"Lo nggak papa xel?"
Tanyanya begitu melihat axel sadar dari pingsann. Axel tampak merintih kesakitan dengan luka lebam di badannya.
"Kasih tau gue siapa yang lakuin ini ke lo?"
"Udah van nggak penting"
"Nggak penting gimana, lo sampe babak belur kayak gini, rumah lo berantakan, ada yang kroyok lo, atlantis?"
"Bukan"
"Bokap lo?" Tanya vano datar.
Axel hanya menganggukan kepalanya.
"Brengsek!" Pekiknya.
"Nggak usah emosi, gue nggak papa kok!"
"Masih bisa lo ngomong kayak gitu sedangkam kondisi lo kayak gini, sampai kapan lo mau di hajar abis abisan sama bokap lo, dan lo nggak lawan, Xel!"
"Van!" Axel memotong pembicaraan vano.
"Gue mau lawan, bahkan kalo bisa gue mau ilangin bokap gue dari bumi, tapi gue nggak bisa, gue selalu jadi patung ketika gue berhadapan sama bokap gue!"
Vano menghela nafas.
"Bahkan buat balas satu pukulan aja gue nggak bisa, tangan gue terlalu lemah"
"Lo pasti bisa"
"NGGAK! Cukup, gue mau sendiri!"
"Che sendiri? sampe lo pingsan berapa kali?"
Axel menatap vano tajam. Dia lalu pergi ke kamarnya, membanting pintu dengan keras.
"Gue nggak pergi, gue duduk disini sampai lo keluar!" Teriak vano sambil duduk di sofa.
•••
Tampak bocah berusia 8 tahun itu sedang duduk di depan pria yang terlihat sangat berwibawa, dengan di dampingi 3 pria berjas yang berdiri di sekitarnya.
"Xel, kamu sudah bukan bocah lagi, perusahaan papa ada di tangan kamu, papa nggak mau tau ketika kamu lulus sma temui papa!"
Anak yang di panggil axel itu hanya tertunduk.
"Nggak!"
"Kamu mau dapat hukuman lagi!?"
"Sampai axel besar, axel nggak akan nemuin papa, axel benci papa, bahkan axel benci kalau papa sering nemuin axel! Papa cuma lampiasin amarah papa ke badan axel, itu yang papa lakuin ketika papa nemuin axel!"
"Bocah sialan"
"Lagian apa lagi yang papa ingin dapatkan dari axel, axel nggak sekuat itu pa, kadang axel mikir axel ini anak papa atau cuma bahan buat lampiasin amarah papa doang"
"DIAM!"
"Pa, axel ini siapa, axel cape kalau papa mainnya kayak gini, axel capek pahh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AXEL || ON GOING
Novela Juvenil"Selain lo dingin irit bicara dan nggak suka ngomong ternyata lo gila juga ya? Otak pinter tapi mulut lo nggak bisa nganga" "Terus kenapa? Lagian gue manusia bukan mesin kata, mulut gue terlalu berharga buat ngeluarin satu patah kata" Seseorang deng...