Akhirnya Lucas dan Kivandra menginjakkan kakinya di halaman Mansion Duke Zephyr. Lucas memandang Kivandra beberapa kali, tampak seperti mencari kesempatan.
"Kivandra."
"Iya?"
Lucas tetap menjalankan langkahnya, "Apa kau akan pergi ke Istana?"
"Tentu saja." balas Kivandra enteng.
Lucas memasang senyuman paling terpaksa yang ia punya, "Apa kau sudah yakin? Tidakkah dirimu ragu, Kivandra, bagaimana dengan rasa kesalmu?"
"Tentang itu ...," Kivandra menghentikan ucapannya beberapa detik, "Kupikir aku yang terlalu berlebihan selama ini. Pangeran Usha benar, mereka yang di Istana tidak pernah membuangku. Hanya aku yang terlalu memberatkan, jadi malu pada diri sendiri."
"Maksudmu, para pihak Istana tidak salah?"
"Benar. Kaisar, pangeran Usha, pangeran Ethan, putri Dhipa, para pelayan dan teman-temanku, mereka tidak salah sama sekali."
Langkah Lucas berhenti tiba-tiba, "Apa kau menyesal sudah ikut denganku?"
"Hah?"
"Kivandra, apa kau menyesal sudah kabur dari Istana bersamaku?" tanya Lucas sekali lagi dengan nada menginterogasi.
"Apa, sih? Tentu saja tidak, aku pun sudah tak punya hak di Istana setelah Putri Dhipa bangun. Toh, setelah bersamamu hidupku jadi lebih baik."
"Hm? Apa?"
"Apa?"
Lucas mendekat, "Ulangi kalimatmu."
"Yang mana?" tanya Kivandra dengan canggung karena jarak mereka yang semakin menipis.
"Kalimat paling terakhir."
"Um ...," Kivandra mengingat kembali perkatannya, "Hidupku jadi lebih baik setelah bersamamu?"
Lucas tersenyum lebar, "Benarkah? Kau bohong, ya."
"Eh? Benar, tahu. Dari aku yang bisa menjadi penyihir, menjadi diri sendiri, menyembuhkan banyak orang, makan daging, bunga bougenville, Mansionmu sempurna!"
"Jadi kau puas dengan tinggal di sini?" Lucas bertanya dengan nada senang.
Kivandra mengangguk, "Tentu," gadis itu menatap kebun bunga di dekatnya, "Mansionmu seperti surga bagiku, Lucas."
"Surga ... kalau begitu jangan datang ke Istana, Kivandra."
"Loh," Kivandra terdiam saat sebuah tangan menahan tubuhnya, "Kenapa?"
"Bukankah kau suka di sini? Mengapa harus kembali ke Istana?"
"Siapa yang akan kembali ke Istana?"
"Kau."
"Kapan aku pernah berbicara begitu?"
Lucas sedikit cemberut, "Katanya tadi mau ke Istana."
"Hanya ke Istana, bukan kembali ke Istana. Kan, sudah kubilang, aku tidak memiliki hak lagi di sana. Aku hanya akan menyelesaikan salah paham." oceh Kivandra panjang lebar.
"Kalau mereka membujukmu kembali, kau pasti akan mau." Lucas terus menjawab dengan wajah yang dibuat-buat kesal.
"Aduh, iya-iya, aku janji tidak akan kembali ke Istana itu! Puas?"
"Puas."
Kivandra mendengus, "Lagi pula kenapa kau ngotot sekali, sih. Aku kan bukan siapa-siapa di sini."
"Kau kan milikku," Lucas berucap enteng, "Mi-lik-ku."
Kivandra merasa canggung dengan sikap blak-blakan lelaki di depannya. Gadis itu berjalan lebih cepat agar segera sampai di kamar dan mengurung diri.
"Kivandra, tunggu aku, jangan lari!"
Sesaat tiba di depan pintu kamar, Lucas berhasil memegang pergelangan tangan Kivandra. "Apakah kau tidak ingin memujiku?"
Kivandra menoleh, "Untuk apa?"
"Aku sudah menyelamatkanmu. Aku juga mengkhawatirkanmu, sangat banyak mengkhawatirkanmu."
"Siapa suruh mengkhawatirkanku." balas judes Kivandra yang ingin segera mengistirahatkan tubuhnya.
Lucas tampak linglung, "Iya juga, ya ... padahal tidak ada yang memerintah. Tapi aku sangat mengkhawatirkanmu, Kivandra."
"Iya-iya, aku tahu. Sekarang biarkan aku istirahat."
"Um, Kivandra," Lucas memperkuat pegangan di tangan Kivandra, "Mungkin aku menyukaimu."
"H-hah?"
"Hah?"
Kivandra kini tak bisa menjawab satu kata pun. Napasnya tercekat, ia bahkan hampir lupa cara berjalan untuk kabur di situasi ini. Lucas sendiri segera melepas pergelangan tangan Kivandra dan terdiam cukup lama.
Tak membuang kesempatan, Kivandra segera menutup pintu kamarnya dan bersembunyi.
"Hah, apa-apaan duke itu?" gerutu Kivandra sambil menggaruk telinganya yang memerah.
Hatinya berdebar dengan pengakuan tiba-tiba tanpa keromantisan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Surrogate
FantasyPutus asa sporadis merapah, saat itu kereta berkilau datang menghampiri toko bunga Kivandra. Sang Pangeran mengajak Kivandra, yang tampak lelah, untuk menjadi keluarga kekaisaran. Kivandra seorang gadis miskin yang menjual bunga di pinggir jalanan...