"Apa kali ini benar?"
Safiana Riski Ananta ~
•••••••
"Ki itu Ido ga lagi mabok kan?" Tanya Briana berbisik setelah mereka kembali ke tempat duduk mereka.
"Maybe" jawab Iki acuh
"Tapi bagus sih. Itu artinya Ido udah mulai serius sama lo"
"Hmmm" Iki kali ini terlihat ogah-ogahan. Bukannya apa, dia cuma ga mau aja ngasih luka lebih lagi buat hati mungilnya. Terlalu banyak berharap membuat kewarasan Iki perlahan terkikis.
"Baju Yon" Tegur Iki pada Lion yang lewat di depannya. Sungguh stayle anak satu ini ga pernah rapi.
"Iyaaaaa" bukannya merapikan bajunya, Lion malah mengacak-acak rambut Iki.
"Ihhh singa jelekkk rambut gue bangs,,," ucapan Iki terpotong akibat sentilan di dahinya oleh Lion.
"Anak kecil ga boleh ngomong kasar, nanti cantiknya ilang. Okay cantik" ucap Lian dengan kedipan matanya berniat menggoda Iki. Tapi bukannya terpesona, Iki malah semakin ingin mencakar-cakar wajah tengil itu.
Puas mengisengi Iki di pagi hari ini, Lion berlalu ke tempat duduknya sambil memasukan bajunya yang keluar.
Meskipun dia dan Iki jarang berinteraksi, namun keduanya saling memperhatikan. Semua perlakuan Lion tadi tidak lepas dari tatapan tajam Ido.
Lion bukan tidak menyadari tatapan tidak suka itu, ia sadar dan malah sengaja melakukan semuanya untuk memancing api dalam diri Ridho.
Dia juga tahu bagaimana plin plan nya cowok itu, hanya saja Lion tidak mau terlalu ikut campur. Cukup baginya menjadi pengamat saja, tapi jika sekali Ido melewati batasnya, maka jangan salah dia jika Ido akan menyesalinya. Itu janji Lion pada Iki.
"Briiiiii, liat tu singa ngeselinnn" adu Iki seperti anak kecil yang mengadu pada ibunya, sangat menggemaskan.
"Makannya kalau ngomong itu di rem" omel Briana ikutan, bahkan pipi Iki malah ditarik olehnya.
"Dia duluan sih" Rengut Iki sebal membuat Briana terkikik geli.
•••••••
"Ki ayo" ajak Bella tiba-tiba sudah berdiri saja di sampingnya.
"Kemana?" Tanya Iki pura-pura tidak tahu kemana Bella mengajaknya.
"Lah lo lupa? Kan mau latihan jalan sama Ido gimana sih?" Kesel Luna yang sudah siap dengan cemilan di tangannya. Sepertinya mereka benar-benar niat untuk menjadi penonton.
"Apasih gue mau ke ruang ekskul, banyak yang harus di siapin buat kemprata minggu ini." Tolak Iki dan menjadikan acara kemprata sebagai alasan.
Sebenarnya bukan alasan sih, toh memang banyak yang harus mereka persiapkan untuk acara kemprata minggu ini. Karena ini bukan hanya sekedar pelantikan untuk anak baru ekskul Pramuka tapi juga untuk pelantikan anak baru ekskul Paskibra.
"Biar gue sama Aldi yang handle, kalau latihannya udah siap baru lo nyusul aja. Toh kita sampai pulang juga udah di izinin ga masuk kelas." Ucap Briana membuat Iki mati kutu tidak bisa berucap apa-apa lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I K I • I D O
Teen FictionCerita ini di tulis untuk mengenang hubungan pemeran utama yang hanya sebatas HTS. Jadi di mohonkan kepada para readers agar memberikan saran dan masukan yang bersifat membangun agar kedepannya author bisa lebih baik lagi dalam menulis. Atas partisi...