9

420 41 1
                                    





Sakura sedang memasukan beberapa botol di lemari begitupun dengan Ino yang membantunya. Lalu ia menaruh sekotak lilin aroma terapi dan seketika berbalik ia terkejut melihat Sasuke yang berjalan ke arahnya.

"Kenapa lo gak angkat telpon gue?"

Ucapnya tanpa basa-basi. Ia melihat sekilas ke lorong sempit dimana ruangan Sasori berada. Jika bukan untuk bertemu Sakura, ia enggan untuk menginjakan kaki ke bar ini lagi.

"Kurasa ini bukan tempat yang tepat untukmu, Uchiha Sasuke" Ucap Sasori yang tanpa sadar tengah berdiri dibelakangnya.

Sasuke berbalik menyeringai, seakan ada dendam dalam dirinya. Sementara Sasori yang dengan santai mendudukan bokongnya di kursi sampingnya. "Sakura, segelas wine untukku"

Sakura mengangguk namun pikirannya masih mencerna situasi. Kemarin Sasuke dan Sasori bertengkar, namun keduanya tak menjelaskan kejadian sebenarnya.

Sasori mengangkat gelas berisi wine kehadapan Sasuke, namun tak ia gubris. "Jadi, kalian sudah kenal?"

"Ya. Dia Haruno Sakura"

Lalu Sasori bertanya pada Sakura melalui matanya. Sakura gelagapan namun akhirnya hanya mengangguk.

"Sakura, apa kau yakin kenal dengan pria ini? Maksudku, kau sungguh mengenalnya? Latar belakang pria ini?"

Sasuke mendecih, "Sakura, apa kau tahu orang ini psikopat?"

Sasori mencium pipi Sasuke dengan kepalan tangan, berkali-kali.

Setiap mata memandang mereka, ruangan yang sebelumnya bising kini senyap bahkan pergerakan langkah kakipun tertangkap sang indera.

"Goblok! Lihatkan boss kalian ini dia bisa berkelahi jika rahasianya sudah terbongkar !!!" Sasuke mendecih darah yang ada di mulutnya

Satu pukulan mendarat tepat dibibir Sasuke, lagi. Beberapa orang berusaha melerai mereka. Sasuke mendecih mengeluarkan sisa darah lalu menerobos dari kerumunan.

Kini mungkin Sasuke menjadi sumber amarah Sasori, ia tak bisa mengendalikan amarahnya. Begitupun sebaliknya bagi Sasuke. Ia merasa seperti tercekik dan ingin melemparnya ke jurang.

Meski Sasuke tak melawannya, ia kini tengah mencari kelemahan Sasori. Dan akan ia balaskan berlipat - lipat.

Sasori merapikan kembali kemejanya walau matanya masih menangkap langkah kepergian Sasuke dari jauh.

Sakura merasa bersalah atas kekacauan ini, ia merasa hubungan antara Sasuke dan Sasori semakin buruk walau ia tidak tahu akar permasalahannya.

Ponsel Sakura berdering membuyarkan lamunannya,

📥
Sasuke
"Kita bertemu di apartmentmu"

Sakura memilih menutup pesan dan tak menjawab, lagi. Ia masih memegang handphone beberapa saat setelah Sasuke menutup telepon. Ia mengingat kembali percakapan pendek mereka. Ya, setelah berulang kali Sakura mengabaikan telponnya, kini ia menelpon hanya untuk melarangnya datang ke apartment karena ia takan pulang.


Walaupun begitu Sakura tidak tinggal diam, ia berlari ke gudang dan mencari obat p3k. Setidaknya ia harus memberikan obat dan membersihkan lukanya pada Sasuke. Ia harap Sasuke masih berada disini.

BLOODED [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang