- kalah

1.4K 291 13
                                    

"Tch." Barou mendecih pelan melihatnya. (Name) yang menyadari itu tersenyum ke arahnya, sepertinya sikapnya yang buruk saat dilapangan tidak berubah.

Suara peluit kembali berbunyi, sekarang Barou yang mengiringi bola tersebut ke arah gawang.

Sepertinya, karena goal (Name) tadi membuat Barou menjadi kesal dan sama sekali tak ingin mengoper bolanya kepada rekannya.

Walaupun memang tak pernah sih...

(Name) tak bisa bergerak leluasa seperti tadi, sekarang ia dijaga tiga orang sekaligus. Tim lawan menjadi lebih waspada kepadanya.

'Banyak sekali penjaganya, bagaimana caranya aku melawan mereka?'

Barou dengan mudah melewati penjaga penjaga itu karena fisiknya yang unggul dan pada akhirnya Barou mencetak goal.

1-1

"Dengarkan dan ingat baik-baik perkataanku, Tim Pecundang. Bagiku bola bukanlah teman arau semacamnya, dia hanyalah budak berbentuk bola yang membuatku bersinar."

"Di lapangan, aku adalah Raja. Apakah kau dengar, Si tak berguna?" ucap Barou menatap (Name) yang tersenyum ke arahnya.

"Tentu saja aku dengar, aku memiliki telinga, Barou-san," balasnya.

"Tidak apa-apa, skor kita seri jadi jangan putus asa dulu!" ucap Kuon.

Mereka kembali pada posisi mereka masing-masing, kali ini (Name) berada diambang kebingungan ketika melihat semuanya bermain dengan serius.

Apakah dia harus bermain serius? Atau tidak? Itu membuatnya ragu, apa lagi dengan perkataan kakaknya dimasa lalu. Bahkan daritadi permainannya dapat dibilanh bercanda.

Jika dia tereliminasi disini, itu tak menjadi masalah baginya. Ia sekarang sudah tak punya ambisi untuk itu lagi pula adiknya juga tak mungkin selemah itu untuk perlu dirinya sebagai batu loncatan.

"Bachira! Setidaknya kita berdua dulu saling mengoper!" ucap Isagi kepada Bachira.

"Oke."

Permainan dimulai dengan peluit yang dibunyikan, Isagi mengoper bola ke arah Bachira. Tetapi hal yang diluar dugaan terjadi, Igaguri menghalanginya.

"Tunggu. Igaguri, posisimu!"

"Apa kau bodoh, Isagi? Kalau ingin tim kita bertahan, maka harus menjadi topskor! Jadi aku takkan mengoper bola pada siapapun," ucap Igaguri sembari mengiring bola itu seorang diri.

"Tunggu dulu!"

Teriakan Isagi tak membuat Igaguri terhenti, ia tetap maju kedepan. Tetapi sialnya tim lawan dapat mengambil alih bola tersebut.

"Sial!"

"Dasar payah! Aku rebut!" ucap orang itu sembari mengiringi bola tersebut ke arah gawang.

"Bolamu direbut? Aku akan membunuhmu!"

"Igaguri no aho!"

Raichi mengejar orang itu dan disusul oleh Naruhaya dibelakangnya.

"Semuanya, mundur! Kita harus bertahan!" teriak Kuon.

(Name)? Ia melamun sendiri, ia bahkan tak fokus dengan bertandingan kali ini karena pertanyaan yang terus menerus berada didalan pikirannya.

Ini adalah kebiasaan buruknya, ketika hal ini terjadi ia akan melamun tak peduli dimanapun dan kapanpun sampai ada yang menyadarkannya atau sampai ia menemukan jawabannya.

Bola dioper ke arah Barou karena melihat tim lawan mereka tidak kompak dan mereka memutuskan untuk bermain sebagai tim.

(Name) hanya menatap rekannya dengan tatapan kosong, pikirannya terpenuhi oleh banyak pertanyaan secara tiba-tiba itu membuat kepalanya terasa sakit.

Apa alasan sebenarnya ia datang kemari? Saat ini ia seperti remaja yang kebingungan mengenai tujuan hidupnya.

Tanpa disadari tim lawan lagi lagi mencetak goal dan sekarang skornya adalah 2-1.

Bachira menghampiri (Name) yang sedang melamun, ia meletakkan tangannya dipundaknya. Sedaritadi Bachira memperhatikan (Name) yang berperilaku aneh dan memutuskan untuk menghampirinya.

"Ada apa? Kau terlihat aneh." tanyanya setelah melihat (Name) yang tersentak karena disentuh olehnya.

"T-tidak apa-apa." (Name) mengalihkan wajahnya dari Bachira, Bachira ingin menanyakan sesuatu tetapi peluit kembali berbunyi membuatnya mengurung niatnya.

Tim lawan mencetak goal sampai skornya 5-1, semakin bertambahnya goal membuat tim Z semakin memikirkan dirinya sendiri itu membuat tim lawan dapat mencetak goal dengan mudahnya.

Waktu tersisa tiga menit, mustahil mengembalikan keadaan dalam waktu sesingkat itu.

(Name) saat ini sudah menyerah, ia mengelap keringatnya dengan jerseynya. Bahkan daritadi ia tidak dapat menyentuh bola sama sekali, semuanya memikirkan dirinya sendiri.

Tetapi ada sesuatu yang tak terduga, Bachira dan Isagi maju membuat Kunigiri mencetak goal untuk pertama kalinya setelah sekian banyak goal yang dicetak oleh tim lawan.

"Hei, si tak berguna." Barou menghampiri (Name) setelah 'berbicara' dengan Isagi. (Name) yang sedang berada di samping Kunigami menatapnya dengan tatapan bertanya.

"Kenapa tendanganmu terlihat berbeda? Bahkan aku dapat melihat perasaan ragu-ragu disana, kalau kau tak ingin bermain maka pergilah."

(Name) terdiam mendengarnya, ia menundukkan kepalanya.

"Perkataanmu benar. Memang aku tak ingin bermain, aku kemari hanya mengikuti firasatku, kebetulan adikku juga ikut."

"Jika memang itu benar maka pergilah, tempat ini tak cocok untukmu yang hanya mengikuti firasat saja, apa lagi mengikuti orang lain. Posisi mu lebih pantas diberikan kepada orang lain."

Barou berjalan meninggalkannya (Name) yang terdiam sepenuhnya. Remaja bermarga Itoshi itu berjalan meninggalkan lapangan, tak peduli dengan teriakan Kunigami yang menghentikannya.

Ia hanya ingin menyendiri terlebih dahulu. (Name) berjalan tak tahu arah, saat sudah dirasa sepi ia terduduk lemas, menghela napas panjang.

Kepalanya tertunduk, memang seharusnya ia tak kemari saja. Kesalahan terbesarnya saat ini mungkin memasuki Blue Lock ini.

"Sae! Kau makin lama makin hebat saja! Ambisiku untuk mengalahkanmu semakin besar!" ucap (Name) kecil kepada kakaknya saat sang kakak sedang latihan.

Sae tersenyum lembut ke arah sang adik, ia mengelus rambutnya.

"Jika kau ingin mengalahkanku, maka berusahalah. Tapi aku takkan mudah terkalahkan loh."

Masa lalu yang awalnya manis menjadi suram. Itulah dirinya. Ia terlihat sangat menyedihkan sekarang.

Bahkan saat ini ia berharap agar menghilang saja dari sini.

Next chapter ada beberapa kejadian yang cukup sensitif mengenai masa lalu mc kita😁😁

❝ psychic : blue lock x male! readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang