Part 14

3.8K 272 6
                                    

" RIMBA "


Pekik Mira begitu mengetahui jika Rimba, si Raja Singa sedang terjebak di sebuah akar hidup yang menjerat tubuhnya dan itu membuatnya kesulitan bergerak

" Jangan bergerak Rimba " ujar Mira berjalan kesana dengan hati-hati, takut jika ia juga terjebak dengan akar hidup itu, ia mengambil batang kayu dengan ujung yang cukup runcing, dia mencoba menusuk akar itu agar melepas jeratannya tapi tak bisa malah makin mempererat jeratanya membuat Rimba mengerang , dia melempar batang itu melihat keseliling, ia mulai konsentrasi dan mencoba menggunakan kekuatannya karna ia sempat melihat akar yang menggantung disampingnya mulai bergerak, dengan sekali sentakan akar itu langsung melepas jeratanya pada tubuh Rimba, dan mereka segera melesat keluar, saat sudah merasa jauh Mira berhenti begitu juga dengan Rimba,


" Terimah kasih telah menolongku Mira " ujar Rimba, Mira mengangguk menatap Rimba dengan wujud singanya

" Rimba, boleh aku permisi sekarang aku sangat buru-buru " ujar Mira ketika kembali mengingat misi awalnya hingga ia sampai disini


" Kau akan kemana ?" tnya Rimba itu


" Aku harus ke puncak bukit Roro mengambil sebuah bunga merah yang mekar hari ini, itu obat untuk Mateku yang terluka karna  telah menyalamatkan ku " ujar Mira panjang lebar   


" Biar aku mengantar mu, karna bunga itu tidak mudah untuk dicabut apalagi diatas sana banyak prajuritku yang menjaga " ujar Rimba yang segera dibalas anggukan antusias oleh Mira, Mereka pun mulai melesat menuju puncak bukit yang tinggal beberapa jauh lagi di depan mata.


___


Mira dan Rimba berjalan menuju bunga yang bersinar terang bak emas itu di ikuti tatapan tunduk para penjaga disana yang merupakan singa yang sudah terlatih, saat sudah berada dihadapan bunga itu Mira berdecak melihat warna bunga itu yang memang warna merah padahal tadi saat ia melihat dari kejauhan warnanya berwarna emas,


" Bagaimana Rimba?? tanya Mira,


" Petiklah " perintahnya, Mira mengangguk dengan mengulurkan tangannya dia pun mulai mencabut bunga itu dengan tangkainnya


" Sekarang pulanglah nak, aku tau mate mu sangat memerlukan bunga itu " ujar Rimba


" Terima kasih banyak Rimba telah menolong ku " ujar Mira haru


" Aku yang harus berterima kasih pada mu, segeralah pulang langit sudah gelap " ujarnya lagi yang diangguki oleh Mira setelah itu dia menyimpan bunga itu di tas khusus yang sudah ia bawa tadi setelah selesai ia pun segera melesat pulang.



____


Semua orang tengah berkumpul di kamar Rama, tadi sore Rama sempat sadar, tidak lebih tepatnya tubuhnya kejang-kejang dan itu sangat membuat panik orang-orang di istana itu, Ibu Rama sudah menangis di pelukan Alphanya, sementara Jo dan Gevani juga sangat sedih karna Rama begini karna menyelamatkan putrinya dan juga sebuah fakta yang mengejutkan datang secara bersamaan bahwa Rama adalah Mate anaknya, dan dia sangat bangga terhadap Rama yang begitu tangguh dan rela mengorbankan nyawanya demi keselamatan Matenya


hingga malam menjelang mereka masih berkumpul dikamar Rama, sambil sesekali melihat Rama yang masih terlelap, hingga suara pintu kamar yg terbuka dengan kasar mengagetkan mereka sekaligus lega melihat siapa yang datang, Mira berjalan pelan menuju Rama yg terlihat pucat tiba-tiba setetes air matanya mengalir, dia duduk disamping Rama mengelus pipi pucat Rama sambil terus meneteskan air matanya tanpa suara, dia mengambil tas yg berisi bungan merah itu mengeluarkannya membuat yg berada dikamar itu terkejut


" Mira " seru Jo karna ia sangat tau bunga itu sangatlah tdak muda untuk diambil dan ia juga bingung dari mana Mira tau kalau bunga itu adalah obat Rama, Mira menghiraukan ayahnya ia mencabut beberapa kelopak bunga itu yang masih saja bercahaya dan menempelkan pada luka luna setelah selesai dia menundukkan tubuhnya mencium kening Rama lama lalu  bergesr kesamping


" Cepat bangun syang " bisiknya mencium pipi Rama kemudian berbalik menatap orang yg       sedari tadi hanya terdiam


" Ibu " ujar Mira lirih dan berlari menuju ibunya memeluknya dengan erat sambil terus menangiss


" Hiksss " tangis Mira semakin kencang membuat seisi ruangan bingung


" Ada apa syang, tenanglah " ujar Jo lembut mengusap rambut Mira


" Aku takut yah " ujar Mira sesegukan


" Takut kenapa hmmm " ujar Jo masih mengelus kepala Mira sementara Gevani hanya memeluk putrinya dengan syang


" Aku takut Rama tak selamat yah " raungnya sambil terus menangis


" Kau berhasil sayang "


sontak semuanya menengok kearah kasur dimana Rama yang mengerjapkan matanya, dengan cepat Mira melompat ketengah kasur disamping Rama  menankup pipi Rama sambil terus menangis


" Kau sembuh " ujarnya terbata, Rama mengambil tangan Mira yang berada dipipinya dan mengecupnya lama


" Terima kasih sayang " bisik Rama membuat Mira tersenyum senang, Lalu Rama menarik tengkuk Mira mencium bibir penuh yang sangat dirindukannya itu, semua orang hanya terbengong-bengong melihat aksi keduanya, dengan menggelengkan kepala mereka semua melesat keluar memberi waktu pada pasangan yang melepas rindu itu


" Aku sangat merindukan mu syang " bisik Rama lembut menarik Mira dalam pelukannya hingga Mira berbaring disisi Rama dan membalas pelukan Pria pujaanya


" Ram " panggil Mira lirih menatap mata Rama berkaca-kaca


" Anak kita " lirihnya sambil menangis, Rama tau ia sangat tau rasanya kehilangan buah hati yang belum diketahui keberadaanya itu sangat menyakitkan


" Kita harus mengikhlaskannya syang " bisik Rama serah dadanya terasa sesak memikirkan anaknya yang begitu malang karna terbunuh


" Kita akan membalas perbuatan mereka sayang " bisik Jo tegas , Mira teringat sesuatu hingga menatap mata Rama dengan sulit diartikan


" orang yg membunuh anak kita adalah perempuan ram " ujar Mira Rama menatap Mira menunggu kelanjutannya


" Dona, Tunangan mu "




*************


Tbc


Hay lama yah ngak update sekalinya update pendek bangett,, maaf yah klau bnyak typo soalnya ngak di edit nihh,


Happy  reading guys,,,

Wolf MoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang