Kembali ke masa masa (Name) baru saja keluar dari rumah sakit, orangtuanya berkata jika kakaknya akan pergi ke Spanyol.
Tentu saja dirinya senang karena kakaknya akan melanjutkan mimpinya, tetapi ia sedih karena tidak akan teman bermain lagi, meskipun ada Rin tapi tetap saja ia sudah menyerah dengan ambisinya untuk mengalahkan Sae.
Tapi saat itu ia masih bermain sepak bola.
Saat (Name) kembali ke sekolah, bukannya mendapatkan sapaan hangat dari temannya, ia malah mendapatkan tatapan hina.
Bahkan diatas mejanya terdapat banyak coretan-coretan dengan kata-kata yang tak mengenakan. Lacinya juga penuh dengan sampah membuatnya terlihat menjijikan.
(Name) tak menduga ini akan terjadi, ia melirik ke arah sahabatnya dan juga rekannya disepak bola, Jin yang menatapnya dengan senyuman licik diwajahnya.
Ia tak menyangkan ini akan terjadi, seharian ia dibully habis habisan bahkan saat latihan tak ada yang mengoper kepadanya.
Semuanya menatapnya dengan tatapan dingin dan benci, kakaknya juga sempat melihat itu tetapi entah kenapa kakaknya terlihat tak mengetahui apa apa mengenai perihal ini.
(Name) sempat mengira mungkin ini adalah prank dari teman-temannya karena ia baru saja keluar dari rumah sakit.
Tetapi pemikiran yang sangat positif itu hancur seketika, ketika ia dipanggil oleh Jin untuk pergi ke belakang sekolah.
Ia sangat yakin jika sahabatnya akan mengatakan semua ini hanyalah candaan saja, tetapi...
Duakk
Bugghh
Ia dihajar habis-habisan, ia tak habis pikir kenapa ia diperlakukan seperti ini. Isi kepalanya pada saat itu "ini hanyalah candaan, ini hanyalah mimpi."
Dan tanpa diduga Jin membawa 'rekan rekannya' kemari.
Sungguh, pemikiran yang menyedihkan.
Saat mereka semua sudah selesai memukuli dan menendangnya, (Name) disirami sebotol air. Air itu memiliki bau yang menyengat.
"Itu air dari bekas pel tau," kata Jin sembari ketawa.
Pemikirannya yang positif tadi hilang seketika.
Mereka meninggalnya dengan keadaan yang menyedihkan. Tubuhnya penuh dengan luka lebam, bajunya penuh dengan bau tak sedap.
Sebenarnya ditasnya terdapat baju olahraga, tetapi baju itu sudah dibasahi oleh keringat. Tak mungkin ia menggunakannya.
(Name) duduk melamun disana, seorang diri sampai langit menjadi gelap dan sekolah yang sepi.
Banyak pertanyaan yang tiba-tiba memasuki pikirannya, kenapa ini tiba-tiba terjadi? Sebenarnya apa yang terjadi saat dirinya dirawat?
Yang sebenarnya terjadi ya? Itu karena bakatnya. Bakatnya yang dapat beradaptasi dengan sesuatu yang baru membuat beberapa rekannya iri, termasuk sahabatnya, Jin.
Bakatnya yang dapat menguasai suatu hal hanya dengan mengamati saja.
Apa kalian tahu yang membuat dirinya dirawat dirumah sakit adalah salah satu dari mereka?
Mereka membuat kesepakatan agar dirinya terlihat menyedihkan dipertandingan itu.
Mereka juga tahu kalau (Name) akan menyerah ketika diperlakukan begini, karena ia adalah tipe orang yang mudah menyerah.
Menurut mereka, (Name) tidak cocok bersama Sae. Yang cocok hanyalah Jin. Dan Jin lah yang cocok untuk menjadi kapten, bukan dirinya.
Itu membuat Jin menjadi besar kepala dan terjadilah kejadian seperti ini.
Suara dering handphone membuat (Name) kembali sadar, ia menatap nama yang menelponnya, itu ibunya.
"Halo?"
"(Name) kau dimana? Semua orang khawatir denganmu."
"Maaf bu, tadi saya pergi ke toko buku dan lupa waktu." Bohong.
"Yasudah, cepat kembali ya."
Telepon dimatikan dengan perkataan ibunya yang menjadi akhir dari pembicaraan.
Sebenarnya bajunya sudah kering, tapi bau itu yang membuatnya khawatir. Ah ya sudahlah, ia juga bisa membuat alasan. Kebetulan (Name) membawa jaket.
Saat ia kembali, terlihat kakaknya yang sedang duduk diruang tamu bersama Rin, mereka sedang menonton pertandingan sepak bola yang ditayangkan disana.
Sae yang melihat tatapan (Name) yang dingin menatapnya dengan tatapan bertanya-tanya.
Tanpa sepatah kata, (Name) berjalan dengan cepat menuju kamarnya yang berada diatas. Mengunci pintunya dan mengurung dirinya.
(Name) meminta kepada ibunya untuk mengantarkan makanan kepadanya, ia tak menyebutkan alasannya tetapi ibunya tetap membawakannya.
Tentu saja sebelum itu ia sudah membersihkan dirinya, dan saat itu juga kamarnya sudah terpisah dengan Sae.
Apa kalian tahu suatu hal? Alasan kenapa (Name) sangat suka menutupi pergelangan tangannya, entah menggunakan jaket, sarung tangan atau apapun itu.
Sepertinya kalian tahu alasannya kenapa, aku tak perlu menyebutkan kan?
Ada suatu kejadian dimana saat setelah Sae kembali dari Spanyol, saat malam hari. Rin berjalan menuju kamar kakaknya yang tentu saja tak jauh dari kamarnya.
Ia ingin tidur bersama kakaknya, walaupun dirinya sudah besar tapi tak ada salahnya kan? Ia hanya perlu pelukan dari sosok kakak saat ini.
Tapi saat Rin membuka pintu (Name) yang tak terkunci, ia melihat (Name) yang sedang 'meluk*i' dirinya sendiri.
Darah segar memenuhi cutter yang sedang ia pegang dengan cepat diambil oleh Rin.
Rin sama sekali tak tahu apa yang terjadi dengan kakaknya selama ini, tapi ia tahu kakaknya sudah sangat lelah dengan semua ini. Ia dapat mengetahuinya dengan cara melihat tatapannya yang kosong dan kantong mata yang menghitam.
Ini sudah menjadi kebiasaannya, ia takut. Ia takut didalam mimpinya kejadian itu akan terulang maka dari itu ia memutuskan untuk tidak tidur, kalau ketiduran pun ia bersyukur tidak memimpikan apa apa.
Saat kejadian itulah Rin menjadi lebih perhatian kepadanya, walaupun tak selalu bisa bersama. Tapi Rin selalu memastikan dirinya baik-baik saja, apa lagi saat sendiri.
—
Semuanya belum terungkap tapi gaoaoa 😁😁
Aku suka menyiksa anak anak ku, jadi maklumkan saja😘🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ psychic : blue lock x male! reader
Fanfiction៚ · blue lock × itoshi! reɑder ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ ❝Kau hanyalah berlian yang berlumpur, hanya perlu dilap sedikit saja sudah mengkilap.❞ ❝Perlukah aku melakukannya?❞ ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ ➥ bllk :@Muneyuki Kaneshiro & Yūsuke Nomura Story...