Pagi tiba, Arkael merangkak dari kasur untuk bersiap pergi ke sekolah, dengan style khas dirinya pemuda itu keluar kamar menuju ruang makan dan mendapati kedua orang tua nya juga kavindra.
"Pagi" sapa Arkael singkat. Vanesa mengangguk sedangkan Erland berdehem, kavindra? Dia sibuk makan sampai tak mendengar ucapan kakaknya itu.
"Pagi semua" tak lama sapaan riang dari Natasha membuat Arkael tersenyum tipis menatap gadis dengan rambut di ikat dengan berdias pita benar benar cantik pikirnya.
"Garpu sayang" ujar vanesa, tepatnya menyindir dengan menggenggam erat garpu di tangan nya. Namun Arkael tidak peka dia hanya berdehem masih setia menatap adiknya itu.
"Bang Lo beda" ujar kavindra membuat Arkael menatap nya.
"Lo kaya bukan bang Arkael" Arkael tersenyum miring lalu menyeringai dan tipis.
"Belum saatnya Lo tau siapa gue"ujar nya lalu kembali melanjutkan makan nya dengan setia menatap Natasha yg juga tengah makan dengan berceloteh riang.
Di sekolah Arkael masuk ke kelasnya mendapati kelas yg begitu ramai bahkan bangku sudah tidak di tempat karna perkelahian 2 penghuninya.
"Lo diam...heh" sentak seorang pria dengan wajah memerah karna marah. Menunjuk pemuda yg menatap nya datar tapi terlihat sorot emosi di matanya.
"Kenapa?" Pertanyaan santai itu memancing emosi pemuda lain nya.
"Gara gara Lo gue putus sama Ela... Lo penyebab nya brengsek"
"Cih karna cewe kalian berantem?" Suara Arkael membuat mereka menatap ke sumber suara yg tengah merangkul seorang gadis.
"Dia cewenya?" Ela, gadis yg kini menunduk takut karna tatapan Arkael terdiam.
"Sekarang Lo jelasin kenapa Lo mutusin dia (menunjuk pemuda yg masih mencoba menetralkan amarahnya) dan memilih sama dia (menunjuk pemuda yg menatap mereka santai)"
"Gu-gue di jodohin sama Regan" ujar Ela.
"Kenapa Lo ga bilang sama gue?" Bimo cowo itu mengusap wajahnya datar.
"Emm... Gue di ancem regan.... Gue di ancem buat enggak ngasih tau perjodohan ini termasuk ke elo" ujar ela dengan mata berkaca kaca.
"Good... Pergi... Kalian masih mau berantem apa enggak?" Keduanya terdiam, Regan yg katanya orang paling santai pun merasa sedikit sesak karna tidak dapat menghirup udara dengan benar.e
"MAU BERANTEM APA ENGGAK ANJING" Teriak Arkael kehilangan kesabarannya.
"Enggak" jawab keduanya serentak lalu mereka saling melempar tatapan sinis.
"Beresin kelas, 10 detik dari sekarang.... Satu...." Regan terkejut sedangkan Bimo langsung berlari membereskan meja.
"Sepuluh" belum selesai, Arkael mendekat menjewer telinga kanan Regan dan telinga kiri Bimo menyeretnya dengan wajah kesal.
Sedangkan kedua pemuda tadi terus merengek meminta di lepaskan, sampai di ruang BK Arkael menendang pintu mendorong 2 pemuda itu ke hadapan guru BK yg tengah terkejut.
"Berkelahi, menghancurkan kelas, merusak suasana pagi... Permisi" Arkael keluar dengan tersenyum penuh kemenangan.
(Selamat tuan anda mendapatkan mobil sport keluaran terbaru)
Yaa tadi adalah misi yg sistem kirim secara mendadak untuknya, dan Arkael kini berjalan menuju kelas tanpa menghiraukan tatapan para murid.
"Broo... Hebat Lo" ujar seorang pemuda saat Arkael sampai di kelas.
"Seumur umur baru liat ada yg berani ngejewer Bimo anak pemilik sekolah sama si dingin Regan" pekik seorang gadis membuat gendang telinga Arkael berdengung.
"Brisik bitch" gadis itu terdiam dengan mimik wajah takut.
Beberapa lama kemudian guru masuk. Pelajaran pun di mulai.
Bel istirahat berbunyi Arkael berjalan menuju kantin dan berpapasan dengan Rangga juga Bimo. Kedua pemuda itu mengalihkan pandangan nya kala menangkap tatapan Arkael.
