Bab VII (Beginning)

290 34 8
                                    

Cahaya matahari masuk melalui celah gorden, Jungkook terbangun karena cahaya itu membuat matanya silau. Jungkook duduk dan menggaruk kepalanya, ia belum sepernuhnya sadar. Dilihatnya, tidak ada siapa pun di kamar hanya ada dirinya sendiri.

Jungkook berdiri dan menyadari dirinya telanjang bulat dan segera menutupinya kembali dengan selimut. Ia tidak ingat kejadian semalam. Kondisi kamar pun terlihat rapi, seperti tidak ada pertempuran malam itu.

Jungkook meraih handuk dekat kasur dan memakainya untuk menutupi tubuh bawahnya. Saat menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya, Jungkook menemukan bercak darah di sprei tempat tidurnya. Matanya membulat, apa jangan-jangan dia telah melakukan itu dengan Yuna. Ini tidak boleh terjadi.

Jungkook segera membersihkan dirinya dan berlari ke meja makan keluarga yang ada di lantai bawah. Pandangannya mencari sosok perempuan dan benar saja istrinya sedang merapihkan meja makan. Belum ada siapapun disana hanya Yuna dan maid yang membantunya. Yuna melihat Jungkook menghampirinya. Tidak seperti biasanya, Yuna kini tidak tersenyum menyambut Jungkook. Ia memberikan tatapan datar membuat Jungkook semakin takut bahwa semalam memang benar-benar terjadi, malam pertama mereka.

"Yuna", sapa Jungkook.

Yuna tidak menjawab, ia memilih untuk duduk di meja makan menunggu keluarga Jeon bergabung. Sebetulnya Yuna memilih untuk duduk karena area kewanitaannya sangat sakit. Jungkook menghabisinya semalam dalam keadaan tidak sadar dan itu membuat Yuna marah. Jungkook tidak sadar melakukan hubungan sex dengannya.

"Wow, benar benar istri yang baik dan pintar memasak", ujar Yerin penuh penekanan. "Kau masak apa hari ini sayang pasti sangat enak", lanjutnya. Yuna hanya tersenyum kearah Yerin dan mempersilahkan Yerin untuk duduk disebelahnya.

Semua keluarga Jeon menikmati sarapan yang dibuat oleh Yuna. Mata Jungkook tidak berhenti melihat Yuna, ia melihat semua gerak-gerik Yuna. Ia takut akan hal yang dia takutkan akan terjadi.

"Yerin eonni", ujar Yuna.

"Ya, kenapa?".

"Bolehkah aku meminjam bajumu lagi, aku tidak mungkin ke kantor memakai baju yang sama dengan kemarin".

"Tentu saja boleh sayang, tapi sepertinya baju formalku akan terlihat pendek dipakai olehmu, kau lebih tinggi dariku".

"Tidak apa apa eonni, setidaknya aku memakai baju bersih ke kantor".

"Kenapa kau tidak bolos saja dan temani aku disini sayang", pinta Young Ok pada Yuna.

"Aku harus bekerja Halmonie, divisiku sedang mengejar target".

"Bolos saja toh yang memiliki perusahaan adalah suamimu", Young Ok mengedipkan matanya pada Jungkook.

Jungkook terlihat kebingungan, semua orang menatapnya, menunggu jawaban darinya. "Itu terserah Yuna saja, kau mau ke kantor atau disini sayang?", tanya Jungkook pada Yuna.

Mendengar Jungkook mengatakan sayang pada Yuna membuat Yerin ingin muntah.

'Aktingmu kurang natural Jungkook', batin Yerin.

"Aku ke kantor saja Halmonie", jawab Yuna.

"Baiklah jika itu keinginanmu".
Setelah selesai sarapan keluarga Jeon bersiap untuk memulai hari. Salah satu maid menghampiri Young Ok dan berbisik kepadanya dengan menyodorkan sprei kotor. Young Ok tersenyum.

'Sepertinya Tuhan akan memberikan apa yang aku inginkan', batin Young Ok.

Jungkook dan Yuna berangkat ke kantor bersama. Di mobil Jungkook memperhatikan Yuna yang memakai baju Yerin. Bajunya sangat pendek, lekuk tubuh dan pahanya terlihat jelas.

Our HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang