Seoham menyadari bahwa dirinya harus menyudahi semua ini. Berfikir bahwa Jaechan sudah sangat tersakiti oleh semua yang ia lakukan.
"Arin aku harus pulang"
"Sekarang? bukannya kau bilang akan pulang nanti sore?"
"Ada urusan mendadak"
Seoham meninggalkan Arin tanpa menunggu jawaban dari Arin. Dengan kencang Seoham melajukan mobil nya menuju rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, Seoham langsung bertanya kepada staff rumah sakit dimana kamar Jaechan, setelah tau dimana letak kamar Jaechan, Seoham berlari. Tidak peduli sudah berapa orang yang telah Seoham tabrak.
Seoham memberanikan diri untuk membuka pintu kamar rumah sakit dan terlihat Jaechan sedang tertidur.
"Dimana Johnny?"
Seoham berfikir Johnny masih berada disini. Saat Seoham melihat ada sebuah surat di meja dekat ranjang rumah sakit, Seoham langsung mengambilnya dan membacanya.
Untuk Seoham
Seoham, saat kau membaca surat ini mungkin aku sudah tidak ada di rumah sakit. Terima kasih sudah datang entah itu karena kau khawatir dengan Jaechan atau karena aku. Aku menulis surat ini karena hanya bosan kalau harus menyampaikannya lewat ponsel, anggap saja ini bisa menjadi pengingat tinggi nya ego mu kepada Jaechan haha. Aku ada satu permintaan, liat lah Jaechan sekali saja paling tidak lihat dia sebagai teman, aku meminta ini bukan untuk diriku, melainkan untuk kau dan Jaechan. Semoga kedepannya aku akan mendengar kabar baik dari kalian berdua, maaf aku menulis surat yang tidak jelas ini, dan terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca surat yang tidak jelas ini. Dari temanmu Johnny.
"haha.. Dasar orang gila"
Seoham meletakkan surat itu kembali, dan melihat Jaechan masih tertidur pulas. Memandangi Jaechan secara seksama.
"Untuk ukuran laki laki kau cantik juga"
"Postur tubuh mu kecil, persis seperti perempuan"
Apa yang sedang ia pikirkan ini? Seoham langsung duduk di kursi samping ranjang rumah sakit. Seoham mengantuk dan tertidur dengan posisi kepala diatas tangan Jaechan yang tidak di infus.
15 menit kemudian Jaechan bangun dari tidurnya. merasakan tangan kirinya berat, saat menoleh Jaechan melihat Seoham tertidur. Jaechan memberanikan diri untuk mengelus surai halus berwarna blonde Seoham. Dan tiba tiba Seoham bergerak dan menunjukkan wajah khas bangun tidur.
"Maaf, Hyung. Apa aku membangunkan mu?"
"Tidak, seharusnya aku tidak tidur disini"
"Kenapa kau bangun? apa ada yang sakit? masih pusing? atau ada keluhan lain?"
Jaechan terkejut, tidak biasanya Seoham menanyakan keadaannya. Apalagi Seoham menanyakannya secara beruntun. Seoham mencemaskan Jaechan.
"Kenapa diam saja? ada yang sakit? katakan sesuatu"
"Aku baik baik saja Hyung. Kau banyak bicara tidak seperti biasanya"
"Biasa saja. Apa kau lapar? staff rumah sakit bilang sudah waktunya sarapan"
"Aku tidak nafsu Hyung"
Seoham tidak membalas ucapan Jaechan malah mengambil piring makanan rumah sakit dan menyuapkan nya kepada Jaechan. Jaechan hanya diam menatap Seoham.
"Sepertinya hobi mu adalah menjadi patung. Buka mulutmu, tanganku sudah terasa pegal"
Mau tidak mau Jaechan membuka mulutnya dan memakan makanan rumah sakit yang Seoham diberikan padanya.
"Hyung, aku bisa makan sendiri"
"Sudah terlanjur, lagipula jika kau makan sendiri itu pasti akan sangat lama"
Lagi lagi Jaechan hanya bisa diam. Sampai makanannya habis, Jaechan tidak tau harus bersikap seperti apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐎𝐑𝐑𝐘, 𝐇𝐘𝐔𝐍𝐆 - Seoham & Jaechan ✓
Fanfiction"Kenapa kamu selalu mengatakan maaf kepadaku?" "Karena aku selalu merasa bersalah kepadamu" rank : 1st #suamchan 240623 @itsintcra 220123-240323