five

409 42 0
                                    

Disaat sedang menikmati makanan. Ada tamu tak diundang datang merusak suasana.

"Seoham, aku sudah menunggu kabar darimu. Kenapa kau tidak mengabari malah makan siang bersama pelacur ini"

"Jika kau disini hanya untuk mengatai Jaechan sebaiknya kau pergi, Arin"

"Wow! Apakah kau sudah dikelabui oleh pelacur ini?"

"Sudahi omong kosongmu Arin"

Seoham menoleh ke arah Jaechan yang sedang diam menatapnya.

"Kau sudah selesai makan?"

Jaechan hanya mengangguk, dan Seoham menarik Jaechan keluar dari restoran tersebut. Meninggalkan Arin yang sedang emosi diujung tanduk.

"Jika itu maumu, maka jaga Jaechan sebisamu. Karena dia akan dalam bahaya"

Jaechan hanya diam berjalan sambil tangannya di tarik oleh Seoham.

"Jangan pikirkan apa yang diucapkan oleh Arin"

Ucap Seoham di sela sela berjalan. Jaechan menatap Seoham yang berjalan di depannya.

Sesampainya di parkiran Seoham langsung menyuruh Jaechan untuk masuk ke mobil. Terlihat jika Seoham sedang frustasi.

"Seharusnya dari awal aku tidak mengenal Arin" ucap seoham pelan sampai Jaechan tidak mendengarnya.

Tak lama kemudian Seoham melajukan mobilnya menuju rumahnya. Setelah itu Seoham langsung masuk tanpa menunggu Jaechan.

Ada sesuatu tak terduga. Terlihat sepasang suami istri yang sudah berumur dengan seorang perempuan yang familiar. Arin.

"Seoham, akhirnya kau datang juga"

"Bunda, Siapa mereka? kenapa mereka kemari?"

"Seoham-a apakah kau tidak mengakui ku sebagai kekasihmu" OH YA TUHAN

Rasanya kepala Seoham ingin meledak. Apa lagi ini?

"Ayah ingin bertanya, apakah perempuan ini kekasihmu?"

"Seoham katakan yang sebenarnya agar kita bisa menikah dan hidup bahagia"

Seoham terdiam dengan ucapan Arin. Sejak kapan dirinya mengajak Arin menikah? Dan apa tadi? HIDUP BAHAGIA? Hahaha rasanya ingin tertawa keras.

"Ya memang benar dia kekasihku. Tapi maaf Arin mungkin sekarang waktu yang tepat untuk memberitahumu bahwa kau hanya bahan taruhan ku dan teman temanku. Aku tidak pernah benar benar mencintaimu, maaf dan terimakasih atas cinta yang kau berikan kepada ku 2 tahun terakhir"

"Ta-tapi apakah kau tidak jatuh padaku? Apakah kau benar benar tidak ada sedikit pun perasaan untukku"

"Maaf, tapi aku berkata jujur. Untuk soal cinta mungkin.."

Seoham menoleh kebelakang dan memandangi Jaechan. Menarik Jaechan untuk berada di sampingnya, lalu kembali menatap Arin yang sudah menangis tersedu sedu.

"Mungkin dia jawabannya. Maaf Jaechan karena 2 tahun terakhir karena berperilaku buruk kepadamu. Tapi percayalah semua yang aku katakan padamu bukan hal yang nyata"

"Untuk Johnny, dia tidak tau taruhan ini. Maka dari itu aku membohongi nya sekalian kalau aku membencimu karena Bunda dan Ayah yang pilih kasih"

"Tapi kenyataan nya benar Bunda dan Ayah pilih kasih. Aku tidak iri sama sekali karena Jaechan pantas untuk disayangi"

"Maafkan aku, karena aku pengecut. Takut dengan ancaman kecil dari teman temanku. Tapi sungguh aku tidak ingin taruhan lagi"

"Aku sudah menyerah, tapi aku sudah menang taruhan. Karena taruhan untuk menjadikan Arin kekasihku hanya 1 tahun"

Arin yang mendengar itu langsung lari keluar dari rumah Seoham. Orang tua Arin menatap Seoham marah.

"Jika kalian menganggap ku brengsek yah benar aku memang brengsek yang mempermainkan perasaan putri kalian, tapi asal kalian tau putri anda diam diam menjual diri nya sendiri hanya untuk segepok uang"

Mendengar itu orang tua Arin langsung saling bertatapan lalu, pergi begitu saja.

Setelah Keluarga Arin keluar, suasana jadi hening. Bunda dan Ayah Seoham tidak bisa berkata kata. Apa yang dimainkan anaknya ini?

"Pukul aku Ayah. Aku pantas mendapatkannya"

Seoham sudah menutup matanya dan bersiap untuk menerima pukulan Ayahnya. Tapii..

Bruk

Pelukan yang diterima oleh Seoham. Seoham bingung kenapa Ayahnya memeluk dirinya, jelas jelas Seoham melakukan hal yang salah.

"Jika kau bingung kenapa Ayah memelukmu, karena Ayah dulu juga melakukan hal yang sama sepertimu"

"Sama tapi tak serupa"

"Dulu Ayah dijodohkan dengan Bundamu. Dan saat itu Ayah memiliki kekasih 'taruhan' dan saat pulang ke rumah Ayah dan Bunda melihat kekasih 'taruhan' Ayah dengan kedua orang tua nya. Dan sama lagi, Ayah menjelaskan bahwa semuanya hanya taruhan dan membohongi mereka dengan orang tua Ayah yang pilih kasih terhadap Bundamu, karena saat itu Ayah dan Bunda sudah tinggal di rumah yang sama. Tapi akhirnya Ayah tetap memilih Bundamu sebagai pasangan hidup Ayah dan tidak jatuh kepada kekasih 'taruhan' Ayah"

"Ayah dan anak ini sama sama brengsek"

"Oh ayolah sayang, mungkin ini reka adegan tapi beda nya kita yang menjadi orang tua"

"Terserah apa katamu, Bunda ke kamar dulu. Seoham sekarang rahasia mu sudah terbongkar, perlakukan Jaechan dengan baik. Awas saja kau mengulanginya lagi, Bunda akan membunuhmu"

"Bunda, tunggu Ayah"

Setelah itu Bunda dan Ayah Seoham pergi ke kamar mereka.

Setelah itu Bunda dan Ayah Seoham pergi ke kamar mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Choi Arin

note : kelupaan

𝐒𝐎𝐑𝐑𝐘, 𝐇𝐘𝐔𝐍𝐆 - Seoham & Jaechan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang