bab 2 : novel siapa protagonis

3.9K 307 14
                                    

"Mereka itu alister sama teman teman nya" gumam nya yg di dengar Arkael. Pemuda itu menatap tajam adiknya.

🐼🐼🐼

Bruum

Bruum

Mobil melaju dengan Arkael menekan klakson mobil terus menerus melakukan aksi nya, mobil berputar di tengah 2 gangster yg tengah berperang hingga keduanya menyingkir. Mobil berputar melesat membuat decitan dengan asap mengepul.

Ckiit

Mobil berhenti Arkael menurunkan kaca mobilnya bersmrik menatap 2 gangster yg menatapnya.

"Jalan tempat untuk lewat bukan tawuran. Ring tinju mampu menampung 10 kali lipat dari kalian" setelah itu mobil melesat pergi.

Sampai di rumah Arkael terus mendapat pujian dari adik nya, keduanya duduk di ruang tv menunggu kedua orang tua nya yg tengah di jemput oleh pak Tarman.

"Abang nata bikinin makanan ya, pasti Abang laper" ujar nata di angguki Arkael.

Natasha pun pergi meninggalkan Arkael, pemuda itu mengutak Atik ponselnya menggulir beranda Instagram nya.

Tak lama suara gemuruh motor membuat Arkael mengalihkan pandangan pada pemuda yg menatapnya terkejut. Arkael tersenyum tipis lalu melempar ponselnya.

"Alvarez kavindra andersn" pemuda itu kavindra adik nya, oh Arkael belum bicara kalau Natasha punya kembaran? Nah kavindra ini kembaran Natasha adik laki laki Arkael.

"Kapan Abang pulang?" Tanya kavindra. Namun Arkael menghiraukan ucapan adik nya karna atensinya teralih pada 1 gadis di antara 6 pemuda itu.

Braak

Gebrakan membuat beberapa teman kaindra terkejut. Gebrakan itu berasal dari arkael yg melempar ponsel ke meja kaca sampai meja tersebut pecah berkeping keping.

"Abang kenapa?" Suara nata terkejut gadis itu berlari dari dapur bahkan gadis itu masih dengan apron dan memegang spatula.

"Ga papa" singkat Arkael.

"Kalian di sini? Kenapa berdiri di pintu?" Tanya nata pada kavindra dkk.

"Kak Tasya masak? Emang bisa?" Pertanyaan dari gadis yg ada di antara pemuda itu membuat Arkael menatapnya.

"Bisa kok, kenapa emang?" Tanya nata dengan sedikit kesal.

"Tapi biasanya kakak bikinin kak alister makanan pasti asin" ucapan gadis itu memancing emosi Arkael. Ruangan berubah mencekam membuat mereka sedikit takut.

"Di mana sopan santun mu girls" suara dingin Arkael membuat gadis itu terdiam.

"Dara ga seharusnya Lo pancing emosi Abang gue" ujar kavindra dengan berbisik.

"Apa orang tua mu tidak mengajarkan sopan santun hmm?" Arkael menatap dara yg terdiam dengan melarikan pandangan nya takut.

"A-aku yatim piatu kak" jawaban dara membuat Arkael terkekeh.

"Pantas, Lebih baik gadis ku dari pada dirimu, dia tidak bisa memasak dengan baik tapi dia tau sopan santun...."

"Tapi kak Tasya suka buly aku" potong dara membuat Arkael spontan menendang kursi.

"Kembali ke rumah kalian, rumah ini tidak menerima tamu untuk hari ini" suara dingin penuh nada perintah itu membuat alister dkk memilih pergi.

"Kan kita mau main kok pulang" tanya dara polos tepatnya pura pura polos.

"Pergi" perintah kembali Arkael layangkan membuat alister menarik dara pergi meninggalkan mansion andersn itu.

"Kembali ke kegiatan mu honey" nata mengangguk dia berjalan pelan ke dapur hingga menyisahkan kavindra dan Arkael.

"Let's play to game brother" ujar Arkael menatap nyalang kavindra.

"Bang ini...."

"Shup up boy, kali ini hukuman tetap hukuman"

Kavindra mengacak rambut nya frustasi.

