Happy reading <3
*****
"Cihuy!" Wisnu berucap heboh sembari pura-pura batuk di akhir kalimatnya untuk menggoda Kiran yang baru saja datang.
"Ada yang punya sopir baru nih," sambung pria jangkung itu kembali.
"Ah masa? Siapa tuh?" Sambung Sasa menimpali sambil berdiri dari kursi yang ada di kubikelnya. Gadis itu bahkan menaik-turunkan alisnya untuk menggoda Kiran.
"Mentang-mentang punya sopir baru sampenya jadi paling akhir ya bun."
"Stt! Bacot banget lo pada," setelah mengatakan itu, Kiran duduk di kursi yang ada pada kubikelnya.
"Sopar-sopir sopar-sopir, tu orang calon suami gue ya," lanjutnya pongah. Widih, bolehlah ya sombong dikit.
"Uhuyyy! Sa, calon suami Sa. Pengen deh punya calon suami," ucap Wisnu dengan gaya khasnya.
"Salah server ni anak, calon istri woy!"
Bukan Sasa yang menjawab, itu Kiran. Ada-ada saja temannya yang satu ini.
"Eh iya, calon istri maksudnya," Wisnu meralat ucapan sebelumnya. Tenang, hanya sekedar untuk lucu-lucuan saja kok. Biar paginya tidak terlalu tegang. Bagaimanapun teman akrabnya yang satu itu lelaki normal. Memang gayanya saja yang memang sedikit, ya bisa dibilang lembut.
"Ya mangkanya cari Nu, lo sibuk parti aja. Pulang kerja parti, hari minggu parti, libur juga parti," ucap Sasa. Sesantai-santainya perempuan ini, lebih santai lagi Wisnu. Kehidupan Wisnu itu kalau ditelisik lebih dalam kayak orang nggak punya beban. Kerjaannya ya gitu porta-parti, terlalu santuy.
"Yee, iri tanda tak mampu lo Sa," jawab Wisnu.
"Eh iya, yang udah punya calon. Apakah hari ini ada makan-makan geratis," ucap Wisnu. Pria jangkung itu bahkan sudah bertanya sambil berdiri. Kemudian menaikan kedua alisnya menggoda Kirana kembali.
Kirana berdecak melihat muka menyebalkan yang ditampilkan Wisnu. Habis sudah ia digoda dengan Sasa dan Wisnu hari ini.
"Nu, semalem bukannya bungkusan lo lebih banyak daripada gue. Tante Hana ngasih depan muka gue loh, wah parah lo Nu," ucap Sasa. Sasa berdecak seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Pasalnya semalam Tante Hana, ibunya Kiran memberikan buah tangan berupa lauk-pauk yang masih tersisa. Dan bagian kresek Wisnu terlihat lebih menggelembung dari pada miliknya.
"Ya elah Sa, bukan git-"
"Iya, nanti mau makan apa gue traktir," ucapan Kiran mengintrupsi ucapan Wisnu. Menengahi perdebatan dua orang temannya ini yang siapa tau jodoh, soalnya berantem mulu.
Teriakan terdengar dari kedua teman kantornya itu. Jangan tanya siapa yang paling heboh, sudah pasti si Wisnu. Teriakan hebohnya sudah ngalah-ngalahin orang dapet uang satu karung penuh isi kertas merah bergambar soekarno hatta.
"Starbak ya Ran?" Tanya pria itu menyebutkan salah satu merk yang lumayan menguras kantung lah.
"Nu, dah dikasih hati minta jantung lo. Dasar!" Wisnu yang minta tapi Sasa yang tidak enak, bukannya apa ini kan sudah mau masuk akhir bulan. Ya you know lah gimana isi dompet, pasti sudah menipis.
"Iya, starbak Nu," jawaban Kiran membuat Wisnu mengepalkan tangan kanannya, bahkan pria itu meninju-ninju udara kosong kegirangan.
"Sasa nggak usah ya Ran, dia kan tadi nggak mau," timpal Wisnu.
"Nggak bisa gitu ya nu," ucap Sasa tak terima.
"Ya nggak bisa gitu dong Sa. Siapa suruh tadi sok-sokan nggak mau," Wisnu mulai mencerca Sasa. Siapa suruh tadi sok-sokan tidak mau kan?

KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Get Married
قصص عامةSelamat datang di projek abal-abal Author yang ke-3! Happy Reading ya Readers! Plagiator pergi sana, syuhsyuhh! **** "Let's get married! ayo bangun cinta sama saya!" kata-kata itu lolos begitu saja dari seorang dokter tampan di hadapan Kirana, ya...