Bab 7

2 6 4
                                    

"Aku tidak akan membiarkan rasa takutmu itu menjadi nyata"

Ridho Arkana Putra~

••••••

Tutt,,tutt

"Halo bri"

(Kenapa Ki?)

"Mmm gue besok ga masuk kayaknya. Tolong izinin ya."

(Kenapa? Lo sakit? Udah minum obat? Kok bisa sih, perasaan tadi siang sehat-sehat aja deh)

"Demam dikit doang. Udah kok ini tinggal istirahat."

(Oke oke, gws ya)

"Iya bri, makasih ya."

Tutt

Setelah memberi tahu Briana, Iki memilih mematikan hpnya. Dia benar-benar butuh istirahat penuh untuk beberapa waktu ini.

Sebenarnya Iki tidak demam, itu hanya alasan saja. Iki hanya ingin istirahat sejenak dari semua sandiwara ini.

"Tahun ini sekolah ngadain acara ga?" Tanya kakak ke tiga Iki. Pertanyaan kakaknya itu membuat Iki bingung.

"Maksudnya?" Tanya Iki menatap sebentar kakaknya yang sedang skincare an itu kemudian lanjut mengalihkan perhatiannya pada hp yang di pegangnya.

"Kan ini masuk bulan Muharram. Biasa tiap tahun selalu ngadain acara. Tahun ada ga?" Perjelas kakak Iki.

"Ada"

"Lo ikut lomba apa?"

"Ga tau." Memikirkan ikut lomba atau tidak saja sudah membuat Iki menghela nafas.

"Kenapa? Kan seru ikut-ikut lomba gitu." Heran mendengar jawaban Iki, kakaknya pun berbalik badan sepenuhnya menatap Iki yang tengah rebahan di kasur sambil main hp.


"Lagian mau ikut lomba apa gue, ini tema keislaman sementara basic gue kesetanan." Ucap Iki lempeng tanpa filter menghujat diri sendiri tapi malah membuat kakaknya itu ngakak brutal.

"Hahahaha kambing, baru kali ini gue liat orang ngehujat diri sendiri. Hahahaha aduh sakit perut gue ni." Tawa kakaknya sudah tidak bisa lagi di tahan bahkan kini perutnya sudah terasa keram akibat terlalu banyak tertawa.

Iki yang di tertawakan seperti itu pun hanya mendengus. Sungguh tawa kakaknya itu sangat menyebalkan. Iki kan berkata yang sebenarnya. Lomba apa yang mau dia ikuti?

Ngaji? Lidahnya masih sering keseleo. Pidato? Hmmm bisa gagap mendadak dia. Jadi, demi nama baik orang tua, kelas dan dirinya sendiri lebih baik Iki tidak mengikuti satupun lomba itu. Cukup jadi supporter saja sudah lebih dari cukup pikirnya.

"Bocil bocil" sungguh geleng kepala sekali melihat kelakuan Iki. Kakaknya saja sampai tidak habis pikir dengannya.

~~~~~~~

"Tumben mampir, kenapa?" Tanya Iki meletakkan es sirup di meja bulat yang terletak di tengah kamar.

Siang ini, Briana mampir kerumahnya. Briana adalah tipe anak yang paling males mampir kemana-mana saat pulang sekolah seperti dirinya.

I K I • I D OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang