Chapter 5: Living

665 67 11
                                    

'Apa yang kamu baca?'

'Aku tidak baca, aku hanya melihat gambarnya. Buku cerita anak anak, banyak gambar, tidak bisa baca.'

"Kaveh, sign language mu makin lama makin bagus, kamu cepat sekali paham. Pintarnya..." Ujar Nenek Alhaitham yang memasuki kamar cucunya seusai melihat Kaveh, bocah usia enam tahun itu berkomunikasi dengan Alhaitham sembari mengelus pelan surai blonde nya.

"Halo nek! Hehe, bukan seberapa kok! Semua nenek yang ajarkan. Sudah lama juga Kaveh kenal sama Haitham! Kaveh juga sudah mau masuk sekolah sebentar lagi!"

Alhaitham yang tidak bisa mendengar sepatah pun ucapan dari mereka berdua hanya bisa diam, menatap bocah yang lebih tua darinya itu tersenyum sambil bercakap cakap dengan neneknya. Dalam pemikirannya, ia berharap dapat memahami kedua orang yang ia sayangi itu.

'Sayang, makan yuk!'

'Iya'

"Kaveh juga, ayok!" Ajak Nenek Alhaitham sambil menggandeng Alhaitham di sebelah kiri dan Kaveh di sebelah kanan.

"Yuk!"

Kaveh sudah seperti bagian dari keluarga kecil yang hanya ada Alhaitham dan neneknya,ia juga sudah mengenal Alhaitham cukup lama, ia belajar bahasa isyarat yang diajarkan Alhaitham. Kaveh yang termasuk pintar itu dapat menguasainya dalam waktu cepat, tentunya ia terdorong karena ia sendiri ingin berteman dengan Alhaitham.

Keinginannya belajar cukup tinggi, dan keinginannya berteman dengan bocah abu abu itu tak kalah tingginya.

Mimpi... kah?

...

"Lo tidurnya nyenyak banget, Hayi, kayak zombie hihi!" Monolog Kaveh sambil mengusap rambut warna abu milik pria di depan matanya itu, wajahnya hanya berjarak beberapa inci saja.

"Eh, ini apa..." Sambungnya setelah menemukan benda kecil yang bersarang di telinga Alhaitham, yang tadinya tertutup rapi oleh rambut abu itu.

Serasa dibangunkan, Alhaitham tiba tiba membuka matanya, membuat Kaveh sedikit terkejut dan berdiri dari sofa.

"Gak juga. Lo ke sini dalam rangka apa? Nyusup lagi buat ketemu gue? Atau mau nyogok apa pake meat stew?" Tanya Alhaitham dengan kepercayaan dirinya itu alias sarkas sembari berdiri dari posisinya tadi. Untung kepala mereka tidak terbentur satu sama lain.

"Sembarangan! Kali ini gue pakai surat izin! Gue dapet project dari Grand Sage buat renov convention hall. Trus gue juga ga kangen lo!"

"Kali ini." Perjelas Alhaitham yang membuat lawan bicaranya itu geram.

"Diem lo! Yang penting gue sekarang bisa bebas ke akademi mondar mandir bahkan nginep pun bebas!"

"Bukannya kemarin kemarin lo bilang kalo tempat ini kek neraka?"

"Alhaitham!!"

Jangan jujur jujur dong..., batin Kaveh.

Seperti itulah mereka sekarang, sebulan sejak pertemuan itu mereka sudah bisa saling mengejek satu sama lain, namun di sisi lain saling memperhatikan, hanya saja keduanya menyimpan ego yang sangat tinggi, saking tingginya membuat teman teman mereka geram.

"Trus ngapain ke kantor gue?"

"Pengen aja sih..."

"Udah bilang aja," Ujar Alhaitham seolah tahu apa yang pria pirang itu sembunyikan, membuat Kaveh langsung membuang muka, menarik nafas kemudiah menghembuskannya perlahan.

"Biaya nginep di kota mahal, gue sayang duit gue ntar habis, projectnya minta modal juga, terus gue juga udah jual rumah gue-"

"Jadi maksudnya sekarang lo homeless gitu?" Sahut pria abu abu itu yang membuat Kaveh tambah geram.

Words 言葉 - Kaveh x Alhaitham AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang