Happy Reading! Jangan lupa votemen nya ygy.Mohon maaf atas segala typo, kesamaan nama tokoh, latar, tempat, suasana dsb. Karena itu semua bukanlah atas dasar kesengajaan.
****
Hari ini, Sadewa dan keluarga akan melamar gadis itu kembli. Meminta Kirana secara resmi pada keluarganya.
Setelah lamaran dadakan berkedok makan malam dua minggu yang lalu. Sadewa langsung membicarakan hal itu pada kedua orang tuanya.
Jangan tanyakan lagi bagaimana senangnya perasaan mama dan papa Sadewa. Karena mereka pun sudah lama menantikan kabar bahagia dari putra semata wayangnya tersebut.
Akhirnya anak gantengnya itu tidak jadi mendapatkan predikat bujang lapuk, tentu saja mereka patut menyambut kabar bahagia tersebut kan?
***
Saat ini Sadewa beserta keluarganya sedang dalam perjalanan menuju rumah Kirana. Laki-laki itu tidak begitu banyak membawa keluarganya. Hanya ada kedua orang tuanya, om dan tantenya dari pihak sang papa, juga kakeknya dari papa dan neneknya dari sang mama.
Sisanya belum bisa hadir dikarenakan kesibukan masing-masing. Mereka hanya menyampaikan selamat dan tentu saja hadiah yang katanya tidak seberapa itu. Padahal kenyataanya mampu membuat kita meneguk ludah sendiri, pokoknya jangan ditanya lagi.
"Sade gugup ya?" Tanya sang papa yang melihat anaknya sari kaca depan. Karena posisi sang papa yang sedang menyetir saat ini, dan Sadewa yang duduk di bangku tengah bersama sang eyang putri. Terlihat dari kedua jari-jemarinya yang saling bertaut.
"Iya pa," Sadewa menjawab dengan senyuman malunya. Ya kali dia tidak merasa gugup. Baru pertama kali dirinya meminta anak gadis orang, masa iya laki-laki berhidung mancung itu tidak gugup?
Jangan tanya bagaimana kondisi jantungnya, dia merasa jantungnya itu seperti akan meledak karena memompa darah telalu cepat. Dia dokter, tentu saja pria itu tau jika detak jantungnya bukanlah sesuatu yang menggambarkan sebuah penyakit. Pria itu mendiagnosa dirinya sendiri, dia final sedang jatuh cinta.
Jawaban yang diberikan Sadewa mampu membuat semua orang di dalam mobil itu tertawa gemas. Sangat jarang sekali mereka bisa melihat Sadewa berperilaku seperti itu.
"Ini debaran jantungnya sampe kedengeran di teling eyang loh mas Sade," Eyang putri mulai menggoda cucu nya dengan senyum mengejek.
"Wah, mama baru liat Sadewa senyum malu-malu gitu setelah sekian lama. Iya kan, pa?"
Papanya mengangguk sembari tertawa. Ah, cepat sekali waktu berlalu. Tau-tau putra semata wayang mereka sudah tumbuh besar dan akan memulai biduk rumah tangganya sendiri.
***
Rumah Kirana tidak terlalu ramai. Sesuai konsep yang mereka berdua sepakati, bahwa lamaran mereka kali ini akan diadakan secara tertutup dan intim saja.
Hanya beberapa teman Kirana juga Sadewa, keluarga inti dan tetangga dekat rumah sang mama Kiran yang ikut diundang mama Kirana.
Sadewa beserta keluarganya memasuki rumah Kiran yang sudah dihias sedemikian rupa. Di depan gerbang kediaman mamanya Hana pun tadi terdapat dekorasi bunga-bunga dan papan nama yang terukir namanya dan Kirana.
Eyang putri dan sang mama menggandeng lengan Sadewa, sang eyang juga beberapa kali menggenggam tangan cucu laki-lakinya yang sedikit dingin. Eyang juga menepuk-nepuk punggung tangan Sadewa dengan lembut, berharap bisa membantu menetralkan rasa gugup yang sedang merayapi cucu laki-laki nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Get Married
General FictionSelamat datang di projek abal-abal Author yang ke-3! Happy Reading ya Readers! Plagiator pergi sana, syuhsyuhh! **** "Let's get married! ayo bangun cinta sama saya!" kata-kata itu lolos begitu saja dari seorang dokter tampan di hadapan Kirana, ya...