"Setelah makan kau harus sudah ada di ruang kerja ku" Arkael pergi menuju dapur membuat kavindra mau tak mau menuruti perintah kakak pertamanya itu.

Benar 30 menit berlalu Arkael datang di ruang kerjanya, di sana sudah ada kavindra, pemuda itu langsung berdiri kala melihat pintu terbuka Arkael menutup dengan mengunci pintu ruangan nya mengambil cambuk pistol juga pisau lipat.

Tangan Arkael meletakan 3 benda itu di hadapan kavindra yg masih menunduk, pemuda itu enggan melawan kakaknya karna tau apa kesalahan nya.

"Dalam hitungan 10 detik Lo harus jelasin sedetail mungkin" ujar Arkael mengambil cambuknya.

"Satu...." Kavindra menatap Arkael yg kini meneliti cambuk di tangan nya.

"Gue salah karna udah ngabaikan nata, tapi bang dia yg mulai..."

"Dua"

"Gue salah karna pernah nampar nata gue bahkan pernah ngatain dia murahan karna kelakuan nya"

"Tiga"

"Gue salah karna udah benci sama adik gue sendiri kembaran gue sendiri gue salah karna ga bisa jagain adik gue"

"Empat"

"Gue salah karna lebih memilih dara dari adik gue, gue salah karna udah selalu main kasar sama nata"

"Lima"

"Gue salah karna buat nata nangis gue salah karna buat nata terluka"

"Enam"

"Tapi gue kaya gitu karna kelakuan nya"

"Sembilan"

"Bang baru juga enam"

"Sepuluh"

Ctaarrr

Cambuk itu mendarat sempurna di lengan kavindra membuat pemuda itu meringis.

"Ga guna, Lo tau kan apa maksud gue buat pulang?" Kavindra nampak mengangguk.

Arkael mengambil sebuah pistol lalu menodongkan di perut pemuda itu kavindra hanya pasrah kakaknya menembaknya. Karna dia tau abangnya itu tak akan membuatnya mati secepat itu.

Door

Tubuh kavindra melemas Arkael meninggalkan begitu saja pemuda yg terkulai lemas dengan darah mengalir dari perutnya.

Di rumah sakit.

Kavindra di temukan pingsan oleh sekertaris ayahnya langsung di bawa ke rumah sakit dan saat ini keluarga andersn semuanya ada di ruang rawat kavindra.

"Kali ini apa kesalahan nya?" Pertanyaan itu dari Erland yg menjabat menjadi ayah beranak 3 itu. Sedangkan Vanesa tengah memakan apel dengan tenang.

"Melukai gadisku" ucapan singkat Arkael membuat Erland mengusap wajahnya kasar

"Punya anak bini sama aja" gumam Erland jengah dengan Arkael dan istri nya yg santai makan apel.

"Abang tau?" Pertanyaan dari nata membuat Arkael mengangguk.

"Ayo pulang besok kita sekolah" Arkael menarik nata meninggalkan Erland kavindra dan Vanesa.

"Sudah mama bilang jauhi gadis sampah itu, ini yg terjadi abangmu akan marah" ujar vanesa menatap tajam anaknya.

"Tapi nata emang salah ma, dia buly dara" ujar kavindra membela dara.

"Dara dara dara.... Jangan cari mama kalau kamu masih berhubungan dengan gadis sampah itu" Vanesa memilih pergi pulang.

Tak lama alister dkk datang mereka terkejut mengetahui kavindra masuk rumah sakit, dan mereka tau dari nata.

"Bro kenapa?" Tanya vano pada kavindra.

"Di tembak abangnya" sahut Erland membuat mereka terkejut.

"Kok Abang nya kakak mau bunuh adiknya sendiri, kok dia jahat sih" itu suara dari dara membuat Erland menatap nya tajam.

"Mama mu benar kav, yg kalian bela itu hanya gadis sampah" setelah itu Erland tak ada mood menemani anaknya.

Kavindra di tinggal begitu saja membuat pemuda itu sedih. Tapi tidak bertahan lama kala hampir 1 jam kemudian Arkael datang dengan barang barang kavindra.

transmigrasi figuran boy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang