1

12.9K 805 8
                                    

Seorang pria tengah sibuk dengan kertas-kertas dan laptop yang ada di mejanya, sampai seseorang mengetuk pintu.

"Masuk"

Pintu itu terbuka menampakkan seorang lelaki yang membawa berkas-berkas.

"Yah, aku merasa ada yang salah dengan laporan ini" lelaki bernama Jonathan itu memberikan berkas kepada pria yang dia panggil Ayah.

"Ini hotel dan resto kita yang di Lembang kan? Ada masalah apa disana? Selama ini bukannya tidak pernah ada masalah disana?"

"Awalnya aku juga tidak curiga, tapi selalu aku baca lagi aku rasa ada yang salah laporan yang kita terima tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan, aku rencananya akan kesana hari Sabtu ini"

"Oke. Ayah harap kamu bisa mengatasi masalah ini. Oh iya, ajak Davka agar dia bisa belajar disana"

"Baik, yah. Nanti aku akan ajak Davka"

"Yah?!"

"Ada apalagi Jo?"

"Kapan ayah akan cari Bunda? Aku tau selama ini ayah menyesalkan? Tidak ada salahnya untuk mencoba dengan mencari Bunda"

"Meskipun Ayah mencari Bunda belum tentu Bunda akan memaafkan Ayah Jo"

"Jo yakin Bunda sudah memaafkan Ayah meskipun Jo tidak yakin Bunda akan mau kembali pada Ayah. Tapi kita tidak akan tau jawabannya kalau tidak dicoba"

"Jo dan adik-adik kangen Bunda yah" ucap Jonathan pelan sebelum pergi meninggalkan ruangan Ayahnya.

Radian Mahardika pria yang di panggil Ayah itu menatap kepergian Jonathan anaknya.

"Maafkan ayah karena keegoisan Ayah kalian kehilangan Bunda kalian"

~

"Abang kenapa Mang Didin belum jemput?! Adek cape banget" Saat ini Bian dan Brian sedang menunggu supir mereka di depan gerbang sekolah.

"Sebentar lagi mungkin dek, kita ke halte aja yuk biar adek bisa duduk" setelah adiknya mengangguk Brian menggandeng Bian berjalan ke arah halte sekolah.

Setelah 10 menit menunggu ada mobil yang berhenti di halte.

"Adek!!, Abang!!" Teriak seorang wanita di dalam mobil.

"Adek kita udah di jemput bunda" Brian menepuk-nepuk pipi adiknya pelan yang bersandar di pundaknya. Bian dan Brian berjalan kearah mobil Bundanya.

"Bundaaa~ adek di belakang sama Abang yaa~ adek mau bobo" Arsyila yang melihat anaknya sudah lemas hanya tersenyum dan mengangguk.

Bian benar-benar langsung tertidur saat mobil Bundanya berjalan.

"Adeknya capek banget yaa bang?"

"Iya Bun, tadi Adek maksa buat ikut tes olahraga padahal gurunya udah bilang gak apa-apa kalo tes adek di ganti yang lain"

"Adek kamu tuh yaa udah tau gampang banget sakit, tapi selalu aja maksain. Apalagi sekarang kalian lagi ada tambahan belajar"

"Coba bang pegang dahinya anget gak?"

Brian langsung mengikuti perintah sang Bunda "nggak ko Bun syukurnya"

Setelah 20 menit mobil yang di kendarai oleh Arsyila berhenti di rumah minimalis berwarna abu-abu.

Setelah 20 menit mobil yang di kendarai oleh Arsyila berhenti di rumah minimalis berwarna abu-abu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Gambaran rumah Bunda dan si kembar*

"Bang bangunin adeknya"

"Adek bangun yuk udah sampai"

Bian membuka matanya perlahan setelah itu duduk tegap di bantu Abangnya.

"Udah sampe yaa"

"Iya sayang, kamu mandi dulu yaa pakai air hangat udah sore soalnya. Abang juga yaa"



Arshaka BianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang