Crazy Cinderella For The Jerk Duda

Prolog

Prolog

"Ma, jangan menjodohkanku terus! Aku tidak mau menikah! Aku belum siap! Mama tahu jika karirku sedang meroket bukan?"

"Papamu bisa menghancurkan karir itu dalam sekejap. Jangan membantah! Jika kamu menolak, besok karir yang kamu banggakan itu akan lenyap." Suara ibunya terdengar serius dari sebrang sana.

"Mama, Ella nggak mau jadi ibu muda, menikah muda, Ella nggak sudi!"

Cinderella, atau yang akrab disapa Ella, memukul setir ketika ibunya terus berkata tentang perjodohannya dengan pria yang merupakan anak dari rekan kerja ayahnya.

Ia akan dinikahkan dengan pria itu karena hutang budi. Keluarga pria itu telah membantu perusahaan ayahnya bangkit dari resesi yang terjadi saat badai Corona 2020 lalu. Teman ayahnya selalu berharap mereka bisa menjadi besan.

Apa sejelek itu putranya? Sampai tidak bisa mencari jodoh sendiri? Apalagi katanya dia adalah seorang duda beranak satu.

Ella tahu bahwa bantuan yang keluarga pria itu berikan sangat berharga. Karena jika tidak, mungkin sekarang Ella dan keluarganya sudah menjadi gembel. Dikejar hutang, dan tinggal di kolong jembatan. Perusahaan ayahnya berada di titik paling rendah saat itu.

Tapi apa iya dia harus menikah dengan pria yang tak ia kenal? Bahkan melihat wajahnya saja Ella tidak pernah.

"Hidupku sial sekali!" Ella memukul stirnya dengan penuh emosi setelah panggilannya bersama sang ibu terputus.

"Lagipula aku masih ingin explore pekerjaan modelingku. Aku masih ingin senang-senang!" Geramnya.

"Apa iya aku harus menikah dengan duda dan merawat satu anak? Arghh..!!!" Ella berteriak kesal.

Ketika dirinya asyik merutuki hidupnya tak fokus dalam menyetir, tiba-tiba...

Brakkkk....!!!!

Dalam waktu sekejap mobil yang Ella tumpangi, bertabrakan dengan mobil lain dari arah samping. Kejadiannya begitu cepat. Tapi beruntung hantaman itu tidak terjadi di samping kemudinya. Malainkan di sisi yang berlawanan dengannya.

Ella juga langsung linglung dan merasakan jika seluruh tubuhnya remuk. Dirinya tak bisa berbuat apa-apa selain menurut kepada seorang pria yang tengah menggendong dan memindahkannya ke mobil lain.

"Bertahanlah... " Hanya ucapan itu yang dapat Ella dengar dari pria yang tengah menolongnya, sebelum semuanya menjadi gelap dan ia tidak sadarkan diri.

****

Disebrang sana seorang pria tampan berperawakan gagah berdebat dengan kedua orangtuanya. Ia terlihat tidak terima dengan keputusan sepihak yang mereka buat.

"Ini konyol! Kenapa juga aku harus menikah dengan wanita yang bahkan masih tidak sadarkan diri?"

"Kamu menabraknya Kenny! Kalian sepertinya berjodoh. Itu wanita yang ingin Mama jodohkan denganmu! Takdir tidak pernah salah!" Ibunya terus berkata dengan takdir dan mengait-ngaitkan segala hal yang tengah terjadi.

Anaknya mendapat musibah dan kesialan seperti ini, masih juga di kait-kaitkan dengan jodoh dan takdir. Apa jika Kenny menabrak seorang pria, ibunya masih berpikir jika dia adalah jodohnya?

Kenny menatap ibunya dengan mata menajam. Nafasnya berhembus tak beraturan karena rasa marahnya yang menggebu-gebu.

"Aku cukup bertanggung jawab dengan membiayai semuanya, tidak perlu sampai menikahi! Lagipula takdir apa yang Mama bicarakan?"

"Lalu kamu mau menunggu mantan istri kamu yang koma itu? Dia berselingkuh sebelum kecelakaan. Dia menghianatimu dengan sahabat kamu sendiri, Kenny!" Ibunya menampar wajah putranya dan berharap pria itu bangun dari kenyataan.