Aku Mark, sulung dalam keluarga Jung. Aku memang jarang sekali berada di rumah karena aku memiliki apartemen sendiri di Seoul. Aku memilih tak tinggal seatap dengan keluargaku karena jarak kampus dan kantor terbilang jauh dari rumah. Yah, aku berumur 21 tahun dan berkuliah di salah satu universitas di Seoul. Tak hanya kuliah, aku juga mulai belajar di kantor Daddy untuk meneruskan posisinya kelak setelah aku lulus.
Hari itu, aku merasa heran dengan panggilan telepon dari Bubu. Jarang sekali Bubu menelpon malam-malam, ah lebih tepatnya jam makan malam. Bubu memintaku untuk pulang kerumah. Dengan pikiran-pikiran negatif yang muncul diotakku, aku segera menyambar kunci mobil dan melesat menuju rumah. Aku tak dapat menepis rasa gelisah sepanjang jalan, aku hanya takut terjadi sesuatu pada Bubu, yah walaupun aku tau ada daddy akan mampu mengatasi segalanya, tapi tetap saja aku merasa khawatir.
Gerbang besar nan kokoh menyapa pandanganku, aku segera membuka gerbang besar itu dan memakirkan mobilku dengan cepat lalu berjalan dengan sedikit terburu-buru masuk kedalam rumah hingga mengabaikan maid yang menyapa atau menyambut kedatanganku. Namun, pemandangan yang kudapati ialah keluargaku dengan seorang anak laki-laki berkulit tan yang harus kuakui wajahnya sangat manis untuk seorang laki-laki sedang makan malam bersama. Aku segera menghampiri meja makan dan duduk dengan bungkam. Siapa anak ini? Tanyaku pada diri sendiri.
"Ah Mark, kau sudah datang. Taraaaa, Bubu membawa satu adik lagi untukmu, namanya Haechan. Kau ingat Paman Johnny? Dia anak Paman Johnny dan Ten, sahabat Bubu dan Daddy. Bagaimana? Imut kan Mark? Kau harus bersikap baik dengan Haechan, dia sekarang adikmu", celoteh Bubu dengan semangat memperkenalkan anak laki-laki itu yang bernama Haechan.
Aku hanya mengangguk seilas dan tetap bungkam sambil mencerna kejadian ini. Bubu membawakan aku adik? Anak laki-laki ini? Anak paman Johnny dan Ten? Bukannya Paman Johnny dan Ten sudah meninggal? Lalu anak ini? Aku menatap Bubu dan daddy bergantian, Daddy seolah paham "Iya Mark, Daddy dan Bubu mengadopsi Haechan, sekarang ia menjadi adikmu. Daddy harap kau dan Jeno bisa akrab dengan Haechan". Aku beralih menatap anak laki-laki bernama Haechan, ia terus menunduk sambil menggigit bibirnya dengan rona merah samar menghiasi pipinya.
"Haechanie, ini Mark anak sulung Bubu dan Daddy Jae. Ia akan menjadi Kakak mu. Haechanie bisa minta tolong dengan Mark jika ada apa-apa, oke?", ujar Bubu pada Haechan. Haechan mengangguk dan menjawab dengan lirih, kemudian ia melirikku sekilas.
Fuck!
Aku bersitatap dengan Haechan yang kini aku dapat melihat wajahnya dengan jelas. Ia benar-benar sangat manis dan imut dengan mata bulatnya, dengan bibir merah berbentuk hati berisi miliknya, hidung kecil, dan pipi bulatnya. Kombinasi itu membuat wajahnya terkesan polos dan lugu. Sialan! Aku meneguk ludahku, kemudian ia memutus kontak mata dan kembali menunduk.
Setelah kegiatan makan malam itu selesai, aku bergegas menuju kamarku untuk beristirahat. Aku merebahkan tubuhku dan menghela nafas panjang. Bagaimana bisa Bubu tiba-tiba mengadopsi anak yang seumuran dengan Jeno? Apa-apaan? Haechan ya? Lumayan, wajahnya sangat kecil, mata bulat dengan tatapan lugu takut-takut saat bersitatap denganku sangat manis, monologku.
Ah sial! Otakku mulai tak beres. Aku butuh air untuk menyegarkan pikiranku. Aku keluar kamar hendak menuju dapur. Aku bertemu dengan Jeno dan Haechan, tampak Jeno membawakan barang-barang Haechan ke kamarnya, dan Haechan yang membungkuk dengan senyum canggung yang ku tau ia berterimakasih kepada Jeno.
What?! Jeno tersenyum? Pada anak itu? Maksudku Haechan? Monologku. Jeno jarang sekali tersenyum kepada orang lain kecuali pada Bubu dan Daddy. Dan apa-apaan yang aku lihat barusan? Ia tersenyum pada Haechan yang notabennya merupakan orang baru. Wah, daebak!
Sebenarnya bukan masalah bagiku jika Haechan menjadi bagian dari keluarga kami, aku sama sekali tidak merasa keberatan. Bubu juga perlu seseorang yang mau menemaninya dirumah, dan yah aku dan Jeno sama sekali bukan orang yang cocok untuk menemani keseharian Bubu dirumah seperti berkebun, menanam bunga, berbelanja, menonton drama, atau bahkan membuat kue. Dan kurasa juga kedatangan Haechan disini sangat tepat, karena ia merupakan submisif sama seperti Bubu akan sangat cocok dan tepat jika mereka bisa menghabiskan waktu berdua di rumah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our
FanficLee haechan, seorang remaja 18 tahun sebatangkara yang tinggal di Seoul, kedua orang tua sudah meninggal akibat kecelakaan pesawat saat perjalanan bisnis yang kini diadopsi oleh pasangan terpandang di Korea. Lee Haechan, kini tinggal bersama orang t...