Bachira terbangun karena panggilan dari alam yang mendadak, ia memperhatikan semua teman-temannya, mereka tertidur dengan nyenyak. Bachira jadi gak tega:((.
Tanpa sengaja ia melirik ke arah sampingnya, tempat (Name) berada. Wajahnya penuh keringat dan terdapat air mata yang menetes. Raut wajahnya seperti tak nyaman dan Bachira tahu jika itu adalah mimpi buruk.
Ia ingat saat ia mimpi buruk ibunya selalu menutup telinganya dan berkata dengan kata-kata yang lembut.
Dan Bachira melakukan itu terhadap (Name) dan sepertinya itu berhasil.
Dan juga Bachira lupa kalau dirinya sedang kebelet, kalau membangunkan orang yang sedang mimpi buruk itu artinya menyelamatkan kan? Yey dapet pahala.
"(Name)-chan! (Name)-chan!" Tangan Bachira menggoyang-goyangkan tubuh (Name), membuatnya terbangun dari mimpinya yang cukup eee..
"Um.. Kenapa?" (Name) bertanya sembari mengucek-ngucek matanya, ia melirik ke arah jam dinding yang berada disana, jarum jam terdapat diangka 2 yang artinya sekarang adalah jam 2 malam.
"Temani aku ke kamar mandi!"
"Ah.. Baiklah." (Name) berdiri mengikuti langkah kaki Bachira dari belakang. Sepertinya Bachira takut pergi ke toilet sendiri, (Name) mewajarkan hal tersebut.
Canggung. Satu kata yang bisa mendeskripsikan mereka, (Name) jarang mengobrol dengan rekan sekaligus rivalnya. Bisa dibilang (Name) cukup pendiam jika berada di tempat yang cukup asing baginya, apa lagi persaingan disini cukup sengit..
"Kenapa?" Bachira menghentikan langkah kakinya, ia menoleh ke arah (Name) yang terlihat menatapnya dengan tatapan kebingungan.
"Kenapa kamu tahu jika aku tak akan menendang bolanya ke arahmu?"
"Aku tak mengerti apa maksudmu, Bachira." (Name) menatap balik Bachira yang menatap intens kearah dirinya, sejak awal remaja ini perilakunya memang sudah aneh. (Name) sedikit bingung dengan sikapnya.
"Tak usah dipikirkan. Oh iya (Name)-chan, kamu saudara Itoshi Sae kan?"
Ini dia, topik yang sama sekali (Name) tidak sukai. Sebenarnya ia sudah sering ditanyakan mengenai hal ini, tetapi ia ingin dunia mengenalnya sebagai Itoshi (Name) bukan adik dari Itoshi Sae.
(Name) hanya tersenyum membalas perkataan Bachira, "Kau cukup pendiam ya." Bachira mendekatinya dan mulai merangkulnya.
"Aku hanya sedang beradaptasi."
Mata Bachira entah kenapa terfokuskan dengan rambut yang sedang terurai milik (Name), memperlihatkan betapa halusnya rambut itu.
Secara tidak sadar Bachira menyentuh helai rambutnya, "Ternyata memang benar." (Name) menatapnya bingung.
"Ada yang bilang jika rambut seorang pemain drama lembut, ternyata itu benar."
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"
"Ku rasa kau lupa jika kaulah yang menemaniku bermain saat aku sedang sendirian di bawah jembatan saat itu."
Ah iya, ia ingat. Saat itu rambutnya masih berwarna merah seperti rambut sang kakak, ia mewarnainya beberapa hari setelah kakaknya pergi.
"Monster ku memang benar!"
(Name) menatapnya bingung, pria ini aneh itu yang ia pikirkan. Tetapi untunglah ada seseorang yang ia kenal disini.
"Ayo kita bermain bersama lagi," ucap Bachira menjulurkan tangannya kepada (Name).
"Um. Sebagai rekan dan juga rival."
***
Sejak kejadian itu entah kenapa Bachira semakin menempel dengan (Name), walaupun kadang ia lebih sering terlihat bersama Isagi.
Terkadang ia khawatir dengan adiknya, tetapi ia yakin jika sang adik akan baik baik saja. Seharusnya ia yang harus khawatir.
Saat ini (Name) sedang membereskan futon-futon yang tadi digunakan oleh rekan-rekannya dan tentu saja dibantu oleh Kuon.
"Hasil statistik tes fisik sudah keluar, semuanya diminta segera kembali ke kamar untuk memastikan peringkat terbaru."
Mereka mulai mengecek nomor yang berada dilengan baju mereka yang baru, dan tentu saja peringkat (Name) dan ia tetap berada diperingkat teratas.
"(Name), kau peringkat berapa?" tanya Kunigamu menghampirinya, "Punyaku peringkat 267."
"265," jawab (Name). Satu-satunya orang yang mulai akrab dengannya, Kunigami Rensuke.
Mereka mulai akrab saat (Name) ingin latihan di Gym tetapi Kunigami berada disana dan berakhir mereka sering bertemu dan mulai akrab walaupun ga akrab akrab amat karena entah kenapa sifat kedua saudaranya yang pendiam itu menular ke dirinya.
Apakah ia akan menjadi Itoshi emo (Name)?
"Wah, (Name)-chan hebat! Kau tetap peringkat pertama, aku peringkat 266 dibawah mu!" ucap Bachira yang tiba-tiba muncul membuat kedua orang tersebut terkejut dan Bachira hanya tertawa seakan-akan dirinya tidak punya salah.
"Kau dari kemarin selalu tidak dapat ditebak, Bachira."
"Itu artinya aku hebat, ya kan (Name)-chan?"
"Jangan menanyakan pendapatku..."
"Hai, kalian telah bekerja keras para talenta yang belum diasah, apa kalian menikmati kehidupan di Blue Lock?" ucap Ego yang tiba-tiba muncul didalam layar.
"Lelucon apa ini? Di lingkungan yang sebegitu buruk ini apakah benar-benar bisa meningkatkan teknik sepak bola?" protes Raichi.
"Benar, aku mau memakan makanan yang normal," ujar Naruhaya lalu memegangi perutnya yang keroncongan.
'Sebenarnya aku sedikit bersyukur karena makananku bukan seafood.' batin (Name) yang bersyukur.
"Karena teknik sepak bola kalian buruk, tentu saja lingkungannya juga buruk baka."
Dan selanjutnya Ego membahas sedikit tentang Blue Lock dari total tim peringkat dan lain sebagainya dan Ego juga memberitahu jika mereka adalah sekelompok orang yang memiliki peringkat paling rendah disini.
Sempat terjadi perdebatan diantara mereka, tetapi Kuon berhasil menenangkan mereka sebelum terjadi pertengkaran.
Dan saat sudah tenang Ego kembali menjelaskan jika orang-orang peringkat atas bisa makan makanan enak dan berlatih di gedung elite.
"Disini, orang yang memiliki teknik sepak bola unggul adalah raja jika ingin menjalani hidup nyaman, teruslah menang lalu naiklah ke atas."
Setelah Ego menjelaskan hal tersebut, sekarang adalah hal yang dinanti-nantikan oleh semua orang.
"Seleksi pertama di Blue Lock akan dimulai."
—
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ psychic : blue lock x male! reader
Fanfiction៚ · blue lock × itoshi! reɑder ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ ❝Kau hanyalah berlian yang berlumpur, hanya perlu dilap sedikit saja sudah mengkilap.❞ ❝Perlukah aku melakukannya?❞ ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ ➥ bllk :@Muneyuki Kaneshiro & Yūsuke Nomura Story...