Chapter 2: Searching

578 76 10
                                    

"WOY!" Kaveh, pria berambut pirang yang memiliki aksesori khas di rambutnya tiba tiba menggebrak meja kerja seorang Mahamatra Agung, tidak lain dan tidak bukan adalah Cyno. Pria berkulit tan itu sendiri sudah tahu jika Kaveh akan masuk ke ruangan kantornya sembarangan karena ia sudah mendengar suara grasak grusuk yang khas dari Kaveh sendiri, terburu buru dan kacau.

"SEJAK KAPAN ALHAITHAM DATENG KE SUMERU CITY? KOK GUE GA TAU?"

"Lo goblok atau gimana?" Tanya Cyno tanpa memandang netra ruby Kaveh sama sekali, ia masih menggoreskan tinta ke atas kertas dengan pulpennya, sangat menghiraukan Kaveh.

"Anjing?? Maksud lo???"

"Lo kan beberapa bulan ini di gurun, goblok!"

"Oiya, hehehe... TAPI TETEP AJA LO GA KASIH TAU GUE??"

"Buat apa? Lagian dia belum lama di kota, paling sebulanan lebih, lo sendiri ngapain ke Sumeru City? Kangen sama gue? Najis ya, gue udah sama Tighnari."

"JIJIK! Enak aja gue kangen kangen! Mending gue dipendem pasir gurun daripada harus kangen ke lo! Seantero Sumeru juga tau kali kalo lo pacaran sama Tighnari, gausah diperjelas!"

"Ya sapatau lo iri gitu," Jawabnya dengan masih menghiraukan Kaveh.

"Anjir anjir anjirrr! Gue ga ketemu dia udah berapa tahun?? Lima belas??" Monolognya sambil berjalan jalan tidak jelas mengelilingi ruangan Cyno yang cukup besar itu.

"Ya ya ya gue gak peduli, sekarang lo bisa gak keluar dari kantor gue? Gue sibuk."

"JAHAT BANGET??"

Dan ya, akhirnya Kaveh digeret paksa oleh security kantor.

"CYNO ANJING!"

Tidak menyerah sampai di sana saja, Kaveh tentunya mencari lebih tahu soal Alhaitham, akun Instagram, Twitter, hingga Tinder dan Bumble ia rela menginstall kedua aplikasi itu demi mencari satu jejak Alhaitham. Namun, hasilnya nihil, nama Alhaitham tidak ada sama sekali di semua media sosial, kabarnya seolah seperti angin lewat yang tak akan pernah kembali lagi.

Sialnya lagi, waktu di bar semalam, saat salah satu perempuan dari gerombolannya mengatakan bahwa Alhaitham adalah seorang yang baru saja berpapasan, Kaveh pun langsung meninggalkan empat perempuan itu, langsung melesat menuju parkiran yang sama dan mencari sosok pria bersurai abu abu yang sangat ia kenali, namun semuanya sama saja, semuanya tetap berujung kenihilan. Kaveh yang termasuk orang yang moody, langsung mengurungkan niatnya untuk merayakan proyeknya yang sukses di bar Lambad dan pulang, meninggalkan teman temannya dan team proyeknya yang sudah bersiap untuk bersulang di sana.

Kangen, rindu, dua kata sinonim yang mendeskripsikan perasaan Kaveh pada teman masa kecilnya itu, teman kecilnya yang sama sekali tidak pernah terlupakan dari kepalanya seharipun. Tiap hari ia memikirikannya, kabarnya, kehidupannya, namun semuanya kosong. Alhaitham bak teman yang ia temukan di dalam mimpi, sekilas lewat dan sekilas hilang. Tapi jika itu semua mimpi, Kaveh ingin kembali ke dalam mimpi itu.

"Haitham... Lo sebenernya siapa sih... Ngilang mulu, muncul gue juga ga ketemu, sebegitunya kah semesta memisahkan kita berdua?"

"Drama banget lo, Veh, bunga gue ntar ikutan layu dengernya," Sahut pernyataan seorang lelaki lain bersurai gelap sebahu yang sedang merawat tanaman tanaman di dalam toko bunganya, sedangkan Kaveh sendiri duduk sambil scrolling media sosial, masih mencari keberadaan Alhaitham setelah tiga hari mencari tanpa ada titik terang.

