bab 7 : novel aneh

725 75 1
                                    

Di rumah arka begitu berisik, fahmi dan ravin tak berhenti berdebat sesekali ngegas kala revan menimpali, keduanya geram pada revan yg membuat bilqis menangis.

Tak jauh ataya dan bilqis membuat karya dari kertas origami, sedangkan sesil dan mawar memilih mengkreasikan botol bekas yg tertimbun di dapur arka.

Arka sendiri hanya menatap mereka dengan tenang, dia merasa bersyukur bisa ada di sini, dirinya jadi enggan kembali, tapi mengingat dia hanya menjalani tugas di sini membuat mau tak mau dia harus kembali.

"El... Kamu kangen rumah? " ataya duduk di samping pria itu. Arka menoleh menggeleng pelan lalu merangkul ataya.

"Aku merasa kita seperti jadi orang tua tau" celetuk ataya membuat arka terkekeh.

"Ga papa.. Simulasi" sahut arka di balas dorongan pelan gadis itu.

"Fahmi... Liat deh aku buat apa" fahmi yg awalnya bertengkar dengan ravin menoleh pada bilqis.

Pria itu mendekat duduk di antara sesil dan bilqis mengambil kertas origami yg sudah di bentuk angsa oleh bilqis.

"Cantik, kaya yg buat" sedetik kemudian bilqis tertawa.

"Cape ya? " fahmi menarik bilqis ke pelukan nya.

Fahmi tau dia marah dengan mawar tapi dia tak tega mendiami gadis itu, namun karna sakit hatinya bilqis meninggikan egonya. Hal itu membuat bilqis menjadi lemah untuk saat ini.

Arka menatap interaksi mereka matanya tak sengaja menangkap mawar yg menatap marah keduanya, dan tatapan cemburu dari revan.

"Lepas" revan mendorong fahmi membuat pria itu terjengkang ke belakang.

"Revan lo apa apaan sih" sentak bilqis membantu fahmi duduk semula.

"Dia punya gue" lengan bilqis di tarik paksa membuat gadis itu berdiri mendadak.

"Jangan kasar donk" fahmi menarik bilqis lembut dan menyembunyikan gadis itu di belakang tubuhnya.

"Bi... Kamu kenapa sih, seharian ini kamu diami aku loh" bilqis diam memeluk fahmi dari belakang menyembunyikan wajahnya di dada pria itu.

"Lo harusnya sadar diri lo ga pantes sama dia" ujar fahmi dengan wajah angkuhnya. Arka memijat kepalanya pusing sedangkan ataya mengelus lengan arka.

"Terus maksud lo lo pantes sama dia? " ujar revan menunjuk fahmi di balas anggukan mantap oleh pria itu.

"Iya... Emang gue yg pantes sama dia, secara gue ga pernah nyakitin dia, atau ngasih dia harapan palsu" ujar fahmi setelah itu menutup matanya.

Ini kebiasaan fahmi setelah berbohong, tapi untungnya revan tidak tau kebiasaan ini karna fahmi jarang berbohong.

"Bilqis juga lebih mau sama gue dari pada sama lo" tambah fahmi membuat emosi revan meluap.

Plaak

Setelah fahmi merasa tangan bilqis lepas dari perutnya dia mendengar suara tamparan keras membuat atensi mereka tertuju pada bilqis yg memegang pipinya dan mawar di depan nya.

"Penghianat"  bilqis menatap tak percaya pada mawar yg berucap.

"Siapa yg penghianat di sini gue atau lo" balas bilqis menunjuk mawar dan langsung di tepis oleh gadis itu.

"Lo... Siapa lagi, lo tau gue udah lama suka sama fahmi tapi lo malah ambil dia dari gue" teriak mawar membuat fahmi menegang di tempat.

"Hah?? Bukan nya lo dulu ya yg rebut revan dari gue? Padahal lo tau gue udah mulai nerima dia" ujar bilqis membuat revan menatap fahmi.

"Masih dalam batasan kalian girls.. " arka mendekat  berdiri di antara keduanya.

"Sepertinya ada kesalah pahaman di sini, ayo duduk dan selesaikan baik baik" arka menarik bilqis dan mawar mendudukan keduanya dengan dirinya menjadi pembatas.

Ataya merasa kagum dengan sikap dewasa pria itu, arka mampu menjadi dewasa di waktu yg tepat. Sesil dan ravin masih di posisi awal, 2 sejoli itu tidak mau ikut campur.

"Fahmi, revan duduk" 2 pria itu saling melempar tatapan bermusuhan lalu duduk di depan arka.

"Bisa kami jelaskan ke kita kemana kamu pergi kemarin bersama revan... " tanya arka lembut pada mawar yg menunduk.

"Dia... " baru saja revan ingin membantu mawar berbicara di tatap tajam oleh arka.

"Diam van, belum giliran mu berbicara" revan diam kembali menundukan wajahnya, ataya yg berdiri menatap mereka dengan menggelengkan kepalanya.

"Jadi? " mawar mengangkat wajahnya menatap wajah arka.

"Kemarin mama ngirim pesan buat ketemuan di taman, pas udah keluar mama gue bilang ajak revan, awalnya gue ga tau kenapa jadi gue mutusin buat ajak revan. Dan dia mau. Kita sama sama ke taman waktu itu. " Arka mengangguk menatap revan.

"Kenapa kamu mau di ajak mawar kalau kamu lagi mengejar sesuatu yg rapuh. " revan menatap arka laku terdiam sejenak.

"Papa juga nyuruh aku pergi bareng  mawar katanya ada yg mau di omongin" jawab revan persis seperti anak yg di marahi ayahnya.

"Fahmi, bilqis, apa yg terjadi waktu kalian ada di taman" mawar dan revan menatap bilqis dan fahmi spontan.

"Kita... Kita liat tante risa, om Jason, revan dan mawar di sana lagi kumpul, keliatan deket banget" sahut fahmi memilih jarinya.

"Dan kita denger kalian ngomongin pernikahan" bilqis memejamkan matanya tangan arka merengkuh gadis itu.

"Pernikahan? " arka mentap tajam mawar yg bersuara.

"Jadi pernikahan siapa? " mawar yg awalnya terdiam angkat suara kala mendengar pertanyaan arka.

"Pernikahan mama dan om Jason, gue ga tau, tiba tiba mama bilang mau nikah sama om Jason setelah cerai dari papa... "

"Kita awalnya kaget, tapi melihat papa gue udah bisa ngontrol halusinasi nya, dan tante risa yg terlibat nyaman sama papa gue, kita sepakat buat setuju" lanjut revan membuat bilqis menatap keduanya.

"Jadi cuma salah paham? " tanya bilqis di angguki revan dan mawar.

"Udah ya... Jangan pada berantem, ga baik" nasihat arka dengan senyum nya.

"Makasih" arka terkejut kala di serbu mawar dan bilqis pelukan.

"Udah kaya dady ya arka" celetuk ataya di angguki yg lain nya

"Dady arka" pekik bilqis mawar dan sesil bersamaan. Gadis itu tertawa melihat wajah tak suka arka.

"Berarti kalo gitu.... " ravin menjeda ucapan nya.

"Momy ata..." Pekik ravin, revan, dan fahmi bersamaan lalu menubruk ataya dengan pelukan.

"Husst.... Jaga jarak kalian" 3 pria itu melepas kan diri dari ataya lalu tertawa terbahak bahak kala terdengar nada peringatan dari arka.

transmigrasi figuran boy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang