Kana berdecak kesal, tersentak saat suara di belakang sana memecah lamunannya. Menoleh ke arah tersebut, yang membuatnya kini mengangkat satu tangan-- bersiap memukul.
"Hei kawan, tenanglah." Ucap pria muda yang kini menghindar dari pukulan, seraya terkekeh.
"Sekali lagi kau berani mengejutkanku, maka-"
"Hei! Hei!" Pemuda tampan itu menenangkan sang ketua.
"Archen... Archen... Rupanya kau tidak ada jera nya menggoda ketua manis kita. Apa kau ingin seperti para tikus beberapa hari yang lalu?" Sarkas gadis cantik bernama Jane, bersama senyuman.
Pria bernama Archen itu hanya memamerkan deretan gigi rapihnya, saat tepukan gadis itu mengenai pundaknya.
"Kana, apa kau baik-baik saja?" Bright mendekat, mendudukan tubuhnya di atas meja-- tepat di mana ada beberapa perangkat komputer milik si manis.
Menghela nafas kasar, Kana menyandarkan punggungnya, menatap pada layar monitor di depannya.
Namun, Bright kini menyipitkan kedua mata, mendapati Kana yang dengan segera menutup tampilan laman yang ada beberapa detik lalu.
"Kana?" Bright menatap penuh selidik.
"Jangan ikut campur." Singkatnya, menatap pria itu datar. Beranjak untuk berlalu kemudian.
Di mana hal tersebut membuat Bright dan lainnya saling menatap.
"Ada apa dengannya?" Jane setengah berbisik, mendapatkan Bright mengangkat kedua pundak atas pertanyaannya barusan.
"Aku pikir-- dia hanya kesal, karena beberapa hari yang lalu nyaris gagal menghabisi baj'ngan itu di mall." Sahut Archen dengan senyum jahilnya.
"Nyaris? Hm... Tapi melihat ekspresinya, aku rasa lebih dari itu." Sahut Jane, memasang ekspresi berpikir. "Hm... Menurut kalian, apa lagi yang membuat ketua kita yang satu itu terlihat kesal?"
"Mungkin, karena pria dengan balita di mall waktu itu."
Bright, Archen dan Jane menoleh ke arah Leon.
"Pria? Balita?"
Leon mengangguk tenang, seraya fokus merakit pistol di tangannya. "Pria dan balita yang hampir mati karena misi kita kemarin."
Bright dan lainnya cukup terkejut, sejak kapan Kana peduli dengan orang asing di sekitar ketika sedang menjalani misi?
Mengingat betapa gila dan kejamnya dia jika sudah dalam mode seperti itu.Ini adalah kali pertama mereka mengetahuinya, jika sang ketua justru menyelamatkan orang lain di tengah situasi kacau yang ia ciptakan.
Meski sebenarnya masuk akal jika itu tentang seorang balita, tapi tidak dengan pria dewasa yang Leon katakan barusan.
Ya, meski Kana terkesan kejam, tapi jika itu tentang anak-anak-- dia akan berusaha melindungi mereka, meski dirinya sendiri tidak terlalu tertarik dengan anak-anak.
Kana hanya berpikir, jika bocah seperti mereka tak pantas mendapat perlakuan keji-- mereka hanyalah anak-anak polos yang belum memiliki banyak dosa.
Ingat, pengecualian hanya untuk anak-anak, bukan pada orang dewasa.
.
.
.Kana melempar tubuhnya ke atas ranjang, memejamkan kedua mata singkat-- yang lalu membukanya untuk menatap langit-langit di kamarnya.
"Ada apa denganku?" Batinnya, seraya menghela nafas panjang.
"Mengapa wajahnya selalu ada di dalam kepalaku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ME TIGHT || MiuKana
FanfictionStart : 20 Januari 2023 Status : Ongoing Chapter : 13 Chapter