"Nari... Please gue udah gak sanggup..."

"Lo goblok, sih."

"LO SAMA AJA KEK CYNO!"

"ORANG GUE BININYA!"

"IYADEH SI PALING BUCIN SE TEYVAT!"

"BA-BACOT!" Teriak Tighnari yang tersipu itu sambil melempar watering pot yang untungnya sudah kosong dan berhasil ditangkap Kaveh, kemudian meletakkan watering pot itu di atas meja.

"Gue kurang apa sih, Nar,"

"Kurang pinter."

"ANJING!"

Yap, sudah tiga hari berturut turut Kaveh mencari keberadaan Alhaitham, namun tetap saja tidak ada hasil, Sumeru City terlalu besar untuk ditelusuri seorang saja, ia memang perlu bantuan untuk mencari Alhaitham, orang yang paling ia nantikan, tapi siapa? Cyno, sebagai Mahamatra dia sangat sibuk, bisa saja ia mengerahkan team untuk mencari Alhaitham, tapi atas dasar apa? Tighnari, ia baru saja pulih dari sakit, lagipula jika hanya berdua maka sama saja. Dehya, Candace? Mereka berdua sibuk di gurun.

Keadaan menjadi lebih parah dikarenakan semua teman Kaveh sama sekali tidak pernah berelasi dengan Alhaitham yang adalah tokoh penting Akademia belum lama ini, terlebih pria itu juga tidak bersekolah di sana, membuat Kaveh yang notabenya terkenal itu tidak bisa menggunakan relasi junior maupun seniornya.

"Apa gue terobos masuk ke Akademia?"

"Makin tua lo makin goblok yah,"

Menerobos masuk ke dalam Akademia merupakan tindakan yang gegabah, bahkan orang yang bukan siswa Akademia pun tahu hal itu. Sumeru Akademia merupakan tempat belajar bergengsi seantero Teyvat, siswa di sana juga bukan sembarangan orang, mereka belajar mati-matian supaya bisa bersekolah di sana, termasuk Kaveh, Tighnari, dan Cyno yang merupakan lulusan terbaik Akademia.

"Gue pengen lanjut sekolah, Nar, sapatau dosen gue ntar Haitham."

"Gue dengernya sih dia ngajar di fakultas Haravatat, sedangkan lo kan Kshahrewar, yakali bro,"

"Mulut lo jelek banget, Nar, gue mah kalo pindah jurusan ke Haravatat juga kagak bakal nolak."

"Ada puluhan orang yang ngomong serupa karna si dosen ganteng Alahitham. Trus, emang lo kuat di Haravatat?"

"MULUT LO BENER YAH!"

"Tapi lo gabakal nerobos, kan?'

"..."

"Gak bakal, kan, Kaveh??"

"Nari, please bantu gue—"

"—Gak!"

...

Dan disinilah Kaveh sekarang, di depan gerbang Akademia dengan gagah berani dan percaya diri melangkahkan kakinya berjalan mendekat seperti siswa pada umumnya, bedanya dia tidak sedang memakai seragam saja. Namun, di dalam hati kecilnya, ia takut tak karuan. Banyak siswa siswi yang memandanginya aneh karena tingkah lakuknya seperti pencuri, berjalan pelan pelan dengan awkward. Tak sedikit juga yang memanggil Kaveh karena pria itu memang cukup terkenal dikalangan siswa akademi, tidak hanya prestasinya, tapi juga wajah Kaveh sangat iconic membuatnya semakin terkenal.

Sedangkan pada Kaveh sendiri, segala skenario buruk terputar di kepalanya bak film dengan jelas, dengan sepenuh hati ia mengacuhkan pemikirannya itu,

'Gak gak gak... Semuanya demi gue bisa nge-bully bocah abu itu!'

yang ternyata tujuan Kaveh menemui Alhaitham adalah untuk mengganggunya.

Words 言葉 - Kaveh x Alhaitham AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang