Double up nih, slebew!
Happy Reading!
****
Kirana sedang menjaga sang mama dengan kak Sarah. Abangnya belum sampai juga tetapi sudah dalam perjalanan kembali ke ibu kota.
"Kiran, kamu jangan mikirin hal-hal yang terlalu jauh ya dek. Mama udah nggak papa, kata doter mama sehat kok. Cuma lagi butuh banyak istirahat aja, Kamu nggak perlu nyalahin diri kamu ya," Sarah mengusap bahu sang adik yang sedang asik memandangi sang mama yang sedang tertidur nyenyak di brankar pasien di sebelah mereka.
Dokter jaga tadi sudah visite sekitar pukul 07.30. Mama Hana yang sudah selesai sarapan dan meminum obatnya memutuskan kembali untuk mengistirahatkan tubuhnya, dikarenakan wanita paruh baya itu tidak bisa tidur semalam.
Kirana mengangguk, "iya kak, tapi..."
Ketukan dari arah pintu mengintrupsi kata-kata kiran yang belum sempat keluar dari bibirnya.
"Biar kakak aja."
Sarah berdiri dari duduknya dan beranjak ke arah pintu untuk melihat siapa yang datang.
Dahi Kirana sedikit berkerut, bukannya segera masuk kakak iparnya itu terlihat malah mengobrol dengan seseorang di balik pintu itu. Gadis dengan rambut sebahu itu sudah berdiri dari duduknya, tetapi alih-alih melangkah menghampiri sang kakak ipar dirinya malah terdiam kaku.
Salam yang terucap dari seseorang yang baru saja melewati daun pintu itu bahkan tak terdengar. Kirana ditelan keterkejutannya sendiri.
Sarah menjentikan kedua jarinya tepat di hadapan Kiran, "Kiran, kamu melamun?"
"Eh, ah nggak kok kak."
"Itu dijawab dulu salamnya dek."
"eh, waalaikumusalam," ucap Kiran terbata. Berarti ini bukan sekedar halu semata.
"Hai Kiran, apa kabar?" Ucap Sadewa pada Kirana.
"Baik dokter."
Bohong sudah pasti, lihat saja penampilan gadis itu. Mana sempat dia bersih-bersih ketika dia belum sempat pulang ke rumah. Makan saja untung-untung ingat.
Sadewa mengangguk mengerti, "gimana keadaan mama kamu?"
"Alhamdulillah sudah lebih baik Kak, mungkin lusa juga sudah pulang."
"Syukurlah kalo gitu."
"Kiran, temannya disuruh duduk dulu dek," Sarah kembali setelah meletakan satu buket bunga ke dalam vas yang ada di sana.
"Ini dokter Sadewa, yang nanganin ibu waktu di UGD kemarin. Katanya juga temen kamu ya?" Tanya Sarah penasaran.
"Eh, iya kak," ucapan Kirana yang singkat itu semoga saja mampu menjawab rasa penasaran sang kakak ipar.
"Dokter Sadewa sekali lagi terimakasih ya," ucap Sarah dengan seulas senyuman.
"Nggak perlu pegitu bu, sudah kewajiban saya," balas Sadewa dengan senyum ramah.
"Kalau begitu saya pamit ya bu Sarah dan Kiran. Tolong sampai saja salam saya untuk ibu Hana. Semoga lekas membaik," Sadewa berdiri dari posisi duduknya.
"Loh cepat sekali dokter?" Tanya Sarah penasaran. Pasalnya pria berkemeja baby blue itu baru saja mendudukan bokongnya di sana.
"Sebentar lagi jadwal praktek saya dimulai bu, Ibu Hananya juga masih perlu banyak istirahat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Get Married
General FictionSelamat datang di projek abal-abal Author yang ke-3! Happy Reading ya Readers! Plagiator pergi sana, syuhsyuhh! **** "Let's get married! ayo bangun cinta sama saya!" kata-kata itu lolos begitu saja dari seorang dokter tampan di hadapan Kirana, ya...