Bab 6

2 6 3
                                    

"Tapi aku takut kamu hanya memberi fatamorgana"

Safiana Riski Ananta ~

•••••••

"Ih bri, tega ya lo ninggalin kit" Rajuk Bella langsung mendudukkan dirinya di samping Kelvin membuat Kelvin mendengus sebal.

"Lo bisa ga duduknya agak sanaan. Pengang kuping gue ini" usir Kelvin membuat Bella mendelik kesal.

"Suka suka gue lah mau duduk mana, kok lo sewot banget sama gue?" Tanya Bella menatap penuh selidik pada Kelvin.

"Udah-udah, ni pada mau makan atau mau gelut sih. Kalau gelut noh lapangan menanti" tunjuk Iki merelai perdebatan itu.

"Oh ya Ki, do ini kalian seriusan emang deket? Sejak kapan kok gue ga tau ya?" Tanya Luna penasaran.

Luna tidak tau soal kedekatan keduanya, dia baru mengetahuinya kemarin pas di dalam bus. Padahal dia duduk di belakang bangku Iki, tapi kok bisa ya dia tidak tau apa pun.

"Makannya jadi orang itu pekaan dikit" ucap Briana santai namun terdengar seperti tengah menyindir.

Ucapan Briana barusan sontak membuat Iki dan Bella menatap seseorang. Mereka paham makna kata-kata itu.

"Lah hubungannya apa" tanya Luna polos

"Ga" cuek briana. Percuma menjelaskan toh kalau emang dasarnya ga peka ya udah.

"Tapi gue terkejut banget tau Ido tiba-tiba berubah gitu. Kita-kita sih ngarepnya kalian interaksi layaknya teman kelas aja, eh tau taunya langsung go publik. Ya walaupun belum resmi, senggaknya orang orang tau kalau Iki itu punya Ido." Ucap Bella menggoda dua manusia didepan.

Iki yang di goda seperti itu hanya bisa menunduk kepalanya. Temannya ini memang tidak tau tempat ya.

Gimana kalau Ido melihat dia salting, kan malu. Sementara Ido hanya berdehem sesekali mencoba menahan bibirnya yang berkedut. Tidak mungkin kan dia ambyar sekarang.

"Kalau makan ga usah ngoceh, kesedak tau rasa." Ucap Aldi tiba-tiba membuat mereka menatap dirinya aneh.

"Ki gue mau bicara" ajak Aldi bangkit duluan dari tempat duduknya setelah menghabiskan makanannya.

"Disini aja" ucap Ido dingin. Seketika suasana menjadi canggung karena Ido dan Aldi yang saling melempar tatapan tajam.

"Soal hasil rapat kemarin" ucap Aldi mengabaikan perkataan Ido.

Mendengar hasil rapat kemarin yang akan Aldi bahas, Iki pun ikut bangkit dari duduknya membuat Ido langsung menoleh padanya.

Iki yang di tatap seperti itu oleh Ido pun menjadi gugup. Iki paham kalau Ido tidak suka dia berdekatan dengan Aldi. Tapi ini kan bukan urusan pribadi.

"Bentar ya, kamu sama yang lain balik duluan aja ke kelas. Aku bentar doang kok" ucap Iki mencoba memberi pengertian pada Ido namun Ido masih tidak bergeming.

"Udah ayok. Ga mungkin lah Aldi macam-macam. Lagian Iki sayangnya sama lo doang ga mungkin berpaling ke Aldi." Ucap Kelvin membantu memberi pengertian pada Ido.

I K I • I D OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang