Bab XVII (You Are Mine)

352 34 27
                                    

"Apa kau gila...", teriak Yuna.

"Ya aku memang gila dan semua ini karenamu".

Jungkook kembali mencium Yuna dengan nafsu yang memburu. Yuna berusaha untuk berontak tapi kekuatan Jungkook lebih besar membuat kaki Yuna mulai lemas, Jungkook menciumnya tanpa jeda hingga Yuna tidak dapat bernafas dengan baik.

Jungkook melepaskan tautannya membuat Yuna terjatuh ke lantai. Yuna terlalu lemas untuk bisa berdiri. Jungkook terkejut dan segera berjongkok melihat keadaan istrinya.

"Yuna, maafkan aku. Kau tidak apa-apa", tanya Jungkook cemas.

"Bisakah kau pergi dari sini", jawab Yuna lemas.

"Yuna".

"Kumohon pergilah. Aku lelah".

"Yuna..".

"Pergilah aku lelah seperti ini terus, mengapa kau lakukan ini padaku. Kenapa kau tawarkan kehangatan rumah itu jika pada akhirnya kau akan membuangku. Kenapa?", kini Yuna tidak bisa menahan tangisnya.

Jungkook segera memeluk istrinya. Tidak ada gerakan penolakan dari Yuna saat Jungkook memeluknya, kini ia menangis dalam pelukan suaminya. Sosok yang ia rindukan selama beberapa hari ini.

"Kenapa kau lakukan ini padaku Jungkook-ah. Apa salahku padamu?", ujar Yuna diiringi suara tangisannya.

Jungkook membelai lembut rambut hitam istrinya, sudah tidak terdengar suara tangisan dari istrinya itu. Yuna tertidur setelah menangis dalam pelukan suaminya.

"Kau selalu mengatakan lelah jika bersamaku, maafkan aku Yuna-ya. Kau benar harusnya aku tidak menjunjung pradugaku, aku terlalu kesal mendengar kau dekat dengan pria lain dan melampiaskannya padamu. Maafkan aku", Jungkook mengecup dahi istrinya dan memeluknya kembali.

Jungkook mengangkat tubuh istrinya dan membaringkannya, Jungkook pun ikut tidur disamping Yuna dan memeluknya agar mereka berdua dapat tidur bersama di kasur kecil itu.

Sinar matahari membuat Yuna terbangun dari tidurnya. Saat membuka mata Yuna melihat Jungkok yang masih menutup matanya dan memeluknya dengan erat. Yuna menatap dengan lekat wajah suaminya, ia memperhatikan setiap detail wajah tampan suaminya.

'Apakah little Jeon akan memiliki wajah yang sama dengan appanya?', batin Yuna.

Yuna bangkit dari tidurnya dan duduk di sisi kasur. Ia meraih tangan Jungkook yang masih tertidur dan mengusapkannya pada perut dimana little Jeon berada.

"Ini adalah appamu little Jeon, kau bisa merasakannya?", ucap Yuna dan kini senyuman mengukir di wajahnya.

Jungkook terlihat akan bangun, Yuna dengan segera melepaskan tangan Jungkook dan beranjak dari kasur, namun Jungkook menariknya kembali dalam pelukannya.

"Kau akan pergi? Kau mau meninggalkanku lagi? Hmm", tanya Jungkook.

Yuna tidak menjawab, ia hanya diam dan tidak menolak pelukan Jungkook.

"Aku tidak akan menceraikanmu Yuna-ya. Maukah kau memberiku kesempatan kedua?", lanjut Jungkook tapi Yuna masih terdiam.

"Kau masih tidak percaya padaku? Bicaralah Yuna".

"Kau sekarang percaya padaku bahwa aku tidak seperti yang kau kira?", tanya Yuna.

"Aku percaya padamu".

"Lalu kenapa kau seperti itu kemarin. Kau menunjukan bahwa kau tidak percaya padaku", lanjut Yuna.

"Aku tahu kemarin aku salah, aku terlalu cemburu kau dikabarkan dekat dengan orang lain".

Our HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang