. Teka teki mimpinya kembali merayap.

Ia mengernyit, lalu maniknya bertemu dengan Ino yang tengah memperhatikannya dari arah samping dan menoleh,

"Ada pelanggan baru" Sakura memperjelas

"Oh berarti bener rumornya? Gimana, ganteng gak? Mata Ino membulat, melanjutkan,

"Gue denger rumor ini dari tenten, jadi itu bener kan?"

Sakura mengangguk sembari meraih bir mugs di depannya,
"Ya, tapi gue gak liat mukanya"

Dengan cepat Ino menyenggol tubuh Sakura dan melenggang dengan mulut komat kamitnya

Desas desus selalu mudah tersebar, entah perihal pekerja ataupun pelanggan baru yang menurut kabar burung sangatlah rupawan. Namun bagi Sakura tidak terlalu perdulikan itu karena baginya bagaimanapun pelanggan disini adalah tukang mesum atau pengkonsusmi nikotin.






Sakura bergegas turun tangga dan pergi ke luar, rasa takut mengalir melalui darahnya. Keadaan sekitar berubah menjadi benar-benar gelap. Jam 03 pagi. Kegelapan menyelimuti kota dan lampu jalan bersinar, menciptakan suasana menyeramkan di jalan. Ditambah angin hilir mudik yang dingin sesekali menyentuh kulit Sakura yang putih.

"Gak akan ada kendaraan jam segini, ayo saya antar"! Ucap seorang pria yang baru saja keluar dari parkir dengan sedan hitam dibawanya, Sakura terperanjat dan dengan cepat menggeleng atas ajakan Sasori, boss dari bar tempat ia bekerja.

"Terima kasih Pak, saya... pulang dengan Ino".

Sasori celingukan kearah parkir tengah mencari sosok yang Sakura maksud. Ia menyunggingkan senyum.

"Saya serius, Ino sedang mengambil motor" Emerald nya membesar.

Bohong.

Sakura berbohong.

Ia merasa lega setelah sedan putih itu pergi meninggalkannya.

Sial, kenapa harus ada Sasori dalam keadaan seperti ini, Batin Sakura.

Sakura segera berlari, napasnya menjadi pendek, bulu kuduknya berdiri, seakan ada seseorang yang memperhatikannya. Ia terhenti melihat pantulan dirinya di cermin cembung di tikungan jalan, rambutnya berantakan dan wajahnya memucat.

Biasanya akan ada Shizune yang memeluknya jika seperti ini namun 3 tahun terakhir menjadi pembiasaan baginya untuk hanya tegar dan mengutuk mimpinya.

Hati Sakura bergejolak.




BLOODED [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang