" Mas ini ada sedikit hadiah dari papa, apartemen untuk kalian tinggali berdua selama di Jogja. Apartemennya ga mewah, apartemen sederhana tapi insyaallah cukup untuk kalian berdua. Jadi Mas disana ga perlu ngekost lagi, Mas tinggal aja di apartemen itu. Karena Apartemen itu memang sengaja papa beli untuk kalian berdua. Terus ini juga ada mobil buat Mas disana." ucap Arman memberikan kunci mobil kepada Dipta.
" Pa, papa gausah repot – repot Mas bisa ngekost disana sama Nara terus juga disana udah ada motor buat kemana – mana." ucap Dipta.
" Iya pa, bener kata mas Dipta Nara bisa kok ngekost disana sama Mas Dipta." ucap Nara.
" Engga, pokoknya papa ga menerima penolakan." ucap Arman.
" Makasih banyak pa," ucap keduanya.
" Oh iya Mas, kamu balik ke Jogja kapan?" tanya mamanya.
" Aslinya sih Mas ada liburan, tapi Mas harus ngurusin acara ospek jadi Mas harus balik. Emmm kayaknya bulan Juli deh Mas balik." jawab Dipta.
" Terus Nara gimana?" tanya sang Ibu.
" Aku ngikut keputusannya Mas Dipta." ucapnya.
" Acara ospeknya kira – kira kapan?" tanya Malik.
" Mungkin acara ospeknya sekitar pertengahan Agustus yah," jawab Dipta.
" Masih lama." ucap Nara.
" Nanti di obrolin lagi gimana baiknya, sekarang kalian istirahat dulu aja."
***
" Kamu maunya gimana?" tanya Dipta.
" Apanya?" tanya balik Nara.
" Itu ke Jogjanya kapan?"
" Aku si maunya ke Jogjanya deket – deket mau ospek, tapi kalo Mas Dipta mau balik Juli awal aku juga gapapa." jawab Nara.
" Kamu kalo mau ke jogjanya deket – deket ospek gapapa, nanti aku tak balik dulu terus awal agustus aku jemput kamu gimana?"
" Iya gitu aja, kalo ga gitu biar aku kesananya dianter sama Ayah Ibu."
" Gampang lah kita atur lagi nanti."
" Yaudah sana mandi, aku mau bersihin make up dulu."
" Mager." Dipta berangsur merebahkan tubuhnya ke kasur milik Nara.
" Mas bantuin dong"
" Apa?"
" Ini bantu buka resletingnya."
Dipta berdiri dan membuka resleting Nara " Buka gini aja ga bisa" omelnya.
Dipta tak sengaja melihat punggung mulus Nara yang membuatnya salting " Emm itu udah, aku mau mandi dulu"
" Maaciww"
Setelah keduanya mandi, Nara duduk melamun di kursi kaca make up " Woii ngelamun aja sini tidur." Dipta menyuruh Nara untuk tidur.
" Gamau" tolak Nara.
" Mas Dipta yakin kita tidur berdua?" tanya Nara.
" Yakin, kenapa kamu takut hamil?" tanya Dipta tanpa dosa.
" Ish engga ngapain takut." jawab Nara.
" Kalo ngga takut yaudah ayo." ucap Dipta.
Nara menoleh " Ayo apa?" tanya Nara polos.
" Ayo bikin dede bayi" Dipta hanya bercanda untuk menggoda Nara.
" Gilaa kali ya." ucap Nara kemudian menyentil kepala Dipta.
" Sakit woii"
" Biarin biar tahu rasa"
Dipta pun menggeserkan badannya lalu Nara naik ke kasur tersebut. Karena kasur milik Nara kecil jadi posisinya mereka sekarang Dipta yang menghadap ke Nara sedangkan Nara posisinya membelakangi Dipta. Mau tak mau mereka harus tidur berdua di kasur yang sempit ini.
Nara menggeliat ia merasa tak nyaman dengan posisi sekarang ini sedangkan Dipta sudah memejamkan matanya terusik dengan Nara yang banyak pergerakan.
" Kenapa hmm, bisa diem ga si. Dari tadi gerak mulu." protes Dipta.
" Ish sempit, gabisa risih aku." ucap Nara sejujurnya.
" Ya terus gimana lagi emang ginikan kasurnya."
" Apa aku tidur di bawah?" tanyanya
Nara bangun dari posisi tidurnya bersiap untuk tidur di bawah tapi tangannya sudah di cekal oleh Dipta dengan tatapan tajam miliknya.
" Jangan dingin, udah gini aja." ucap Dipta. Nara tak protes memang benar apa yang dikatakan dipta jika ia tidur di bawah akan kedinginan. Ia berusaha kembali tidur walaupun dengan posisi yang sebenarnya sangat tidak nyaman ini.
Nara membalikkan tubuhnya pada posisi semula yang membelakangi Dipta lalu tiba – tiba Dipta mengalungkan tangannya ke pinggang Nara, membuatnya seperti guling.
" Aku kalo tidur biasanya pake guling, karena disini gaada yaudah kamu aku pake jadi guling." ucap Dipta terus mengeratkan pelukannya pada Nara.
***
Di waktu subuh terlihat sepasang pasutri yang sedang tidur berpelukan. Posisi mereka sekarang Dipta yang memeluk erat Nara dan Nara yang berada tepat di dada bidang milik Dipta. Sedari tadi Dipta sudah terbangun ia melihat istrinya yang masih tertidur nyenyak dalam dekapannya. Dipta terus memandang wajah Nara sampai tersadar ternyata istrinya itu sangat cantik.
" Cantik si tapi kalo diem gini, kalo ngereog serem." ucap Dipta.
Nara perlahan – lahan mengerjapkan matanya ia melotot kaget karena di depan matanya ia melihat seorang laki – laki yang sedang menatapnya dan memainkan rambut indah miliknya.
" Kenapa hemm?" pertanyaan andalan Dipta. Nara menggelengkan kepalanya, mereka masih berada di posisi yang sama yakni berpelukan.
" Ayo sholat subuh." Dipta mengajak sholat subuh. Nara langsung memejamkan matanya pura – pura tidur.
Dipta menoel – noel pipi gembul milik Nara. " Kok tidur lagi sih, ayo sholat!"
" Ga sholat lagi mens." jawab Nara masih dengan mata yang terpejam.
" Hala bohong." Dipta tidak percaya.
" Yaudah kalo ga percaya liat aja sendiri."
" Mana coba liat." ucapnya sengaja menggoda Nara.
Nara melotot "ISH JANGAN" Dipta terkekeh pelan.
" Yaudah aku mau sholat subuh dulu." dapat angin dari mana sebelum dipta meninggalkan tempat tidur ia mencium pipi gembul milik Nara.
Nara kaget " MAS DIPTA ITU FIRST KISS AKU"
KAMU SEDANG MEMBACA
NARADIPTA
Ficțiune adolescențiBercerita tentang Nara dan Dipta yang akhirnya menjadi satu bagian keluarga karena perjodohan antara kedua orang tuanya. Nara yang terpaksa menikah karena sebuah impian sedangkan Dipta sebagai anak tunggal terpaksa menikah karena sebuah keinginan pa...