DISCLAIMER :
This story is purely a fictional story where the author only borrows the faces of related people to support the story. This story was made by myself and inspired by any songs that I heard; the images or illustrations used are taken from Pinterest or Instagram. Please do not share, remarket, tag, or post illegally on other social media platforms without my consent. Enjoy the story and give me your opinion kindly in the comments or DMs, Thank you!
@2023, kiddowanttoeat.
================================================================================
(4 Juni 2003, @ Rumah Bian)
Di sore hari yang indah, Bian bersama Jonathan bermain bola kesayangan di taman belakang rumahnya. Mereka sangat menikmati hari itu, bersama kedua orang tuanya yang sedang menyiapkan barbeque untuk makan malam nanti. Ya, mereka sedang mengadakan perayaan kecil-kecilan untuk merayakan kenaikan pangkat pekerjaan ayahnya, juga hadirnya sang buah hati dan adik kesayangan yang sedang ada di perut sang ibu yang baru berusia 3 bulan.
"Bian sayang, bolanya jangan sampai terkena tanaman Mama ya. Kak Jo, mainnya hati-hati ya, bantu Mama jaga Bian. Okay?" Seru wanita dewasa yang cantik itu yang tak lain adalah Mamanya.
"baik Ma!" ucap Jonathan dan Bian sambil terus berlari kesana kemari dengan bola yang terus mereka oper, sesekali tawaan dan candaan riang terlontar dari mulut mereka berdua.
"Ma, ada yang perlu Papa bantu lagi? Mama jangan terlalu lelah ya, biar Mbak Ena yang ambil alih." Ucap Papa Jonathan dan Bian sambil mengusap pundak istrinya.
"No, Pa. It's okay, Mama mau bantu Mbak Ena buat siapin semuanya, Mama ga lelah kok, kalaupun Mama lelah pasti Mama akan bilang ya.." Senyuman simpul terpasang di wajah sang Mama, meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.
"dan juga, lebih baik kamu temani anak-anak bermain saja sana. Ketika makan malam sudah siap, ingatkan anak-anak untuk segera ke sini dan cuci tangan kalian." Ucap Mamanya dengan sangat lembut.
...
"TOLONGG TOLONGG!! Non, tetap atur napasnya Non. ADA YANG BUTUHH PERTOLONGAN, TOLONGGG~~"
Suara yang sangat ribut terdengar sampai ke telinga Bian sekeluarga yang sebelumnya sedang berbincang-bincang sambil menikmati steak buatan sang Mama. Mereka mencari-cari dari mana suara itu berasal.
"Pa, itu suara apa ya?" Mama Bian mulai panik karena suara teriakan tersebut semakin menjadi-jadi membuat Papa Bian mau tak mau bangkit dan mulai berlari mendekati asal suara.
Ternyata, suara-suara ribut tersebut terdengar dari rumah sebelah, diketahui memang ada seorang wanita hamil yang belum seminggu pindah ke komplek ini dan menempati rumah sebelah. Papa Bian dan seorang lelaki yang merupakan salah satu staff pekerja di rumah Bian segera berlari menuju rumah tersebut dan benar saja, wanita hamil tersebut tergeletak di bagian teras depan rumahnya dan bersimbah darah entah bagaimana hal ini bisa terjadi. Papa Bian yang melihatnya menjadi lemas, namun tetap berlari mendekatinya untuk mengetahui sekiranya apakah ada yang bisa ia lakukan sekarang juga.
"Ardi, cepat ambil mobil ke sini, kita bawa ke rumah sakit sekarang juga!" Perintah Papa Bian, hingga lelaki yang dipanggil Ardi tersebut segera berlari mengambil mobil, sementara Papa Bian menggotong Ibu hamil tersebut ke tempat yang lebih aman dan berusaha mengurangi pendarahan yang ada.
Mama Bian yang ditemani Jonathan yang mengawasi mamanya tiba di gerbang rumah tersebut, terkejut melihat suaminya bersimbah darah sambil berusaha menghentikan pendarahan yang terus mengalir itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Home
Hayran KurguBerteman sejak kecil, membuat Bian dan Arsa tidak pernah bisa dipisahkan. Dan hanya kepada Arsa lah, Bian akan berikan sejuta kebahagiaan. Begitupun hanya kepada Bian, Arsa akan berikan sejuta senyuman.