10

8.2K 614 6
                                    

Hari ini adalah hari terakhir Bian dan Brian ujian. Setelah selesai mengerjakan soalnya Brian langsung ke ruangan Bian karena mereka berbeda ruangan. Brian melihat Bian yang menyembunyikan kepalanya di antara tangannya di atas meja, Brian berjalan menghampiri adiknya itu mengusap-usap rambut Bian pelan. Adiknya pasti kelelahan karena ujian, dari kecil Bian memang seperti ini setiap selesai ujian anak itu selalu sakit.

"Adek pusing ya?" Bian mengangguk tanpa mengangkat kepalanya.

"Kuat jalan gak? Atau mau bang Bri gendong?" Tanya Brian. Bian langsung mengangkat kepalanya sedikit.

"Abang kepala adek pusing sekaliii~" Brian langsung menarik kursi lalu duduk disamping adiknya mengusap-usap kepala adiknya.

"Pusingnya dari kapan?" Tanya Brian

"Tadi pas ujian ke dua"

"Perutnya sakit gak? Tadi Adek makannya sedikit kan?" Bian mengangguk lalu menelungkupkan lagi kepalanya

"Pusing banget ya dek. Abang gendong aja yuk? Udah waktunya pulang"

"Malu abang~" ucap Bian pelan.

Brian terkekeh mendengar jawaban adiknya. Padahal selama ini orang-orang sering melihat Bian di gendong Brian.

"Gak papa yuk? Adek emang mau disini sampe malem" Bian menggeleng akhirnya dia menurut untuk digendong Brian.

Kadang Brian kasihan pada adiknya ini sejak kecil Bundanya selalu membatasi aktivitas Bian karena Bian gampang sakit. Tidak seperti Brian yang aktif di berbagai organisasi dan selalu mengikuti berbagai lomba akademik mau non akademik.

"Loh bunda yang jemput bukan mang Didin!" Ucap Brian saat melihat bundanya sudah menunggu di dalam mobil.

"Adek kenapa Bang?" Tanya Arsyila saat melihat Bian yang digendong Brian

"Pusing katanya perutnya juga sakit tadi pagi kan adek sarapannya sedikit" ucap Brian sambil menurunkan adiknya karena Bian tertidur.

"Panas gak Bang?"

"Lumayan anget sih Bun" jawab Brian

"Coba Bang dibelakang ada kotak obat kalau di gak salah masih ada stok plester demam deh" ucap Arsyila. Brian langsung mencari ke belakang untungnya memang masih ada stok. Brian langsung menempelkannya di kening Bian.

"Adeknya dibagunin aja bang" ucap Arsyila saat sudah sampai di rumah.

"Gak papa Bun. Aku gendong aja kasian kalo dibangunin" ucap Brian

~~~

Malam ini keluarga Mahardika berkumpul dimeja makan dengan berbagai hidangan lezat sudah tersaji disana, Radian sengaja mengumpulkan semuanya karena Jemiel baru saja selesai ujian.

"Selamat ya Jem. Sebentar lagi kamu masuk SMA. Anak ayah ternyata sudah besar semua ya"

"Makasih Yah"

"Ya masa kecil terus Yah, kan dikasih makan. Btw selamat ya Jem. Akhirnya bentar lagi pake seragam putih-abu"

"Makasih Ka Jev"

"Selamat ya adik kecil Mas. Gak usah nyoba bandel kaya Jev ya"

"Haha sesekali boleh kayanya nyoba bandel kaya gak Jev"

"Harus Cil. Kapan lagi Lo ngerasain serunya jadi anak SMA"

"Adeknya gak usah diajarin yang gak bener Jev. Selamat ya adiknya Bang Jo. Semoga dapat nilai yang memuaskan ya dek" Ucap Jo Jemiel hanya mengangguk.

"Udah yuk kita makan" ucap Radian akhirnya semuanyapun mulai memakan makanannya.

Mereka memang sering melakukan makan bersama seperti ini saat salah satu dari mereka selesai melakukan hal penting salah satunya Ujian Jemiel ini.

~~~

Dirumah Arsyila semuanya kerepotan karena dari tadi Bian rewel.

"Bundaa~"

"Adek bundanya lagi ambil bubur buat adek dulu sebentar ya sayang" ucap Brian

"Mau bunda Abang" ucap Bian dengan mata yang berkaca-kaca

"Iya adek sebentar yaa" mendengar jawaban Brian membuat Bian mulai menangis.

"Dek jangan nangis dong. Makin pusing nanti"

"Hikss.. mau bundaaa~"

"Loh adiknya kenapa itu Bri?" Tanya Arsyila yang baru masuk dan melihat anak bungsunya menangis.

"Nyariin Bunda padahal aku udah bilang kalo bunda lagi ambil bubur" jawab Brian

"Adek makan dulu ya sayang. Udah dong jangan nangis nanti makin pusing loh" ucap Arsyila sambil mengusap air mata Bian.

Baru juga Bian makan satu suap dia sudah menutup mulutnya.

"Udah ya Bunda pait" ucap Bian

"Baru satu suap loh dek. Dua suap lagi ya?" Bian menggeleng

"Mau bang Jo bunda" ucap Bian

"Bang Jo kan gak ada disini sayang"

"Mau Bang Jo~" ucap Bian sebelum tangisnya kembali terdengar.

Arshaka BianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang