#05 SAKI

35 3 0
                                    

Welcome

HAPPY READING




_____

"Jika rupa menjadi penentu lalu apa gunanya Allah menciptakan hati"

_Alsaki Zehaan Al-Faruq_

🦋🦋🦋

"Apa betul begitu Najwa?"Tanya seorang pria paru baya yang duduk di hadapan seorang gadis yang tak lain adalah Najwa.

Najwa mengangguk pelan "Iya kyai"pria paruh baya yang tidak lain adalah kyai Hasan mengangguk-angguk kepalanya.

"Antum mau Kabur dari pesantren?"tanya kyai Hasan.

"Nggak kok Pak kyai. Gu-- ehm saya cuman mau ngambil m-mangga doang kok. I-iya ngambil mangga"Sanggah Najwa cepat matanya sesekali melirik pak kyai Hasan yang hanya diam.

"Antum berani berbohong dengan kyai Hasan?"Ustadz Fahrul pria yang bertugas ber patroli semalam itu menggeleng kepala menatap Najwa tak percaya.

"S-saya nggak bohong kok Tadz."Sanggah Najwa gagap menggeleng cepat. Mata nya menghindar dari tatapan kyai Hasan.

Kyai Hasan mengangguk-angguk kepalanya.

"Karna kamu berniat kabur dan juga berbohong, kamu di beri sanksi, hukuman berjemur di lapangan dengan di saksikan oleh seluruh penghuni pondok."Jelas pak Kyai menatap Najwa.

"Pa..."

"Tidak ada bantahan."Ucap Tegas pak kyai Hasan memotong ucapan Najwa yang ingin membantah.

Wajah nya memelas saat mendengar hukuman nya, yang menurut sangat memalukan.

"Gue kabur aja kali ya."batin Najwa ia tersenyum jahat.

"Kamu tidak akan bisa kabur, karna ustadz Fahrul yang akan mengawasi mu."Kyai Hasan berucap dengan menatap tegas Najwa, seakan bisa membaca niat jahat gadis itu.

Najwa menelan ludahnya kasar, sial, Seperti kyai kyai ini bisa membaca pikiran. Najwa menggerutu dalam hati.

"Sarah kyai ajalah, bodo amat."Neira beranjak dari duduk nya lalu melangkah keluar tanpa menghiraukan ustadz Fahrul yang melotot kan matanya menatap Najwa, sedang kyai Hasan hanya tersenyum tipis melihat tingkah Najwa.

"Kyai dia__"

"Tidak, apa ustadz."kyai Hasan tersenyum tipis pada ustadz Fahrul yang menatap.

Menghela nafas nya ia hanya mengangguk lalu pamit keluar untuk melihat Najwa.

"Saya permisi kyai."Kyai Hasan mengangguk lalu ustadz Fahrul keluar menyusul Najwa.

🦋🦋🦋

"Ck!!"

Sudah kesekian kalinya Najwa berdecak kesal. Matanya menyipit karna silau an matahari yang terik.

Sudah 1 jam lama nya ia berjemur dengan di tonton penghuni pesantren, membuat gadis itu kesel setengah mati. Keringat sebesar biji jagung menetes di pelipis gadis itu.

Menghela nafas lelah gadis itu menatap sekeliling nya, seringai jahat tersungging di bibir nya saat matanya tak menangkap adanya ustadz Fahrul yang mengawasi, mata nya hanya menatap sekumpulan penghuni pesantren yang melihatnya.

ALSAKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang