#02 SAKI

99 30 24
                                    

Welcome..

HAPPY READING




🦋🦋🦋

Najwa menatap Bangunan di depan dengan malas. Bagaimana tidak? Bunda Maria terus memaksanya agar masuk pesantren. dengan Ancaman tidak di perbolehkan keluar rumah selama satu tahun, Jika. Ia menolak.

Coba kalian bayangkan!! Seorang Najwa berkurung diri di dalam rumah tanpa bisa keluar! Yang ada ia akan mati kebosanan.

"Najwa, Arsen Ayok nak!"Panggil Maria pada anak-anak nya yang hanya berdiri bak patung di belakang nya.

Mendengar Panggilan Maria Arsen dan Najwa akhirnya melangkah kan kaki mereka menuju sang bunda berada.

sesampainya di tempat sang bunda Najwa dapat melihat dengan jelas Wajah wanita paru baya yang ada di depan sang bunda.

"Ah, perkenalan ini anak ku"ucap maria saat Najwa dan Arsen sudah sampai di sebelah nya. Nyai dira melihat Najwa dengan senyum manis dan di balas sang empu dengan senyum canggung.

"Maa sya Allah. Cantik dan tampan, siapa nama kalian?"ujar nyai Dira tersenyum manis pada Najwa dan Arsen.

"E-em. Najwa Tante"ucap Najwa canggung tidak tahu mau memanggil Wanita paru baya di depan itu dengan sebutan apa.

Terkekeh pelan "panggil Nyai Dira saja nak."Ucap nyai Dira

Najwa mengangguk paham "Saya Arsen Nyai"ujar Arsen memperkenalkan diri nya dengan sedikit membungkuk. Nyai Dira mengangguk-angguk kepala mengerti.

"Ya sudah, kita masuk saja dulu. Tidak enak berbicara di luar seperti ini."kata nyai Dira

"Ah, tidak perlu nyai. Kami tidak akan lama di sini. Hanya mengantarkan kedua anak kami saja, Setelah itu baru pulang."tolak Maria halus. Mengangguk kepala tanda paham.

Arsen remaja berkacamata itu asik menatap setiap inci halaman pesantren yang luas itu. Berbeda dengan Arsen, Najwa di sibukkan dengan menyusun Rencana agar bisa keluar dari pesantren ini setelah nya.

Drtt

Drtt

Hamdi mengambil ponselnya yang berdering di dalam saku tanda ada pesan masuk. Keempat manusia itu menoleh menatap Arsen dengan raut berbeda-beda.

"Kenapa mas?"tanya Maria bingung pada Hamdi. Mendongak menatap sang istri "Kita harus segera kembali ke Jakarta. Mas ada miteeng jam 03 sore"jawab Hamdi membuat Maria mengangguk paham.

Beralih menatap nyai Dira tidak enak "Maaf, sebelumnya Kami harus segera kembali ke Jakarta"ucap Hamdi tidak enak hati pada nyai Dira.

Nyai Dira menanggapinya dengan senyum lembut "tidak apa-apa"ujarnya

"Kalau begitu kami pamit terlebih dahulu."pamit Maria pada nyai Dira di tanggapi sang empu dengan anggukan kepala.

Kini Maria menatap kedua anaknya dengan lembut "Bunda sama ayah pamit ya nak, jaga kesehatan kalain. Jangan bandel kalau di bilangin sama nyai Dira"Ucap Maria lembut mata nya berkaca-kaca Di kecupnya dahi kedua anak nya dengan sayang.

ALSAKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang