"Semua ucapan, tindakan, dan janjimu itu ternyata hanya dusta semata"
Safiana Riski Ananta~
•••••••
"Adekkk bangun, sekolah udah jam tujuh ini cepat nanti terlambat." Jerit sang bunda dari ruang tengah sedari tadi. Ini lah alunan lagu bunda setiap paginya yang lumayan memekakkan telinga satu rumah.
Akibat susahnya sang putri-putri raja ini di bangunkan, bunda harus mengeluarkan tenaga ekstra setiap paginya.
Terkadang bundanya akan menekan hidung mereka. Antimaestrim memang dan yang paling sering kenak langganan adalah kakak kedua Iki, yaitu kak Via.
Mendengar jam yang di sebutkan bundanya, jiwa Iki seketika kembali ke raganya. Iki langsung lompat dari tempat tidur menuju kamar mandi dengan tergesa-gesa.
Namun langkanya urung saat melihat jarum jam yang berputar di dinding. Seketika erangan kesal pun terdengar menggelegar pagi ini.
"Ihhhhhhhh bunda kebiasaan banget sihh." Melihat kakaknya yang seperti singa itu membuat si bungsu langsung meledakan tawanya.
Jam masih menunjukan pukul enam lewat lima, sementara bunda mengatakan pukul 7 artinya lima puluh lima menit lebih cepat. Itu lah kebiasaan sang bunda yang paling membuat putri-putrinya kesal tidak tertolong.
Ibu kalian di rumah gitu juga tidak waktu membangunkan kalian? Padahal masih jam 6 tapi malah bilang jam tujuh bahkan lebih parahnya bisa dua jam lebih cepat dari jam saat itu.
"Yang bilang jam 8 siapa, udah sana mandi. Liat Adek mu aja udah rapi." Ucap bunda menunjuk si bungsu yang masih cekikikan lengkap dengan seragam putih merahnya.
Tidak suka melihat wajah tengil adiknya, sepintas ide pun muncul di pikiran Iki. Iki pun berjalan mendekati adiknya yang masih saja menertawakan dirinya lalu tanpa perasaan dia mengacak-ngacak rambut si bungsu yang sudah disisir rapi dengan brutal.
Hal itu membuat jeritan kesal kembali menggema untuk kedua kalinya. Iki benar-benar puas karena telah membuat si bungsu kesal meskipun jeweran dari bunda sebagai balasannya.
Setelah lima belas menit memakan waktu untuk bersiap-siap, Iki sudah lengkap dengan seragam putih birunya dan siap berangkat ke sekolah.
Dia dan kakak ketiganya pergi bersama berhubung sekolah mereka hanya terpaut beberapa meter saja.
"Thank you sis" ucap Iki gelay membuat kakaknya bergidik ngeri sementara dia cengar-cengir tidak jelas.
"Pagi ikiii" sapa Kelvin saat melihat Iki memasuki kelas. Ternyata kelas sudah lumayan rame meskipun masih jam segi.
"Eh Iki katanya Ido mau ngajak latihan bareng nanti pas jam istirahat" ucap Kelvin membuat dahi Iki mengernyit bingung. Dia yang awalnya hendak duduk pun urung karena perkataan Kelvin barusan.
"Maksudnya, latihan apa?" Tanya Iki pura-pura ga tau. Ya kali ntar dia kepedean rupanya Kelvin cuman ngeprang.
"Lo belum tau? Kan lo sama Ido wakili kelas buat lomba fashion show. Bukannya Briana udah ngasih tau ya?" Tanya Kelvin malah ikutan heran
KAMU SEDANG MEMBACA
I K I • I D O
Teen FictionCerita ini di tulis untuk mengenang hubungan pemeran utama yang hanya sebatas HTS. Jadi di mohonkan kepada para readers agar memberikan saran dan masukan yang bersifat membangun agar kedepannya author bisa lebih baik lagi dalam menulis. Atas partisi...