"Kantin" ucapan singkat Arkael membuat 2 pemuda itu terdiam mengikuti Arkael karna pemuda itu merangkulnya.
"Bang arka sini" teriakan itu dari Rafa, Arkael pun berjalan menuju alister dkk dengan dara di sana.
"Duduk aja bang" arka mendudukan diri di samping alister di ikuti Regan dan Bimo.
"Mereka temen Lo ya bang?" Tanya varo di angguki pemuda yg sibuk memakan bakso milik alister yg membuat pria berwajah datar itu menatapnya dingin.
"Ga suka Lo?" Pemuda itu mengalihkan tatapan nya pada ponsel merasa kesal pada Arkael tapi dia mempertahankan image nya.
"Alana ga hilang tapi tak terlihat" bisikan dari arkael membuat tubuh alister menegang.
"Cabut bro" ujar Arkael menepuk bahu Bimo yg. Ada di sampingnya.
"Gue belum makan Ar, tadi...."
Pluk
Black kard mendarat di depan Regan dan Bimo kala Bimo membantah membuat keduanya menurut pergi menuju parkiran.
Yaa mereka berniat kabur dari sekolah. Tapi itu tak jadi karna teriakan membuat Arkael menuju tempat yg kini di kerumunin murid. Terlihat dara di bawah tangga dengan darah keluar dari kepala nya dan gadis nya Natasha yg menatap terkejut di atas sana.
"Bawa dara Bimo ke rumah sakit" perintah alister lalu naik menarik Natasha yg kini menatap Arkael dengan mata berkaca kaca.
Kalau ada kavindra sudah pasti pemuda itu menampar Natasha. Gadis itu menatap sendu lantai yg ia pijaki dia tak tau akan seperti apa reaksi Abang nya itu yg entah sejak kapan dia pun menyukai nya.
"Jelasin" Natasha menunduk tak berani menatap wajah Arkael.
"Jelasin honey, kau akan aman" Natasha mengangkat kepalanya kala Arkael menarik dagunya.
"Aku mau turun tangga tapi di cegat sama dara, di yg jatuhin diri nya sendiri, aku emang sempat pegang tangan nya tapi dia malah Jambak aku, reflek aku lepasin tangan nya dan dia jatuh gitu aja" jelas Natasha.
"Kau tau harus apa sistem"
(Ya tuan saya akan segera melaksanakan)
"Good"
Arkael tersenyum menatap Natasha memeluknya sebentar.
"Nata kuat, Abang ga akan biarin kamu terluka, tapi butuh waktu tunggu ya" Natasha nampak mengangguk di pelukan Arkael lalu pelukan mereka terlepas karna alister dkk, Regan dan Bimo datang.
"Bang dara koma" ujar vino di angguki Arkael.
"Good, kalian pastiin dia koma kan? Kita bakal cari Alana secepatnya tapi sebelum itu salah satu dari kalian harus jagain Natasha, gue ga mau dia kenapa napa" ujar Arkael membuat beberapa dari mereka speechless dengan perkataan Arkael.
"Biar gue aja bang" tawar aidan di angguki Arkael. Aidan pun menggandeng tangan gadis itu tapi lebih dulu geplakan mendarat di tangan nya membuat tangan pemuda itu memerah. Aidan meringis kecil karna itu tak main main.
"Selama penjagaan Lo ga boleh sentun dia sedikit pun, kecuali dalam bahaya, she is mine" ujar Arkael dengan berbisik di akhir kalimat. Membuat aidan mengangguk.
"Makasih Abang" Arkael mengangguk membiarkan Natasha pergi dengan aidan.
"Kita bagi tugas, gue denger Alana ada di luar negri, gue butuh 2 orang dari kalian alister dan 1 lagi. Kita bakal berangkat ke sana, lebihnya tetap di sini awasi pergerakan dara dan jaga Natasha, besok kavindra mulai sekolah gue mau tu anak ga macem macem sama cewe gue, kalo dia sampe tampar nata, kepala kalian sebagai gantinya" Arkael pergi meninggalkan alister dkk di ikuti Bimo dan Regan.
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigrasi figuran boy (Completed)
عشوائيArkiel pemuda tampan yg hidup sebatang kara, selama ini dia hidup sendiri tanpa teman atau keluarga, hidupnya yg lempeng membuatnya suka mencari hiburan sendiri seperti mengoleksi novel novel. di umur nya yg 21 tahun arkiel sudah memiliki cafe sendi...