Suara teriakan penonton terdengar ditelinganya, membuat rasa bersemangat membakarnya. Dengan kecepatan yang tergolong sangat cepat ia berlari ke tempat dimana tidak ada lawan yang berjaga.
"(NAME)!" teriak teman se-timnya, mengoperkan bola kepada rekannya, Itoshi (Name) anak kedua dari keluarga Itoshi.
Bola yang ditendang terlalu tinggi dan cepat, mau tak mau (Name) harus menggunakan dadanya untuk menghentikan bola itu. Tetapi takdir berkata lain.
Bughh
Bola tersebut terlalu kuat, membuat dadanya terasa sangat sakit. Serasa ada sesuatu yang retak disana, (Name) berlutut menahan rasa sakit tersebut. Sae yang melihat adiknya kesakitan menghampirinya dengan tatapan khawatir.
Darah keluar dari mulut dan hidungnya, tangannya memegang dadanya yang terasa sangat sakit.
'Sakit..' batinnya sembari meremasi jerseynya.
Pertandingan dihentikan karena terjadinya kecelakaan, tim medis dengan segera membawa tandu untuk membawa (Name) pergi dari lapangan.
Sae hanya menatap kepergian (Name) diam, Rin berjalan mendatangi kakaknya, "Sae-nii, (Name)-nii kenapa?"
Sae menoleh, menaruh telapak tangannya diatas kepala sang adik dan mengelusnya, "(Name) akan baik baik saja.. Ku harap.." balasnya dengan kalimat terakhir yang sengaja dikecilkan.
Ia tak mau adiknya khawatir, walaupun ia tau adiknya pasti khawatir karena melihat darah kakaknya yang keluar dari mulut dan hidungnya dan itu cukup banyak.
Pertandingan berlanjut lalu berakhir tim Sae dan Rin yang memenangkan pertandingan tersebut. Setelah membereskan barang-barangnya dan barang (Name), Sae bersama Rin bergegas menuju ke rumah sakit tempat (Name) berada dengan sang ayah yang mengantarkan mereka.
Setelah mereka sampai di rumah sakit tersebut, terdapat sang ibu dengan raut wajah khawatir di depan ruang UGD.
"Bagaimana keadaannya?" tanya sang ayah menghampiri istrinya, "Aku tidak tau anata.."
Dokter keluar dari ruangan membuat sang ibu bertanya tentang keadaan anak keduanya dengan nada panik.
"Tulang rusuknya patah karena tendangan yang cukup keras, tulangnya mengenai paru-parunya membuat pendarahan yang terjadi diparu-parunya. Anak ibu harus dirawat inap 3 bulan disini."
"Tapi dia akan baik baik saja kan dokter?!" tanya sang ibu dengan raut wajah panik.
"Anak ibu akan baik baik saja, tidak perlu melakukan operasi. Kami saat ini sedang mengompreskan es batu pada dada anak anda agar bisa menghentikan pendarahan."
"Syukurlah.."
"Apa dia sudah sadar?" tanya sang ayah.
"Belum, anak anda pingsan karena darah yang keluar cukup banyak. Tapi tenang saja kami memiliki banyak stok golongan darah yang sama dengan golongan darah anak anda."
Sae terdiam mendengarkan penjelasan dari dokter. Ia berpikir, apa yang terjadi jika (Name) mengalami kejadian seperti ini lagi? Ia tidak mau. Ia tidak mau melihat adiknya kesakitan diatas ranjang rumah sakit.
Sae mengira, ia dan (Name) akan selalu menjadi partner sampai mereka sudah dewasa. Tetapi sepertinya itu tidak bisa.
Rin yang menyadari sang kakak sedang melamun mulai menarik-narik jaket sang kakak, "Nii-chan, ada apa?"
"Tidak, tidak ada apa-apa." Lagipula ia memiliki Rin yang bisa menjadi temannya selama (Name) dirawat, ia tidak akan kesepian.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ psychic : blue lock x male! reader
Fanfiction៚ · blue lock × itoshi! reɑder ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ ❝Kau hanyalah berlian yang berlumpur, hanya perlu dilap sedikit saja sudah mengkilap.❞ ❝Perlukah aku melakukannya?❞ ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ ➥ bllk :@Muneyuki Kaneshiro & Yūsuke Nomura Story...