Bab 10

0 0 0
                                    

"Lo cantik, tapi sayang,,,"

Alfin Aldison Renanda~

•••••••

"Fiks sih ini, lo berdua habis ngapa-ngapain. Kalau engga ngapain lo ngusir-ngusir gue segala. Takut ketahuan ya l,,,,," Iki seketika terdiam saat Aldi berdiri tepat di depannya.

"Kalau kami habis ngapa-ngapain urusannya sama lo apa hmm?" Tanya Aldi dengan suara yang begitu dalam bahkan Iki sampai merinding di buatnya.

"Kenapa diem" sambung Aldi saat Iki tidak lagi memberikan respon. Iki langsung kicep ga bisa bersuara sama sekali.

Ya gimana ga kicep orang sekarang posisinya Aldi lagi berdiri didepan Iki dengan jarak yang lumayan dekat. Bahkan aroma Aldi tercium oleh hidungnya.

"Mmm la,,,lagi i,,itu" cicit Iki mendadak ciut saat Aldi menatapnya begitu intens.

"Apa?" Tanya Aldi santai tapi malah membuat Iki semakin gugup.

"L,,,lo ngapain deket-deket. Jauhan sana" Iki mencoba mengusir Aldi yang malah semakin dekat dengannya.

Bukannya menjauh Aldi malah semakin dekat. Iki benar-benar menyesal telah duduk dengan sembarang di atas mejanya. Jadi kan dia tidak bisa bergerak kemana-mana karena Aldi telah mengunci pergerakannya.

"Lo tuli ya, gue bilang jangan deket-deket" Iki terus mencoba menjauhkan Aldi dengan mendorong dadanya, tapi entah kenapa Aldi malah tidak bergeser sedikit pun.

"Lo cantik, tapi sayang" ucap Aldi dalam menatap Iki penuh. Iki yang mendengarnya pun mengernyit bingung tidak mengerti maksud ucapan Aldi.

"Ha, sayang kenapa?" Tanya Iki penasaran. Tapi bukannya memberi jawaban Aldi malah mensejajarkan tingginya dengan Iki. Sontak saja Iki menahan tubuh Aldi dengan kedua tangannya.

"Ga kenapa-kenapa" bisik Aldi serak di kuping Iki. Sebelum menarik tubuhnya, Aldi malah sempat-sempatnya menggigit wafer yang berada di tangan Iki tanpa sepengetahuan Iki.

Iki masih terlalu bleng untuk menyadari semuanya. Bahkan ucapan terakhir Aldi sebelum benar-benar meninggalkan ruang ekskul pun tak lagi Iki dengar.

"Manis" ucapnya dengan senyum miringnya dan meninggalkan Iki yang masih terbengong di sana.

"Ttttadi itu" ucap Iki terbata menunjuk pintu. Iki benar-benar syok, dia ga tau lagi harus gimana tiba-tiba saja dia linglung.

"Aaaaaaaa dasar bon cabe bekuuuu" jerit Iki frustasi. Bisa gila dia lama-lama jika seperti ini.

***

"Kamu ngapain duduk di sini?" Tanya Iki heran melihat Ido yang tiba-tiba saj sudah menempati bangku Briana.

Iki memilih masuk kelas saja di jam terakhir ini. Rasanya juga percuma jika dia melanjutkan tugasnya di sana, yang ada dia tidak fokus dan keinginan untuk mencakar Aldi akan semakin menggebu nantinya.

Namun saat memasuki kelas, dirinya malah di buat linglung kembali oleh Ido yang tiba-tiba duduk di sebelah bangkunya. Ada apa ini, kenapa mereka hari ini kompak membuat dirinya seperti orang bodoh gini.

I K I • I D OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang