Saat ini mereka sedang menyebutkan semua senjata senjata yang mereka miliki. Ini bertujuan untuk membuat rencana untuk mereka kedepannya.
"Senjataku adalah teknik menembakku yang luar biasa dan mottoku adalah sepak bola seksi!"
"Milikku menerobos di belakang."
"Milikku fisik."
"Aku serba bisa."
"Punyaku sikap tidak pernah menyerah!"
"Milikku kekuatan dengan tendangan kaki kiriku."
"Punyaku... dribel..." ucap Bachira sebelum tetidur pulas.
"Kalau aku lompatanku," ucap Kuon sembari mencatat semua senjata yang mereka sebutkan.
"Siapa yang berikutnya? Itoshi-kun?" Kuon bertanya kepada (Name) untuk menyebutkan senjatanya.
"Punyaku, ya? Tendanganku, aku bisa menembak sejauh 28m untuk saat ini," ucap (Name) sembari tersenyum.
Kenapa (Name) menyebutnya padahal ia punya trust issue? Alasannya:
'Aku sebutkan saja, kalau mereka menghianati ku aku juga bisa mengetahuinya.' Itulah alasannya. Toh juga ia tidak hanya memiliki satu senjata saja.
Rekan berhianat, dukun (Name) bertindak😎😎😎
"Isagi-kun?"
"Eh, senjataku? Oh, hm... Aku masih belum tahu..."
"Operanmu?"
"Tidak, itu harus senjata untuk striker."
"Kalau tidak tahu artinya kau sudah tamat. Selanjutnya!"
"Isagi bukannya tidak tahu, dia hanya belum menemukannya saja. Lebih baik kau jaga perkataan mu, Raichi," tegur (Name).
"Tch."
"Sudah sudah, beri tahu kami saat kau kepikiran sesuatu. Terakhir, Chigiri."
"Aku tidak mau bilang," jawab Chigiri yang sedang duduk memeluk kedua lututnya yang pernah- ekhm.
"Hah? Tapi itulah inti dari percakapan ini."
"Aku tahu, tapi aku tidak ingin mengatakannya."
"Apa apaan? Mari kita abaikan saja ratu egois itu," ucap Raichi.
"Jangan seperti itu, Raichi. Kita tidak boleh memaksakanya. Chigiri-san pasti punya alasan tertentu," tegur (Name) lagi yang hanya dibalas decihan dari yang ditegur.
"Bagaimanapun, seorang striker butuh senjata yang kuat dan bagaimana kau menggunakan itu yang terpenting," ucap Kuon.
"Tapi jika semuanya hanya melakukan apa yang mereka mau, bukankah itu akan seperti pertandingan sebelumnya?"
"Bisakah kita menang dengan melakukan apa yang diperintahkan Ego?" tanya Gagamaru yang sedang merebahkan dirinya diatas futon.
"Bahkan dengan senjata, jika tidak terkoordinasi itu tidak ada artinya," kata Naruhaya.
"Tidak bisakah kita membuat strategi dimana kita semua bisa bersinar atau semacamnya?" tanya Isagi kepada Kuon yang terlihat berpikir keras.
Mereka semua memperhatikan Kuon yang sedang berpikir, menunggu Kuon untuk berbicara.
"Souka..." gumam Kuon, ia menulis sesuatu diatas buku catatan yang ia gunakan untuk mencatat senjata timnya dengan raut wajah serius.
"Ya, ini mungkin berhasil. Dengan cara ini, kita semua akan dapat kesempatan yang sama. Dengan strategi ini, kita mungkin menang," ucap Kuon setelah menulis sesuatu diatas buku tersebut, ia memperlihatkan apa yang ia tulis disana, rencana mereka untuk kedepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ psychic : blue lock x male! reader
Fanfiction៚ · blue lock × itoshi! reɑder ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ ❝Kau hanyalah berlian yang berlumpur, hanya perlu dilap sedikit saja sudah mengkilap.❞ ❝Perlukah aku melakukannya?❞ ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ ➥ bllk :@Muneyuki Kaneshiro & Yūsuke Nomura Story...