Chapter 3: Finding

619 75 9
                                    

Tidak disangka, apa yang ia pikirkan sebelum dan sesudah memasuki gerbang akademia sangat jauh berbeda. Kaveh berpikir jika ia akan dicegat satpam atau penjaga, namun untugnya mereka semua sangat hafal dengan wajah Kaveh. Para dosen yang berlalu lalang juga malah menyambut Kaveh dengan baik, membuat Kaveh semakin berpikir,

'Ini gue atau gimana kok bisa kaya disambut kaya gini? Gue siapa? Gue dimana?'

Yah, karena ekspetasi Kaveh jauh berbeda. Jika orang lain, mungkin Kaveh tidak bisa semudah ini bernostalgia di dalam akademia, memandangi akademi lamanya, tempat ia mendapatkan ilmu beberapa tahun yang lalu, bertemu dengan Tighnari dan Cyno yang sampai sekarang masih dekat dengannya, dan juga bertemu dengan kawan lain yang memabangun tim yang sempurna untuknya.

"Akademia... Gak ada bedanya dari beberapa tahun yang lalu, duh membosankan, jelek,"

Memang agak sedikit ngelunjak, ya.

"Padahal menurut saya arsitekturnya sudah berubah banyak daripada beberapa tahun yang lalu," Tutur seseorang yang tiba tiba muncul dari belakang Kaveh, membuatnya sedikit terkejut, lalu seseorang itu berdiri di sampingnya, menatap langit langit yang dihiasi keramik warna warni, sedikit memantulkan cahaya matahari dari sana.

"Haish, padahal kalo gue yang desain pasti lebih bagus. Bangunannya katrok!" Ujarnya lalu dibalas dengan kekehan pelan seorang lelaki berambut abu itu.

"Kaveh, kan?"

"Lo kenal gue?"

"Siapa yang gak kenal Kshahrewar terbaik se akademia?"

"Ah, lo mah berlebihan!" Jawabnya sambil tersipu kemudian menepuk punggung lelaki di sebelahnya.

"Gue lagi cari orang, dosen sih, sebisa mungkin gue pengen keluar dari neraka ini, ngelihat ruang kelas sama muka dosen lama gue rasanya gue pengen muntah aja, sekolah di sini stres banget! Kalo lo? Lo sih kelihatannya gak kaya mahasiswa,"

"Saya dosen di sini, belum lama." Dan Kaveh sendiri hanya mengangguk pelan, tapi di dalam hati ia menjerit karena sedari tadi ia berbicara dengan dosen, yah akhirnyaa dia hanya berbodo amat karena sudah lulus, sih, selain itu, pandangan matanya makin turun ke bagian dada hingga perut seksi lelaki di depannya, membuat Kaveh secara tidak sadar iri.

"Ehem! Ya sudah, gue mau cari orangnya dulu"

"Semoga cepat ketemu, ya, Kaveh."

"Gue berharap banyak sih, sudah belasan tahun gue ga ketemu dia, kontaknya pun gaada, gue... kangen," Ujarnya sambil tersipu, menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal itu.

Alhaitham pun hanya mengangguk dan bisa tersenyum, walau tidak terlihat karena wajahnya terlalu datar, namun ia merasa hatinya menghangat. Tanpa membuang waktu, lelaki itu meninggalkan Kaveh, si pirang pun juga meninggalkan Alhaitham dengan arah yang berlawanan.

Kaveh, jika saja kau sadar betapa bodohnya kau hari ini.

...

"Oy, Haiham!"

"Hm?"

"Dari tadi ada orang yang nyariin lo terus, katanya ga ketemu ketemu, gue pusing lihat orang itu mondar mandir ga jelas di akademi." Ujar Faruzan, gadis yang sepertinya lebih tua daripada Alhaitham, berambut tosca dikuncir dua, membuat kesannya seperti anak muda, apalagi perawakannya cukup pendek.

"Siapa?"

"Lo mah mana mungkin kenal, gaada gunanya juga gue kasih tau, fyi aja sih. So, gimana plan lo kedepannya? Jadi naik jabatan, tuh?"

"Gue ga pengen ngomongin itu dulu, bikin bete, Grand Sage seenaknya sendiri kasih gue perintah ini itu. Coba gue lulusan sini, mungkin semuanya bakalan lebih gampang." Jarang sekali Alhaitham berkeluh kesah panjang lebar seperti itu, namun benar adanya, dosen jenius itu akan diangkat sebagai sekretaris akademia dikarenakan kemampuannya yang sangat diluar nalar, tapi apa ada keegoisan sang Grand Sage, petinggi akademia membuatnya sedikit kewalahan.

Words 言葉 - Kaveh x Alhaitham AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang