Apartemen Mark yang biasanya sepi, pagi ini sedikit berisik dengan kegiatan Haechan di dapur hingga membuat Mark terusik dari tidur nyenyaknya. Mark mulai bangun dan membersihkan diri kemudian menuju tempat dimana keributan yang membuat tidur nyenyaknya terusik.
Ia mendapati Haechan tengah sibuk membuat sarapan di dapur itu. Mark duduk diam memperhatikan hingga Haechan selesai.
"Oh, selamat pagi kak Mark", sapa Haechan yang melihat Mark telah duduk di meja makan sambil memainkan iPad nya.
"Hm", sahut mark cuek.
Ting... Tong...
Haechan dan Mark menoleh ke arah pintu apartemen. "Ck", dengus Mark yang berdiri hendak membuka pintu.
"Biar aku saja", sahut Haechan yang lalu melesat untuk membuka pintu apartemen Mark.
"Aigo, bungsu ku", pekik Bubu dengan suara melengkingnya sambil memeluk Haechan erat dan menggoyangkan tubuh Haechan ke kanan-kiri. Haechan juga membalas pelukan Bubu sambil terkikik.
Bubu masuk dan berjalan menuju dapur. "Aigo, anak ini. Kenapa wajahmu? Kau tak suka Bubu berkunjung?", ketus Bubu pada Mark.
"Orang waras mana yang datang berkunjung pagi-pagi buta?", sahut Mark cuek.
"KAU MENGATAI BUBU GILA?!", teriak Bubu yang lantas mengepalkan tangannya dan memukul kepala anak sulungnya itu. "Dasar durhaka!".
Haechan meringis ngilu melihat kejadian itu, Pasti sakit, batinnya.
"Haechanie, kau yang memasak ini?", tanya Bubu ceria. Ia tertarik dengan beberapa hidangan di atas meja makan itu.
"I-iya Bu", sahut Haechan tersenyum malu-malu.
"Aigo, Bubu tidak tahu kalau kau bisa memasak. Apa Mark merepotkanmu sayang?", tanya Bubu.
Haechan menggeleng.
"Bubu, ayo kita sarapan bersama. Pasti Bubu belum sarapan kan?", ucap Haechan yang mulai menyiapkan makanan di piring baru untuk Bubu.
Bubu sangat tersentuh, Bubu tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini selama hidupnya dengan keluarga Jung karena selalu ia yang melayani seluruh keluarganya. Anak-anaknya memiliki sifat cuek dan kaku seperti suaminya, Jung Jaehyun. Hal itu selalu membuat Bubu frustasi, karena dirumah ia merasa tidak memiliki kubu/teman yang mengasyikan, ia dikelilingi orang-orang kaku dan datar. Namun kini ia merasakan senang karena Haechan. Yah, sebelum Haechan diculik oleh anak sulungnya sendiri untuk tinggal di apartemen itu.
Setelah sarapan, Haechan membereskan semuanya dibantu oleh Bubu. Kemudian mereka bersantai di ruang tengah apartemen Mark dengan Mark yang masih sibuk dengan iPad di tangannya.
"Sayang, Ini. Bubu membelikanmu beberapa pakaian. Bubu tidak tahu apakah ukurannya pas ditubuhmu. Tadinya Bubu mau mengajakmu, tapi sayang sekali ada orang kaku, arogan, dan tidak tahu diri bersikeras melarang Bubu membawamu", ucap Bubu sambil melirik Mark sinis.
Mark yang merasa bahwa sindiran itu mengarah padanya menatap tajam Bubu. Bubu membalas tatapan Mark sambil melotot.
"Ah, benarkah? Terima Kasih. Maaf merepotkan Bubu. Tadinya Haechan akan ke rumah bersama kak Mark untuk mengambil beberapa pakaian Haechan di sana", sahut Haechan.
"WAAH, itu musatahil terjadi sayang", ujar Bubu. Mana mungkin Mark mau menginjakkan kakinya di rumah utama. Selama ini Mark memang jarang sekali pulang/berkunjung di rumah utama.
"Eh? Kenapa?", tanya Haechan.
"Karena orang tidak tahu diri itu tidak akan mau mengantarmu kesana? Ah, dia tidak pernah pulang ke rumah utama", sindir Bubu sambil menyenggol kasar kaki Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our
FanfictionLee haechan, seorang remaja 18 tahun sebatangkara yang tinggal di Seoul, kedua orang tua sudah meninggal akibat kecelakaan pesawat saat perjalanan bisnis yang kini diadopsi oleh pasangan terpandang di Korea. Lee Haechan, kini tinggal bersama orang t...