HMT CHAPTER 1 - FIRST TIME

2.8K 313 73
                                    

Seperti biasa sayang, jangan lupa untuk VOTE dan berikan komentar unik kalian.

Um... Aku akan menuntaskan story ini lebih dulu, semoga semangat dari kalian bisa membantuku menyelesaikannya dengan konsisten.

Terima kasih ❤️

.
.
.


"Axel, jangan berlari sayang." Ucap seorang pria tampan bermata sayu, usai menurunkan bocah lelaki berumur 3 tahun itu dari dalam mobilnya.

Klek !
Pintu mobil tertutup dengan sempurna, pria muda pemilik nama Miu itu-- bergegas mempercepat langkahnya, meraih tangan mungil balita laki-laki tersebut.

"Sayang, jangan berlari di tempat seperti ini, berbahaya." Lembutnya, Miu berjongkok sebentar, menatap anak itu.

"Toli daddy." Jawabnya dengan suara cadel yang khas, seraya menunjukan deretan gigi mungilnya.

"Ingat apa yang sering Daddy katakan pada Axel jika kita sedang di luar?"

"Atel nda boleh lali-lali tembalangan, Atel nda boleh lepas tangan Daddy, Atel nda boleh nakal."

"Good boy." Miu mengusap pucuk kepala anak manis di hadapannya-- yang lalu kembali berdiri, seraya mengangkat tubuh mungil itu ke dalam gendongannya.

Miu pun bergegas, membawa si kecil masuk ke dalam bangunan mall tersebut.

.
.
.



"Daddy... Daddy..." Tangan kecilnya menepuk pipi Miu beberapa kali. "Atel mau es kim boyeh?"

Miu mengerutkan bibirnya sejenak, seakan berpikir. "Ice cream?"

Si kecil mengangguk, "Atel mau es kim yang baaaaanya' tekali." Merebahkan kedua tangan, gestur khas anak-anak membuat lingkaran besar di udara.

Miu terkekeh gemas, mengecup pipi Axel singkat. "Hm, rupanya jagoan daddy ingin ice cream."

"Boyeh nda?"

"Boleh donk sayang, tapi-" Miu menjeda, menghentikan langkahnya sejenak. "Hug nya mana?"

"Okols Daddy." Axel tersenyum, tangan mungilnya ia lingkarkan pada leher milik Miu.

Ahh, Okols yang Axel maksud adalah Of course.

Muachhh!!!

"Woah." Miu memasang ekspresi terkejut dengan senyuman, lalu membalas ciuman Alex di pipi.

"Hhihi, tadem dad, ini tadem." Telunjuk mungil Axel mengarah pada area dagu sang Daddy.

Ah ya!
Miu ingat sekarang, ia lupa mencukur area rambut di sekitar dagu dan rahangnya. Itu semua karena Axel yang terus merengek, karena ingin segera pergi bersama tadi pagi.

"Oh, maaf sayang-- tajam ya?" Miu terkekeh, yang lalu kembali melanjutkan langkahnya.

.
.
.

Di sisi lain bangunan megah mall tersebut, beberapa pria dengan setelan serba hitam-- bergerombol masuk ke dalam bangunan.

Jangan tanya lagi-- seperdetik itu, beberapa pengunjung yang melihat bergegas menjauh.

Ya, tanpa harus mereka bertanya, beberapa dari mereka sudah tau pasti jika gerombolan tersebut berasal dari salah satu gangster yang cukup terkenal di kota mereka.

Gangster dengan ciri yang tak asing, lambang pada tato yang terlihat dari beberapa anggota tersebut.

Sebuah tembakan mulai menggema di udara, membuat para pengunjung itu menjerit panik dan berhamburan detik itu juga.

HOLD ME TIGHT || MiuKanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang