#01 SAKI

182 32 34
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh
Hay teman-teman kembali lagi di cerita aku. Ini cerita baru Sesuai imajinasi aku jadi kalau bosen bisa langsung skip aja. Oke?

Jangan lupa juga buat Vote and comment ya gays

Happy Reading




🦋🦋

"Ustadz Saki!!"Panggil seorang pemuda yang berada di belakang Orang yang di panggil ustadz itu.

Ustadz Saki orang itu menoleh kebelakang melihat siapa yang memanggil nya.

Saat sampai di depan ustadz Saki pemuda itu tidak lupa mengucapkan salam terlebih dahulu "Assalamualaikum ustadz." salam pemuda itu.

"Wa'alaikumussalam"balas ustadz Saki.Ustadz Saki mengangkat Satu alis nya tanda bertanya pada pemuda itu.

"Itu ustadz, Ustadz di panggil pak kyai di suruh ke ndalem katanya"Ucap pemuda itu di angguki ustadz Saki.

"Kalau begitu ana pamit ustadz Assalamualaikum."pamit pemuda itu lalu melangkah Mundur menjauh dari ustadz Saki.

"Wa'alaikumussalam"melihat pemuda itu telah menjauh ustadz Saki melangkah menuju ndalem dengan tatapan datarnya.

Saat menuju ndalem banyak santriwan dan santriwati yang menyapanya hanya sekedar memberi salam padanya.

Tok

Tok

"Assalamualaikum"Salam ustadz Saki setelah mengetuk pintu dua kali dengan pelan.

"Wa'alaikumussalam"Balas suara dari dalam

Ceklek.

Pintu terbuka menampakkan seorang wanita paru baya yang sekitar berusia 40 uan.

"Ah, Ustadz Saki toh. Nyai kira siapa"Ucap wanita paru baya itu tersenyum lembut di balas Saki dengan senyum tipis.

"Kyai nya ada nyai?"tanya ustadz Saki menunduk sopan.

"Aya di jero, Ustadz kakara asup"Ujar Nyai Dira mempersilahkan ustadz Saki masuk ke dalam

Setelah Ustadz Saki masuk Nyai Dira menutup kembali pintu lalu menyusul ke dalam menuju dapur untuk membuat Teh untuk kedua orang itu.

"Assalamualaikum kyai"Salam Ustadz Saki setelah sampai di ruang tamu lalu menyalami tangan pak kyai.

"Wa'alaikumussalam. Silahkan duduk Ustadz"Ucap Kyai Hasan mempersilahkan ustadz Saki duduk dan di turuti oleh ustadz Saki.

"Ini teh nya, di minum dulu nanti dingin"Ucap Nyai Dira lalu duduk di dekat suaminya.

"Syukron nyai"Ustadz Saki dan Kyai meminum teh buatan Nyai Dira dengan pelan. Setelah cukup lama hening ustadz Saki berinsiatif membuka obrolan.

"Hapunten, Kyai manggil saya?"Tanya ustadz Saki sopan. Mendengar itu kyai yang tadi menatap Kitab yang ia baca langsung menoleh ke arah ustadz Saki.

ALSAKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang