𝕋𝕣𝕦𝕤𝕥𝕖𝕕 𝕓𝕪 𝕖𝕪𝕨𝕒

824 129 13
                                    

♬happy reading♪

Lo'ak berjalan pelan kearah tempat pelana penunggang ilu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lo'ak berjalan pelan kearah tempat pelana penunggang ilu. Ia memperhatikan keadaan sekitar lalu memanggil ilunya, ia mengambil salah satu pelana dan memasangkan ke punggung ilu-nya ketika muncul.

Baru saja lo'ak ingin pergi, namun terhenti ketika mendengar ada yang berbicara dari arah belakang.

"Kau tak boleh keluar dari sini, adikku"

Lo'ak menoleh, itu adalah kakak lelakinya, neteyam.

"Aku harus memperingatkan payakan soal alat pelacak itu" jawab lo'ak.

"No. Kau simpan saja niatan bodohmu itu disini saja" Ucap neteyam berjalan mendekati lo'ak.

"Dia terasingkan. Tidak ada yang memperingatinya kecuali aku!" Bantah lo'ak.

"Bro..."

Neteyam memegang kepala lo'ak.

"Kenapa kau selalu mempersulit masalah?" Terlepas sudah omongan neteyam kepada adiknya yang berkepala batu itu.

Lo'ak yang mendengar itupun menepis kasar tangan neteyam dan kembali membantah ucapan sang kakak.

"Tidak—"

"—Maksudku kenapa aku tak bisa jadi anak sempurna seperti mu?" Terlepas juga unek unek yang mengganjal dihati loak sejak lama. Omongan bocah hutan itu membawanya pada  hal hal yang terjadi dimasa lalu.

Tentang ia yang berusaha yang terbaik untuk mendapatkan perhatian kedua orangtuanya dan selalu berakhir sama, menjadi sasaran empuk amarah ayahnya.

"Sang tentara cilik yang sempurna."

"Aku bukan dirimu!" teriak lo'ak.

Neteyam yang mendengar penuturan adiknya pun menganggukkan kepalanya seolah olah menantang ucapan lo'ak, ia melipat bibirnya dengan tatapan elangnya yang menukik tajam.

ツ⁠ノ⁠⌒

ツ⁠ノ⁠⌒

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ᘛYes to heaven♪♬♪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang