bab 4 : novel aneh

1K 83 0
                                    

Sejak kejadian tempo hati di rooftop mereka ber 8 tampak selalu kemana mana bersama, gosip yg menyebarkan bahwa kedua kubu itu berbaikan mulai tersebar, tapi tak sedikit pula yg menyangkal kalo mereka melakukan itu karna sebuah kontrak sama hal nya yg terjadi dengan ataya dan arka.

Walau begitu mereka ber 8 tampak tak perduli dengan omongan murid, kali ini mereka ada di kantin dengan sesil yg berada mulut dengan ravin, tak lupa 4 orang berbeda gender tengah mendukung kubu masing masing.

"Udah ih.. Bikin malu" lerai ataya membuat sesil diam, gadis di sebelah kiri arka itu membuang mukanya, sedangkan ravin yg ada di sebelah kanan ataya mencibir pelan.

"Ssttt bokap nelfon bentar ya" revan mengangkat panggilan dari ayahnya, namun baru beberapa detik wajah pria itu mulai memias.

"Kenapa van? " tanya bilqis yg pertama menyadari raut muka revan berubah.

"Bokap gue jatuh dari tangga karna lari" ujar revan setelah mematikan ponselnya lalu melesat pergi.

"Ayo kita susulin, fahmi mawar ijin ke guru piket ya, ravin setir mobilnya ke rumah sakit, kalian cepet kita tunggu di mobil ya" mereka mengangguk atas perintah arka.. Mereka mulai menjalan kan tugasnya.

15 menit arka dan sesil menunggu akhirnya mawar dan fahmi keluar, ataya dan bilqis ikut bersama ravin dan revan.

Mereka sampai di ruang UGD. Revan terus merasa cemas. Tak lama seorang wanita yg mendorong kursi roda yg berisikan seorang pria bersuara menjadi atensi mereka.

"Bilqis... Kamu di sini nak? " bilqis mengalihkan pandangan ke wanita itu lalu tersenyum lembut dengan mengangguk.

"Iya mah, ayah kontrol kali ini lancar kan? " tanya bilqis dengan berjongkok di depan ayahnya. Yg di tatap tatapan tak suka dari pria itu.

"Kamu pikir saya gila, saya masih waras bilqis, bahkan saya bisa mengenali istri saya dan bukan" selalu itu jawaban ayahnya membuat bilqis hanya tersenyum dan menunduk.

"Mas jangan gitu, bilqis cuma mau kamu sehat" ujar mama sambung bilqis.

"Iya sayang, maafin ayah ya nak, ayah cuma kesal sama kamu," bilqis tersenyum. Ayahnya selalu menurut dengan mama sambungnya, tapi mama sambungnya harus menahan rasa sakit kala suaminya menganggapnya mantan istrinya.

"Mama mau pulang? " tanya bilqis di angguki wanita itu yg kini dengan mata berkaca kaca.

Bukan hal tak biasa lagi bilqis melihat mama sambungnya menangis selepas berbicara dengan ayahnya, dan itu membuat hati kecil gadis itu tercubit.

"Kalian di sini ngapain? Temen kalian sakit? " tanya ayah bilqis.

"Bukan om, papa temen kita yg sakit" ujar fahmi dengan senyum an nya.

Tak lama dokter keluar dan revan bergegas menemui dokter. Dokter bilang tidak ada luka serius di tubuh pasien dan itu membuat rasa cemasnya sedikit menyurut, pria itu masuk di ikuti yg lain, mama bilqis mendorong kursi roda ayah bilqis ikut masuk melihat sosok yg di bilang papa teman anak nya itu.

"Papa oke? " pria berumur 50 tahunan itu mengangguk menatap wajah cemas anak nya dengan sendiri.

"Maafin papa ya son, papa menyusahkan mu" ujarnya dengan suara serak.

"Jason? " ayah bilqis mengenali papah revan ternyata, dengan peka mama bilqis mendekat ke arah ranjang.

"Nevan, kenapa dengan dirimu? " tanya papa revan dengan akrab.

"Anak saya yg membawa saya ke sini, padahal saya baik baik saja" ujar nya membuat papa revan terkekeh.

"Sepertinya kita sama nevan. Kita sama sama gila, sadar di belakangmu bukan lagi istrimu" terlihat ayah nevan terdiam lalu menatap papa Jason.

"Ingat istrimu bukan lagi bayangan, dia udah tiada" kembali papa Jason yg diam membuat ayah nevan tersenyum puas.

"Naomi ayo kembali" bilqis maupun mama sambung bilqis menegang di tempat.

Dengan cepat mama bilqis berjalan ke depan berjongkok di depan ayah bilqis.

"Mas coba ulangi siapa aku? " terlihat raut ayah bilqis berubah.

"Naomi, istri saya? Apa selama ini saya menyakitimu? " untuk pertama kalinya bilqis menangis dengan tersenyum, sesil yg ada di dekatnya mendekap gadis itu.

Tak jauh berbeda Naomi, ibu sambung bilqis bahagia, wanita itu menghapus air matanya cepat.

"Mas siapa istrimu?" Mendengar pertanyaan mama bilqis ayah bilqis terkekeh pelan.

"Benar, bilqis benar, aku memang gila... Naomi istri mas" ujar ayah nevan membuat mama Naomi berjingkrak senang.

"Mama udah, malu sama temen bilqis sama om Jason" pekik bilqis membuat mama Naomi berhenti berjingkrak, wanita itu malu.

"Sudah... Ayo Naomi kita kembali, sehat selalu Jason" kedua nya pergi dengan mama Naomi yg di landa malu dan senang secara bersamaan.

"Pah gimana perasaan papa? Mau punya mama baru ga?" Tanya revan membuat papa Jason menggeleng.

"Vera masih mau sama saya" revan terdiam, setiap nama mama nya di sebut sukses membuat dirinya merasa sakit di ulu hati.

"Om... Mama saya cantik loh, dia juga di rawat di sini tau" kali ini mawar yg berceletuk yg langsung mendapat jitakan dari fahmi.

"Awhh.. Ami sakit" bibir gadis itu mencurut kesal.

"Vera tetap number one" ujar papa Jason membuat mereka menghela nafas mereka secara bersamaan.

"Udah kalian kalo mau balik ke sekolah balik aja, biar gue yg nungguin papa sendiri" mereka menggeleng enggan meninggalkan revan sendiri, terlebih bilqis gadis itu sampai maju hingga di depan pria itu.
"Kita akan tetap di sini buat lo, berani banget lo usir gue" ujar nya dengan berdecak pinggang, revan menggaruk tengkuknya karna gugup jarak akan kedekatan mereka membuat jantungnya tak nyaman... Eh apa ini?

"Siapa son? Dia mirip dengan vera" bilqis mendekat tersenyum manis ke arah papa Jason, sedangkan revan bernafas lega kala bilqis menyingkir segera.

"Saya bilqis om, anak ayah nevan" papa Jason mengangguk dengan tersenyum.

"Oya... Om mau makan ga? Mau bilqis suapin? Ayah suka minta mama suami kalo lagi sakit om, sini biar bilqis suapin" dengan bantuan gadis itu papa Jason mau makan.

Fahmi dan mawar duduk di karpet bersama dengan ataya dan sesil, sedangkan arka dan revin berada di sofa. Mereka hanya mendengar celotehan bilqis sesekali sahutan dari revan, tak jarang mereka bertengkar namun setelah itu saling membenarkan.

Papa Jason hanya tersenyum melihat interaksi 2 sejoli yg ada di sisi kanan dan kirinya, papa Jason sadar sekarang, anaknya memerlukan dirinya, dan karna penyakitnya, membuat anaknya suka berpikir negatif berlebihan.

Sejak saat itu, hubungan antara bilqis dan revan mengerat, papa Jason mulai membaik sedikit demi sedikit, sedangkan ayah nevan sudah mulai menatap mama Naomi bukan lagi sebagai mantan istrinya, namun kadang kala pria itu lupa dan bersyukur masih di maafkan oleh mama Naomi.

Tak jarang mereka ber 8 terlibat makan malam keluarga, dan selalu di hadiri orang tua mereka. Namun tidak dengan orang tua arka dan ataya. Bahkan orang tua sesil dan ravin hanya datang sebentar lalu setelah itu kembali di sibukan oleh telepon yg membuat mereka meninggalkan acara lebih dahulu.

transmigrasi figuran boy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang