Part 6

4K 244 11
                                    

Hari terus berjalan, sudah satu minggu ini tidak ada yang mengetahui dimana keberadaan Mira hanya Rama yang mengetahuinya, setiap hari dua pasangan itu hanya berdiam di dalam gubuk yang jauh dari wilayah wolf maupun Vampire, Mira duduk di depan jendela menatap langit yang mulai berwarna jingga di antara pepohonan, dia menghela nafas panjang, menatap pintu yang tertutup rapat, menunggu kehadiran Rama yang pulang sejak tadi dan belum kembali sampai sekarang



di lain tempat Rama memandang orang tuanya dengan bingung karna orang tuanya ingin berbicara sesuatu yang penting katanya, Ayahnya berdehem sebelum berbicara


" Ayah ingin bertanya sama kamu Rama " ucap ayahnya, Rama mengangguk tak sabaran karna ia sudah meninggalkan Mira cukup lama, ia takut jika ada Vampire yang mengetahui keberadaan Mira dan membawanya pergi



" Ayah dan ibu tau kamu belum menemukan mate mu, maka dari itu ayah ingin menjodohkan mu dengan putri isatana bagian barat, karna ayah punya inting dia adalah mate mu " jelas ayahnya membuat Rama terbelak, ia tidak tahu masalah apa lagi yang akan mendatanginya, dia bangkit meletakkn kedua tangannya di pinggangnya



" Ayah apa-apaan sih, aku sudah menemui mateku " jelas Rama emosi


" Lalu segera bawa dia kehadapan kami Ram " pinta ayahnya masih keuku dengan keputusannya, Rama menghela nafas kasar duduk kembali memijit pelipisnya, ia tidak mungkin membawa Mira sekarang, di tengah kondisi yang masih panas,



" Tidak yah, dia belum saatnya kubawa kemari " jelas Rama, yahnya menggeleng


" Kalau kamu belum bisa membawanya kamu harus menerima perjodohan ini karna di perang besar nanti kamu yang akan menggantikan ayah bersama luna mu, maka dari itu kamu harus menerimanya " jelas ayahnya tak peduli jika Rama akan menolak, karna dia sangat yakin jika putri dari Alpha wilayah barat adalah mate anaknya,



" ayah tidak mengerti perasaan ku sekarang " ucap rama kecewa lalu melesat pergi, sebelum itu ia membawa apa yang sering ia bawa ketika balik dari istana, perasaanya sekarang kacau, ia tidak akan melepaskan Mira dan perjodohan konyol itu, meskipun ia harus di bunuh ayahnya ia tak akan menerimannya


saat malam sudah tiba ia baru tiba di gubuk tua itu, ia masuk dan mendapati Mira tengah berbaring menghadap lentera yang menyala di nakas, Rama berjalan keMira dan menyimpan rantang itu di nakas dan duduk di samping Mira yang tersenyum menatapnya, ia mengelus kepala Mira dan menunduk mencium keningnya


" Maaf aku kelamaan " pinta Rama, Mira mengangguk sambil tersenyum dia tahu Rama pasti dicari oleh kedua orang tuanya yang terus menghilang



" Iyyah ngak apaapa " ucap Mira lalu bangkit duduk, Rama meraih rantang dan membukanya, dia menyuapi Mira dengan pelan, Mira hanya tersenyum senang memiliki Mate seperti Rama yang sangat baik dan melindunginya



' Rama aku tidak sanggup melihat mate kita harus menderita seperti ini ' ucap Lusi serigala coklat Rama meraung di pikirannya


' Aku mengerti lusi, aku juga sama dengan mu, tapi mungkin kita harus melewati masalah ini dulu sebelum menuju kebahagiaan ' ucap Rama terus menyuapi Mira yang terlihat sangat lahap


' yah semoga saja masalah ini cepat berlalu Ram ' ucap lusi memutuskan obrolannya dengan Rama



setelah selesai menghabiskan makanannya Mira kembali tidur ditemani oleh Rama, Rama memeluknya erat membuat ia merasakan nyaman membuat ia cepat terlelap, sementara itu Rama memperhatikan wajah Mira dalam diam, dia menggelengkan kepalanya tak bisa membayangkan jika ia menerima perjodohan sialan itu dan meninggalkan Mate sesungguhnya yang begitu indah ini, ia bersumpah demi dewi bulan dia tidak akan meninggalkan Mira meskipun harus kematian yang harus memisahkan mereka,


Tiba-tiba saja Mira bergerak gelisah, tubuhnya seketika berkeringat membuat Rama terduduk memperhatikan Mira yang meliuk-liukkan tubuhnya tak nyaman di kasur, kemudian Mira membuka matanya menatap Rama dengan tatapan sayunya,


" Aku kepanasan Ram "




****


Tbc..


Wolf MoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang