7

559 53 0
                                    


Nampak seorang pria berjaket kulit tengah bersandar depan pintu apartment Sakura. Dilihatnya tak asing namun ada beberapa hal yang membuat orang itu berbeda. Namun tetap dengan senyum manis ia tunjukkan.

Sasori

Sakura menghampirinya walaupun dengan banyak pertanyaan di benaknya. Bagaimana ia tahu apartment ini? Apakah Ino memberitahunya?

Sakura memasukkan lagi telpon selulernya, mengurungkan niatnya untuk menelpon Sasuke.

"Pak....darimana tahu apartment saya?"

"Apakah itu penting sekarang?" Jawab Sasori tersenyum

Sakura tersenyum canggung yang sedikit kikuk meraih gagang pintu, mempersilahkan Sasori masuk. Walaupun lama bekerja dengan Sasori, ia tak berpikir boss nya ini akan mengunjungi apartmentnya. Ya, Sasori merupakan sosok boss yang baik dan sangat perhatian pada pegawainya namun, bukankah ini sedikit berlebihan?

Sasori duduk di sofa tamu, sementara Sakura tengah berjalan menuju lemari es dan mengambil sebotol air.

Sasori sedikit mendongkakan kepalanya melihat ke luar jendela, Sakura mengikuti namun ia tak melihat siapapun. Situasi semakin canggung.

"Saya hanya ingin menjengukmu. Bagaimana bahumu?"

"Ah, sudah baikan"

"Sakura ... "

Entah mengapa bulu kuduk Sakura berdiri. Tidak seperti biasanya. Pastikan pintumu terkunci. Sakura mengingat peringatan Sasuke. Haruskah ia kunci pintu atau bagaimana? Di ruangan ini sama sekali tidak ada suara, tidak ada hembusan angin atau suara serangga. Seolah-olah waktu berhenti.










...








"Mereka menyukaimu, jika kau bergabung dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mereka menyukaimu, jika kau bergabung dengannya. Bisnis ini akan berkembang pesat, mereka merelakan itu, Sasuke"

Sasuke yang merasa kepanasan dengan tamparan di pipinya, mencoba mencerna setiap kata dari Tuan Madara, beharap tak terjebak dari rencana sialan itu.

"Lu pikir gue bodoh? Gue gak sudi".

Tuan Madara mendekat, membisikan sesuatu, "Kau hanya perlu menggodanya seperti yang biasa kau lakukan ".

Permainan ini memang selera Sasuke, namun tidak untuk saat-saat ini. Entah mengapa ia enggan.

"Jangan bilang kau ragu karena wanita rambut pink itu" Sasuke membelalak, terkejut bahwa Tuan Madara menyebut nama Sakura.

"Masalah ini gak ada hubungan dengannya!" Sasuke sedikit teriak

"Namun kau sangat peduli".

Sasuke bergeming, ingin membenarkan ucapan itu namun tak ada alasan. Ia sudah muak dengan situasi ini.

BLOODED [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang