Mempersembahkan, kisah mereka.

765 58 5
                                    

Beberapa peringatan dalam cerita ini, harap dibaca agar tak ada kesalahpahaman atau konflik. Aku membuat cerita ini tidak ada tujuan menyinggung atau apapun yang menyebabkan adanya konflik. Cerita ini sebagian terinspirasi dari kisah nyata dan imajinasiku sendiri, lalu aku memikirkan ide cerita untuk alur cerita selanjutnya dan meringkasnya.

Mungkin cerita ini akan mengandung beberapa perkataan kasar, kekerasan, pelecehan atau menyakiti diri sendiri. Apabila kamu merasa tidak nyaman, aku memohon untuk tidak membacanya. Latar yang ada dalam cerita ini adalah fiksi atau imajinasi. Apabila ada kesamaan dalam nama tokoh, hal tersebut tidak disengaja. Karena aku membuat nama tokoh muncul begitu saja dari ideku sendiri dan terlintas dibenak ku. Terimakasih.

Tertanda : Pembuat.

.
.
.

"Ayah... Ayo kita pergi dari sini. Fitri mohon..."

Dibalik punggung sosok ayah yang kokoh ituㅡ Terlalu hebat untuk berupaya keras menjadi tetap waras demi keluarga kecilnya.

Sosok ibu yang pemarah ituㅡ Terlalu banyak menyimpan keluh kesah yang telah usang.

Putri tunggal mereka, Fitriani Putri. Buah hati mereka bagaikan penerang. Namun, rupanya ia sama persis dengan sang ibu. Menyimpan kondisi yang sesungguhnya, mengendalikan dirinya dengan baik agar tetap stabil.

_____

"Zenand, kau harus berjanji pada papa, ya? Kalau Zenand tak akan membuat bunda Zenand cemas. Mengerti, Zenand?"

"Baik, papa. Zenand berjanji!"

"Maafkan Zenand, bunda..."

Dibalik Rintangan Harsa, terselip harapan dalam kisah mereka. Menanggung seluruhnya ditangan sang pengarang pun imajinasi miliknya.

"Jangan lenyap sebelum kisah ini selesai, Heva."

Rintangan Harsa { Perjalanan. }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang