"Kivandra?" badan Lucas gemetar, "Apa yang terjadi? Darah--"
"Ada high orc yang mengejar!" Kivandra segera melapor tentang kejadiannya, "Kami hampir mati!"
Lucas menoleh ke depan dan melihat sebuah monster raksasa, high orc. Kepala desa bersembunyi ke tempat aman melalui arahan dari Usha, pangeran Usha sendiri sudah mengeluarkan pedangnya. Pasukan dari Istana memasang formasi yang siap untuk bertempur. Mereka maju melawan high orc itu.
Suara pertempuran hebat segera terdengar di sana-sini, Usha memimpin ksatria untuk menebas kulit high orc.
"Sial, kulit ini sekeras baja." ucap Usha hingga membuatnya bernada kesal.
Pasukan Istana terus berusaha melukai high orc walau belum ada hasilnya sama sekali. Menghunus pedang ke kulit hanya membuat pedang tersebut retak.
Di sisi lain, Lucas memeluk tubuh Kivandra yang penuh darah. Lelaki itu menuntunnya ke jarak yang sedikit jauh, menyuruh duduk dan istirahat.
Lucas melepas jubahnya dan memakaikan di tubuh Kivandra, "Tahu kah bagaimana perasaanku saat kau datang penuh darah?" tanya ia sembari menatap tangan yang masih gemetar.
Kivandra yang masih cemas itu sempat tertegun.
Bagaimana bisa Lucas begitu khawatir padanya? Ini sensani yang aneh. Rasanya seperti senang karena ada seseorang yang mengkhawatirkannya.
"High orc itu tidak akan mudah dikalahkan," Lucas mengusap noda darah di pipi Kivandra, "Aku harus membantu pasukan Istana."
"T-tapi kau tidak membawa pedang?"
"Karena monster sialan itu sudah membuatmu sangat berantakan, aku harus mengeluarkan sihirku."
Membuat Kivandra sangat berantakan?
Kivandra menatap dirinya sendiri. Dan, "Oh ...." gaunnya penuh darah dan debu. Lutut yang terluka, lalu seluruh tubuh gemetar ketakutan.
"Benar, aku tadi hampir mati."
Lucas berdiri, "Aku akan membalas rasa takutmu pada monster jelek itu." ujarnya dan langsung terjun ke area pertempuran.
Usha tampak terkejut karena kedatangan Lucas yang tanpa membawa senjata apa pun. Saat lelaki itu hendak marah, tiba -tiba sebuah api besar keluar dari tangan Lucas.
"Hah?"
Usha dan para pasukan Istana terdiam kaku.
Api dari Lucas itu melahap high orc dengan cepat. Lucas mengangkat lagi tangannya dan membuat sebuah api yang lain, membakar kulit monster kuat di mana para pasukan Istana pun tak bisa mengalahkan.
Bruk!
"H-high orc ... mati?"
"S-semudah ini? Sungguh?"
High orc yang gosong itu terjatuh ke tanah begitu saja tanpa nyawa. Usha tak lagi fokus pada monsternya, ia memandang Lucas dengan tidak percaya.
"Duke, anda penyihir?"
Sebuah pertanyaan yang tak pernah dikira Usha akan keluar dari mulutnya. Penyihir adalah makhluk super langka, sudah dianggap punah di dunia ini. Kekuatan penyihir itu begitu hebat sehingga pernah menguasai manusia di ratusan abad yang lalu.
Bahkan, satu orang penyihir saja bisa menghancurkan negara kalau mau. Dan duke di depan Usha adalah ... penyihir? Sungguh?
"Benar," Lucas tak lagi ragu-ragu, "Saya penyihir."
"Astaga, bagaimana bisa? Maksudku, ini tidak masuk akal."
Lucas memandang Kivandra yang terduduk lemas di jauh sana, "Sepertinya kita harus mengurus Kivandra dulu."
Usha tersentak, "Benar."
Mereka mendekati Kivandra yang sungguh berantakan. Lucas segera mengecek luka Kivandra lebih dalam, meluapkan kekhawatirannya.
Usha ... hanya bisa diam dalam jarak tertentu. Apakah ia khawatir? Tentu saja sangat khawatir. Tapi Usha bingung apa yang harus dikatakannya.
Perasaan bersalah itu masih ada bertumpuk.
"E-ehem," Usha menggaruk telinganya, "High orc itu suka mencium aroma yang membuatnya tenang, entah itu bau bunga langka atau seperti sihir. Bisa jadi kedatangannya karena itu."
"Oh, itu pasti dari sihir penyembuhanmu, Kivandra." ucap Lucas yakin, "Dan wabah menganggu itu ternyata berasal dari high orc."
"S-sihir penyembuhan?" Usha bertanya kaget, rasanya bola mata lelaki itu hampir jatuh karena terlalu banyak melotot.
Lucas menatap Usha yang masih terkejut, "Bukankah kita harus mengecek high orc dulu, pangeran? Wabah desa ini berasal dari uap kristal di bagian dadanya, harus segera ditangani."
"Ya, uh, i-itu benar. Ayo kita fokus terhadap penyelesaian wabahnya." Usha dalam hati menguatkan pikirannya, berusaha fokus.
Lucas mengangguk dan bersiap untuk mendatangi mayat high orc. Saat ia beranjak, Kivandra menarik ujung bajunya.
"Hati-hati, jangan terluka."
"Tidak akan terluka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Surrogate
FantasyPutus asa sporadis merapah, saat itu kereta berkilau datang menghampiri toko bunga Kivandra. Sang Pangeran mengajak Kivandra, yang tampak lelah, untuk menjadi keluarga kekaisaran. Kivandra seorang gadis miskin yang menjual bunga di pinggir jalanan...